Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

Memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing saat ini tidak hanya menjadi trend. Namun telah menjadi bagian dari hidup, sehingga banyak dari pet owner yang menganggap anjing dan kucing sebagai keluarga. Terkadang saat terjadi perubahan perilaku dan menjadi sakit pet owner menjadi panik dan merasa kebingungan.

Tapi, kondisi hingga menjadi sakit pada anjing maupun kucing menandakan adanya ketidakseimbagan pada tubuh mereka. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Terkadang kucing dan anjing sangat pintar menyembunyikan kondisi sakitnya hingga diketemukan pada kondisi yang benar-benar buruk dan mereka tidak bisa menanggung nya lagi.

Kita sebagai pet owner perlu jeli memang menghadapi kasus seperti ini. Pengetahuan terhadap kondisi tubuh normal anjing dan kucing pun perlu kita ketahui. Hal ini penting untuk memudahkan kita melakukan tindakan dan kapan harus segera ke dokter hewan.

Pemeriksaan kondisi tubuh dapat dilakukan secara sederhana dan mudah di rumah. Berikut 4 kondisi tubuh anjing dan kucing yang wajib di cek Pemilik Hewan

#1 Memeriksa selaput lendir

Selaput lendir atau membran mukosa terdiri dari gusi, bibir,  kelopak mata bagian dalam, bagian putih mata (sclera). Kondisi normal selaput lendir berwarna pink cerah. Hal ini menandakan peredaran darah berjalan dengan baik. Kelainan yang mungkin terjadi pada membran mukosa :

  1. Pucat (kondisi anemis) : warna selaput lendir menjadi tidak pink cerah namun berubah menjadi pucat menuju putih. Hal ini menandakan adanya gangguan pada kondisi darah, biasanya merujuk pada kondisi anemia. Pada kondisi ini cukup berbahaya jika disertai dengan kondisi lemas.
  2. Kebiruan (cyanosis/sianosis) : warna selaput lendir berubah menjadi biru, bahkan biru kehitaman. Hal ini menandakan asupan oksigen yang diangkut oleh darah berkurang. Jaringan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dapat terjadi pada hewan yang mengalami keracunan, maupun adanya gangguan pengangkutan oksigen (sesak nafas). Pada kondisi ini tidak dapat menunggu lama, perlu langsung penanganan dokter.
  3. Kuning (jaundice/ikterus) : warna selaput lendir kuning. Kondisi ini menandakan adanya gangguan di fungsi hati. Biasanya ditandai dengan gejala lainnya seperti muntah. Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi virus seperti Feline Infectious Peritonitis (FIP).
  4. Merah (pendarahan) : warna selaput lendir berubah menjadi merah seperti ada berkuan darah. Hal ini biasanya terjadi saat adanya benturan pada benda tumpul.
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

#2 Memeriksa Kulit Hewan

Kulit merupakan pelindung terluar dari tubuh. Kulit memiliki elastisitas yang menandakan tubuh terhidrasi dengan baik atau tidak. Kulit dapat mengalami kondisi yang buruk dan tidak elastis saat mengalami dehidrasi. Cara melakukan pemeriksaan kondisi kulit dengan mencubit kulit (tidak perlu khawatir kesakitan), jika saat dicubit cepat kembali ke kondisi semula maka kondisi kulit baik, namun jika tidak artinya hewan mengalami dehidrasi. Kondisi kulit yang lain diperhatikan pula ada memar, kebiruan, lepuh, scally (bersisik), dan kering.

#3 Memeriksa Suhu Hewan

Suhu atau temperatur merupakan salah satu parameter yang penting diketahui. Peningkatan suhu tubuh atau demam merupakan salah satu ciri adanya infeksi akut pada hewan. Peningkatan suhu tubuh juga dapat terjadi pada kondisi yang sangat panas. Atau mungkin terjadi pula hipotermia atau penurunan suhu tubuh pada kasus tertentu.  Suhu normal anjing dan kucing ada pada kisaran 37.5oC-39.5oC. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer digital maupun termometer raksa.Termometer digital dengan ujung fleksibel lebih disarankan karena mudah penggunaannya dan nyaman.

Cara penggunaan termometer:

  1. Bersihkan termometer menggunakan tisu sebelum digunakan
  2. Handle kucing dengan memeluknya
  3. Termometer dimasukkan ke anus, usahakan termometer tidak ditengah tapi di dinding anus
  4. Tunggu hingga ada bunyi bip, lalu perhatikan angka yang tertera

 

#5 Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

Pengukuran frekuensi nadi bisa dilakukan dengan menekan pembuluh darah yang berada di kaki depan bagian bawah dan di daerah paha bagian dalam. Pengukuran dilakukan selama 15 detik, hasil perhitungan dikalikan dengan 4 sehingga mendapatkan frekuensi nadi/menit. Normalnya frekuensi nadi pada anjing kucing ada pada kisaran 60-120 kali/menit. Semakin besar anjing akan semakin kecil frekuensi nadinya.

Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan
Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

 

#6 Memeriksa Frekuensi napas Hewan

Pengukuran frekuensi napas akan valid ketika hewan kondisi istirahat. Tidak setelah melakukan exercise seperti berlari dan aktifitas lainnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan melihat daerah perut. Pada daerah perut terdapat bagian yang melekuk dibelakang tulang rusuk. Pada daerah ini sangat jelas terlihat kembang kempisnya perut. Satu kali napas dihitung satu kali kembang kempis. Perhitungan dilakukan selama 60 detik atau 1 menit karena frekuensi nafas biasanya lambat. Normalnya pada najing dan kucing berkisar 20-30 kali/menit. Semakin kecil maka frekuensi napasnya semakin besar angkanya.

Cukup mudah kan, melakukan pengecekan kondisi untuk anjing dan kucing. Jangan lupa selalu beritahukan dokter hewan terkait kondisi pada anjing dan kucing. Hal ini akan sangat membantu dokter menentukan arah diagnosa.

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya



7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

Kurang nafsu makan pada kucing atau anorexia pada anjing dan kucing sering dikeluhkan oleh owner kepada dokter hewan. Kondisi ini bukan merupakan suatu penyakit, namun menjadi efek dari adanya penyakit atau perubahan pola makan. Kurang nafsu makan  pada kucing ini pun akan disertai gejala klinis lainnya seperti demam, lesu, dehidrasi, muntah, dan gejala lain yang terlihat.

Berikut 7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#1 Sakit akibat infeksi

Infeksi pada anjing dan kucing bisa bervariasi diakibatkan oleh virus maupun bakteri. Salah satu tanda adanya infeksi adalah demam, kondisi tubuh yang lemah, gangguan pencernaan (muntah, diare), dan umumnya disertai dengan penurunan nafsu makan pada kucing.

Infeksi yang diakibatkan virus biasanya akan memperlihatkan penurunan nafsu makan pada kucing yang cepat karena infeksi nya yang cukup berat. Penurunan nafsu makan kucing pada kondisi infeksi bisa terjadi dua atau 3 hari, reaksi kucing atau anjing biasanya makan hanya sedikit atau tidak makan sama sekali.

#2 Gangguan daerah mulut dan gigi

Kucing dan anjing pun bisa mengalami sariawan, kondisi ini menyebabkan sakit saat akan mengambil makan sehingga menolak untuk makan atau makan hanya sedikit saja.

Infeksi atau radang pada daerah gusi dan gigi (periodontitis) menyebabkan juga kesakitan pada daerah gusi sehingga makan lebih sedikit. Infeksi gusi dan gigi ini ditandai dengan bau mulut dan air liur yang lebih banyak.

Terdapat makanan atau tulang yang terselip pada gigi. Ketika memberikan tulang atau ikan pada anjing dan kucing tak jarang mereka pun tersedak, dan mungkin juga melukai bagian gusi dan gigi. Hal ini dapat menyebabkan sakit pada gusi sehingga nafsu makan kucing menurun.

#3 Bosan dengan makanan

Hal ini sangat mungkin terjadi pada anjing dan kucing loh pet lovers! Bayangkan saja memakan makanan yang sama selama bertahun-tahun dan tanpa variasi. Tentu saja ada rasa jenuh pada anjing dan kucing kita. Biasanya rasa jenuh akan terlihat ketika dia mencium makanan dan akhirnya makanan dibiarkan begitu saja. Walaupun kucing tidak bisa merasakan rasa manis seperti anjing, tapi lidah nya pun sensitive terhadap rasa lainnya terutama makanan yang baunya kurang menyengat.

#4 Mengalami perpindahan

Perpindahan ataupun menitipkan anjing maupun kucing bisa menjadi salah satu penyebab kucing tidak nafsu makan. Kondisi ini biasanya menyebabkan anjing dan kucing stress dan perlu beradaptasi. Anjing dan kucing pun sangat sensitive terhadap perubahan, mereka memiliki feeling dan mood sama seperti kita.

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya
7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#5 Usia tua

Pada usia tua atau senior tak jarang kucing menjadi kurang nafsu makan. Bisa disebabkan oleh gigi yang sudah mulai ompong, sakit saat berjalan, sakit saat menunduk mengambil makan, atau mungkin tidak selera makan. Hal ini disebabkan penciuman saat sudah tua tidak setajam usia muda, sehingga nafsu makan tidak terangsang oleh bau maknaan yang biasa saja.

#6 Gangguan pada saluran cerna

Gangguan pada saluran pencernaan seperti infeksi pada usus, lambung, serta hati dapat menyebabkan anjing atau kucing enggan menyentuh makanan. Kondisi ini karena adanya rasa sakit pada bagian perut. Biasanya disertai dengan muntah dan diare.

#7 Stress

Penyebabnya beragam bisa karena kondisi terlalu ramai, ada hewan baru dirumah, ada anjing atau kucing yang mengganggu, serta bisa juga stress karena ditinggalkan oleh pemiliknya. Anjing dan kucing memiliki perasaan yang sensitive, namun biasanya kucing lebih pandai menyembunyikannya. Stress yang berkepanjangan disertai dengan penurunan nafsu makan tentunya akan berbahaya bagi anjing dan kucing.

#8 Awal kehamilan dan akan melahirkan

Kehamilan bagi anjing dan kucing pun merupakan salah satu hal pemicu stress, tak jarang anjing dan kucing mengalami penurunan nafsu makan karena hormone yang berubah. Biasanya juga anjing dan kucing bisa mengalami muntah pada awal kehamilan karena hormone progesterone yang meningkat menyebabkan kondisi lambung lebih asam. Hal ini juga memicu penurunan nafsu makan pada anjing dan kucing. Akan melahirkan biasanya anjing dan kucing sudah gelisah dan tidak mau makan. Makanan yang dimakan pun biasanya akan dimuntahkan karena dorongan saat kontraksi.

Penyebab tidak mau makan atau penurunan nafsu makan pada kucing dan anjing ini memang beragam. Pengobatan dan penangannya tentunya berdasarkan pada penyebabnya. Dokter akan menanyakan pertanyaan seputar apa yang dimakan sebelumnya, bagaimana vaksinasi dan obat cacingnya, lalu pertanyaan lainnya yang mnejurus kepada diagnose dokter. Sebaiknya Anda memperhatikan betul pola makan anjing dan kucing Anda sehingga bisa mengetahui jika terdapat perubahan pada pola makannya.

 

Cara Mengatasi Kucing Tidak Mau Makan

Repot juga ya kalau anjing atau kucing tidak mau makan. Kadang sudah diberikan makanan yang biasa dia makan pun tidak dimakan. Penyebab tidak nafsu makan ini memang beragam, sehingga perlu diketahui penyebabnya lalu diberikan penangannya. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus tentunya akan berbahaya bagi kucing maupun anjing. Biasanya ada muntah warna kuning yang menandakan perut kosong sehingga asam lambung meningkat, ataupun bau mulut seperti bau aseton (pembersih cat kuku) sama seperti bau mulut kita yang sedang puasa karena adanya keton atau asam lemak akibat pembentukan energy cadangan.

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi kucing yang tidak mau makan :

#1 Jangan pernah merubah tempat makan, posisi tempat makan, waktu makan

Anjing dan kucing biasanya sangat terbiasa dengan pola yang berulang. Perubahan sedikit saja dapat menyebabkan kucing kehilangan nafsu makannya, sehingga sebaiknya jika akan melakukan perubahan tidak drastic namun perlahan-lahan. Waktu makan yang regular atau tetap pun sebenarnya memudahkan pengaturan diet untuk anjing maupun kucing.

#2 Hangat kan makanan

Anjing dan kucing sangat sensitive dengan indra penciumannya sehingga akan lebih tertarik pada makanan dengan bau yang menyengat dan menggugah selera. Memberikan ayam atau ikan rebus ditambah dengan kaldu ayam yang telah dihangatkan bisa menggugah selera makannya. Namun, pastika saat akan disajikan suhu makanan sudah dingin. Teknik menhangatkan makanan ini pun baik untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing anjing yang sudah tua.

#3 Buat variasi makanan

Memakan makanan yang sama setiap harinya tentu membuat bosan. Anda bisa menambahkan ikan rebus, daging cincang, sardine, jeroan ayam, jeroan sapi, apapun yang dapat dicampurkan dengan makanan yang biasa dia makan. Biasanya variasi makanan ini akan menambah nafsu makannya. Untuk anjing, menambahkan minyak zaitun ataupun sayuran bisa menjadi pilihan yang menyehatkan. Selain itu, memberikan snack dengan buah pun dapat meningkatkan nafsu makannya.

#4 Tambah protein maupun lemak

Cara ini sangat baik digunakan pada kucing, menambahkan makanan kucing dengan makanan lain yang tinggi protein seperti ikan rebus, makanan kitten, serta ikan kalengan dapat membuat nafsu makan kucing meningkat.

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya
7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#5 Memberikan suplemen meningkatkan nafsu makan kucing

Sebenarnya suplemen untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing ini bisa diberikan kapan saja, tidak hanya saat mengalami kondisi tidak nafsu makan. Biasanya suplemen mengandung banyak vitamin dan mineral yang sangat baik untuk menjaga kesehatan. Secara alami, dapat menggunakan temulawak atau kunyit, tidak hanya bisa meningkatkan nafsu makan pada manusia, namun bisa juga digunakan untuk meningkatkan nafsu makan pada anjing dan kucing.

Penurunan nafsu makan pada anjing dan kucing ini akan mempengaruhi pada kesehatannya di kemudian hari. Waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan penuruna berat badan, dehidrasi, bahkan kondisi kurus yang sulit untuk diperbaiki. Beberapa cara diatas dapat dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing, namun jika tidak mengalami perubahan segera bawa ke dokter hewan untuk menghindari kondisi yang lebih parah.

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 



Tulis Pertanyaan Dokter Hewan

Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda

[Update] Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda

Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda

Musim penghujan memiliki karakteristik curah hujan yang cukup tinggi terutama di Negara tropis seperti Indonesia. Musim penghujan pun memiliki kelembaban (relative humidity) yang cukup tinggi sehingga memberikan masalah terhadap kondisi tubuh terutama kulit. Musim penghujan di Indonesia terjadi pada bulan-bulan tertentu, perubahan dari musim ekmarau panjang menuju musim hujan memang memberikan masalah tersendiri. Musim peralihan, musim pancaroba memang dapat membuat manusia maupun hewan peliharaan mengalami penurunan daya tahan tubuh dan menyebabkan kondisi sakit. Berikut penyakit yang umum terjadi pada musim penghujan

#1 Penyakit kulit

Kulit merupakan pelindung tubuh yang memiliki sifat cukup sensitive terhadap perubahan iklim, dapat cepat kering bahkan menjadi lembab. Anjing dan kucing tidak memiliki kelenjar keringat pada seluruh tubuhnya namun hanya terdapat pada footpad atau bantalan kaki saja. Selain itu, kelenjar minyak pada anjing dan kucing pun mengahsilkan aroma khas dari anjing dan kucing serta sedikit menyebabkan rambut dan kulit menjadi lembab. Musim penghujan ini memiliki kelembaban yang tinggi sehingga mikroflora normal yang ada di kulit termasuk jamur mengalami perkembangbiakan yang berlebihan sehingga menimbulkan infeksi jamur, yaitu kapang (dermatofitosis/ringworm), serta khamir (yeast) yang menyebabkan infeksi pada kulit. Infeksi jamur ini menyebabkan kegatalan pada kulit disertai kondisi lembab pada kulit dan lipatan kulit yang dapat menyebabkan berkembangnya pula bakteri sehingga menyebabkan penyakit kulit lainnya yaitu pyoderma/ hot spot (dermatitis bernanah serta selalu basah).

Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda
Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda

Baca juga : Penyakit kulit pada anjing kucing 

#2 Penyakit saluran pernapasan

Penyakit saluran pernapasan yang terjadi pada kucing saat musim penghujan dikarenakan imunitas atau daya tahan tubuh yang menurun. Penyakit saluran pernapasan ini dapat diakibatkan oleh virus maupun bakteri. Kucing maupun anjing yang tidak divaksinasi akan lebih rentan mengalami infeksi saluran pernapasan oleh virus.

Gejala Klinis

##Gejala klinis infeksi saluran pernapasan semua serupa yaitu flu, batuk, bersin, sesak nafas. Demam merupakan hal yang terjadi karena adanya respon tubuh melakukan perlawanan terhadap penyakit, membentuk antibodi. Nafsu makan menurun, lemah, merupakan efek yang umum terjadi karena adanya tidak nyaman dan rasa sakit. Eksudat atau ingus hijau biasanya akan terlihat jika disertai infeksi bakteri

Contoh penyakit saluran pernapasan

##Feline calicivirus dan feline rhinotracheitis merupakan penyakit saluran pernapasan yang umum terjadi pada kucing. Feline calicivirus akan memperlihatkan gejala yang lebih khas yaitu adanya luka pada lidah (sariawan). Pada Anjing kemungkinannya adalah terjadi infeksi parainfluenza virus disertai infeksi bakteri Bordetella bronchoseptica atau yang sangat lazim dikenal dengan kennel cough.

#3 Penyakit saluran pencernaan

Daya tahan tubuh yang menurun saat musim penghujan dapat mengganggu saluran pencernaan. Infeksi saluran pencernaan dapat diakibatkan oleh bakteri maupun virus.

Gejala Klinis

## Gejala klinis untuk infeksi saluran pencernaan dapat berupa muntah, diare, tidak nafsu makan, lemah, lesu, dehidrasi, demam.

Contoh penyakit saluran pencernaan pada Anjing dan Kucing

## Anjing dapat mengalami hepatitis akut yang diakibatkan infeksi dari virus, karena tidak melakukan vaksinasi terhadap virus Hepatitis. Hepatitis memiliki gejala umum infeksi saluran pencernaan disertai dengan kondisi khas yaitu perubahan warna kuning pada kulit, gusi, mata. Penyakit distemper pun dapat terjadi pada anjing dengan gejala muntah yang sangat parah hingga dehidrasi, terdapat kondisi khas yaitu footpad atau bantalan kaki menjadi mengeras (hyperkeratosis). Infeksi Parvovirus pun memberikan gejala infeksi saluran pencernaan, bahkan amat parah karena mengalami muntah dan diare hingga diare berdarah (melena). Infeksi bakteri biasanya mengiringi infeksi virus karena imunitas atau daya tahan tubuh yang menurun.

Baca juga : Panleukopenia (distemper) pada kucing 

##Diare pada anjing dan kucing di musim penghujan pun dapat dipicu oleh stress karena perubahan iklim yang ekstrim. Kondisi stress dapat memicu perubahan keseimbangan mikroflora (bakteri baik) dalam saluran pencernaan terutama usus, sehingga bakteri pathogen (penyebab penyakit) akan berkembang lebih banyak. Ketidakseimbangan bakteri dalam usus akan memperlihatkan kondisi diare.

Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda
Saat musim hujan, ini 4 penyakit yang mengintai Kucing dan Anjing Anda

#4 Leptospirosis

Leptospirosis tidak hanya menjadi kasus penyakit untuk manusia. Namun, anjing pun dapat tertular leptospirosis yang akan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Leptospirosis ini bersifat zoonosis sehingga manusia dapat tertular. Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. Bakteri ini sangat senang berenang di genangan air terutama saat hujan. Bakteri ini berkembang di saluran kemih tikus dan anjing, dan akan dikeluarkan melalui urin. Anjing dan manusia dapat terinfeksi leptospira karena kontak dengan urin tikus atau anjing yang mungkin berada di genangan air. Gejala klinis leptospirosis pada anjing yaitu demam, kencing darah, sulit kencing, kuning pada kulit, gusi, diare, muntah, bahkan dapat berakibat kematian.

Kondisi tubuh yang baik saat musim penghujan maupun musim peralihan antara penghujan dan kemarau dapat meminimalisir terjadinya penyakit pada anjing dan kucing Anda.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

[Update]Tips mencegah kucing dan anjing sakit saat musim hujan

Tips mencegah kucing dan anjing sakit saat musim hujan

Musim penghujan memicu terjadinya berbagai penyakit yang diakibatkan oleh bakteri, virus, maupun organisme lainnya. Hal ini terjadi karena perubahan musim memberikan efek stress terhadap kucing dan anjing. Kondisi stress ini dapat menyebabkan penurunan imunitas atau daya tahan tubuh. Seperti halnya pada manusia musim penghujan merupakan musim yang rentan terhadap penyakit. Berikut tips mencegah kucing dan anjing sakit saat musim hujan.

Tips mencegah kucing sakit saat musim hujan
Tips mencegah kucing sakit saat musim hujan

#Memberikan nutrisi yang cukup

Pada kondisi hujan dan dingin, sering kali anjing maupun kucing terlihat lebih diam dan tidak aktif. Namun, tetap perlu diberikan nutrisi yang cukup untuk menjaga daya tahan tubuhnya. Saat melihat kucing mulai diam, tidak nafsu makan, kita perlu merangsang nafsu makannya dengan memberikan pakan yang memiliki bau menyengat, biasanya makanan basah akan lebih beraroma dan mudah dicerna.

Baca juga : Membuat makanan basah untuk anjing kucing 

#Suplemen immunomodulator

Immunomodulator (perangsang imunitas) berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Suplemen untuk kucing baik dalam bentuk herbal, pasta maupun tetes bisa juga diberikan agar tetap mendapatkan mineral dan vitamin yang cukup untuk anjing kucing. Merk nya banyak ditemukan di petshop online maupun offline.  Immunomodulator untuk anjing dan kucing mudah didapatkan, biasanya suplemen ini mengandung ekstrak Echinacea, diantaranya Imboost dan stimuno merupakan brand obat manusia yang dapat digunakan untuk anjing dan kucing Anda. Cukup berikan 1 mL 1 kali sehari untuk anjing dan kucing.

#Probiotik

Probiotik dapat memperkaya bakteri dan organisme “baik” pada saluran cerna khusus nya usus, sehingga terdapat keseimbangan antara bakteri “baik” dan bakteri “jahat” penyebab penyakit.  Probiotik mudah ditemukan di pasaran diantaranya kefir, yoghurt. Pemberian probiotik cukup 1 sdm perhari.

#Vaksinasi

Pada saat pancaroba maupun musim penghujan, kondisi tubuh bisa menurun karena lingkungan yang dingin dan lembab bisa membuat kucing dan anjing stress, tidak nyaman, sehingga bisa meningkatkan resiko infeksi termasuk virus. Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah dan menurunkan resiko terinfeksi virus. Vaksinasi anjing dan kucing mulai dari usia 8 minggu sangat dianjurkan sehingga tubuh dapat membentuk antibodi untuk melawan virus serta bakteri penyebab penyakit.

Baca selengkapnya : vaksinasi pada anjing kucing 

Pencegahan penyakit ini akan berhasil jika diiringi dengan menjaga hygiene dan sanitasi dengan selalu menjaga kebersihan kandang, tempat makan dan minum. Usahakan juga anjing dan kucing pada kondisi hangat, tidak kedinginan bahkan terkena hujan. Jika kandang anjing diletakkan diluar rumah maka perlu diberikan pelindung untuk menghindari kedinginan. Serta memberikan minum dan pakan yang baik untuk anjing dan kucing.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas