6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan – TANYA DOKTER HEWAN
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

Memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing saat ini tidak hanya menjadi trend. Namun telah menjadi bagian dari hidup, sehingga banyak dari pet owner yang menganggap anjing dan kucing sebagai keluarga. Terkadang saat terjadi perubahan perilaku dan menjadi sakit pet owner menjadi panik dan merasa kebingungan.

Tapi, kondisi hingga menjadi sakit pada anjing maupun kucing menandakan adanya ketidakseimbagan pada tubuh mereka. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Terkadang kucing dan anjing sangat pintar menyembunyikan kondisi sakitnya hingga diketemukan pada kondisi yang benar-benar buruk dan mereka tidak bisa menanggung nya lagi.

Kita sebagai pet owner perlu jeli memang menghadapi kasus seperti ini. Pengetahuan terhadap kondisi tubuh normal anjing dan kucing pun perlu kita ketahui. Hal ini penting untuk memudahkan kita melakukan tindakan dan kapan harus segera ke dokter hewan.

Pemeriksaan kondisi tubuh dapat dilakukan secara sederhana dan mudah di rumah. Berikut 4 kondisi tubuh anjing dan kucing yang wajib di cek Pemilik Hewan

#1 Memeriksa selaput lendir

Selaput lendir atau membran mukosa terdiri dari gusi, bibir,  kelopak mata bagian dalam, bagian putih mata (sclera). Kondisi normal selaput lendir berwarna pink cerah. Hal ini menandakan peredaran darah berjalan dengan baik. Kelainan yang mungkin terjadi pada membran mukosa :

  1. Pucat (kondisi anemis) : warna selaput lendir menjadi tidak pink cerah namun berubah menjadi pucat menuju putih. Hal ini menandakan adanya gangguan pada kondisi darah, biasanya merujuk pada kondisi anemia. Pada kondisi ini cukup berbahaya jika disertai dengan kondisi lemas.
  2. Kebiruan (cyanosis/sianosis) : warna selaput lendir berubah menjadi biru, bahkan biru kehitaman. Hal ini menandakan asupan oksigen yang diangkut oleh darah berkurang. Jaringan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dapat terjadi pada hewan yang mengalami keracunan, maupun adanya gangguan pengangkutan oksigen (sesak nafas). Pada kondisi ini tidak dapat menunggu lama, perlu langsung penanganan dokter.
  3. Kuning (jaundice/ikterus) : warna selaput lendir kuning. Kondisi ini menandakan adanya gangguan di fungsi hati. Biasanya ditandai dengan gejala lainnya seperti muntah. Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi virus seperti Feline Infectious Peritonitis (FIP).
  4. Merah (pendarahan) : warna selaput lendir berubah menjadi merah seperti ada berkuan darah. Hal ini biasanya terjadi saat adanya benturan pada benda tumpul.
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

#2 Memeriksa Kulit Hewan

Kulit merupakan pelindung terluar dari tubuh. Kulit memiliki elastisitas yang menandakan tubuh terhidrasi dengan baik atau tidak. Kulit dapat mengalami kondisi yang buruk dan tidak elastis saat mengalami dehidrasi. Cara melakukan pemeriksaan kondisi kulit dengan mencubit kulit (tidak perlu khawatir kesakitan), jika saat dicubit cepat kembali ke kondisi semula maka kondisi kulit baik, namun jika tidak artinya hewan mengalami dehidrasi. Kondisi kulit yang lain diperhatikan pula ada memar, kebiruan, lepuh, scally (bersisik), dan kering.

#3 Memeriksa Suhu Hewan

Suhu atau temperatur merupakan salah satu parameter yang penting diketahui. Peningkatan suhu tubuh atau demam merupakan salah satu ciri adanya infeksi akut pada hewan. Peningkatan suhu tubuh juga dapat terjadi pada kondisi yang sangat panas. Atau mungkin terjadi pula hipotermia atau penurunan suhu tubuh pada kasus tertentu.  Suhu normal anjing dan kucing ada pada kisaran 37.5oC-39.5oC. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer digital maupun termometer raksa.Termometer digital dengan ujung fleksibel lebih disarankan karena mudah penggunaannya dan nyaman.

Cara penggunaan termometer:

  1. Bersihkan termometer menggunakan tisu sebelum digunakan
  2. Handle kucing dengan memeluknya
  3. Termometer dimasukkan ke anus, usahakan termometer tidak ditengah tapi di dinding anus
  4. Tunggu hingga ada bunyi bip, lalu perhatikan angka yang tertera

 

#5 Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

Pengukuran frekuensi nadi bisa dilakukan dengan menekan pembuluh darah yang berada di kaki depan bagian bawah dan di daerah paha bagian dalam. Pengukuran dilakukan selama 15 detik, hasil perhitungan dikalikan dengan 4 sehingga mendapatkan frekuensi nadi/menit. Normalnya frekuensi nadi pada anjing kucing ada pada kisaran 60-120 kali/menit. Semakin besar anjing akan semakin kecil frekuensi nadinya.

Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan
Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

 

#6 Memeriksa Frekuensi napas Hewan

Pengukuran frekuensi napas akan valid ketika hewan kondisi istirahat. Tidak setelah melakukan exercise seperti berlari dan aktifitas lainnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan melihat daerah perut. Pada daerah perut terdapat bagian yang melekuk dibelakang tulang rusuk. Pada daerah ini sangat jelas terlihat kembang kempisnya perut. Satu kali napas dihitung satu kali kembang kempis. Perhitungan dilakukan selama 60 detik atau 1 menit karena frekuensi nafas biasanya lambat. Normalnya pada najing dan kucing berkisar 20-30 kali/menit. Semakin kecil maka frekuensi napasnya semakin besar angkanya.

Cukup mudah kan, melakukan pengecekan kondisi untuk anjing dan kucing. Jangan lupa selalu beritahukan dokter hewan terkait kondisi pada anjing dan kucing. Hal ini akan sangat membantu dokter menentukan arah diagnosa.

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

2 comments

dok saya mau tanya. saya mengadopsi anak kucing yg saya temukan. mungkin usianya baru 2mingguan. perutnya buncit sekali. dia tidak mau minum. jarang kencing. dan hari ini dia BAB dan di kotorannya itu ada cacing yg masih bergerak. kira2 dia kenapa ya dok?

Leave a Reply to drh. Puspasari Respatiningtyas Cancel reply

*