Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia

Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia

Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia
Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia

 

 

Sumber berita lengkap :

Sudiman Garingging Positif Kena Rabies Stadium Akhir! Melolong dan Mengamuk Terpaksa Diisolasi

Tak Tertolong, Pasien Rabies Itu Meninggal! Selamat Jalan Sudiaman Garingging…

 

Nyata terjadi, merupakan fakta yang mengerikan dan sangat tidak menyenangkan.

Dilansir dari metrosiantar.com , pekan lalu, tepatnya 17 Maret 2017 terdapat laporan kasus rabies yang cukup mengkhawatirkan. Pasalnya, gejala yang diperlihatkan sudah menunjukkan adanya kesakitan yang teramat disertai adanya gangguan sistem syaraf (takut dengan air, cahaya, dan sering mengamuk).

Memang Indonesia belum berhasil melaksanakan program bebas rabies, tapi masih dalam proses dengan terus menggalakkan program vaksinasi rabies kepada hewan penular rabies oleh dinas peternakan dan kesehatan hewan daerah yang masih terdapat kasus rabies.

Apa sebenarnya rabies ?

Rabies atau sering kita kenal dengan penyakit Anjing Gila, merupakan zoonosis (penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia) disebabkan oleh virus Lyssa. Virus ini termasuk virus golongan Rhabdoviridae yang tinggal di dalam sel dan membentuk badan inklusi (negri bodies). keberadaan negri bodies ini sangat khas pada rabies dan bisa ditemukan dibagian otak kecil bagian hippocampus.

Bagaimana gejala hewan yang terkena rabies?

Virus ini senang sekali mendiami kelenjar ludah, sistem syaraf, dan otak. Sehingga gejala yang muncul biasanya :

  • salivasi atau liur berlebih,
  •  agresif
  • kejang-kejang,
  • tidak fokus,
  • tidak memiliki koordinasi yang baik,
  • apatis pada lingkungan sekitarnya
  • tidak nafsu makan
  • takut dengan air
  • takut dengan cahaya
Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia
Ciri Anjing Rabies dan Bahayanya Bagi Manusia

Bagaimana Rabies bisa menular ?

Penularan rabies secara umum oleh gigitan hewan terinfeksi rabies ke hewan lain dan manusia. Hewan yang menularkan rabies yaitu Anjing, Kucing, Kera, Musang, Racoon. Melalui gigitan akan menyebabkan virus masuk ke sistem syaraf akhirnya menyebar ke seluruh sistem syaraf dan otak.

Setelah menggigit, hewan yang terinfeksi rabies akan menularkan virus melalui ludah Dan masuk ke tubuh melalui luka. Virus akan dengan mudah masuk melalui luka, pembuluh darah, lalu menyasar bagian sistem syaraf. Terus menjalar ke sistem syaraf hingga ke otak (sistem syaraf pusat). Selanjutnya anjing ataupun hewan yang terinfeksi rabies akan mengalami kematian setelah 7-14 hari .  Setelah mati, Anjing Dan hewan penular rabies lainnya akan dilakukan pemeriksaan di bagian otak nya. Kalau positif rabies akan terlihat adanya badan inklusi di otak.

Selama masa observasi terhadap Anjing Dan hewan penular rabies yang menggigit. Perlu dilakukan penanganan terhadap orang yang terkena gigitan. Saat pertama Kali digigit langsung basuh luka dengan sabun di air yang mengalir selama 10-15 menit  lalu diberikan antiseptik (detol, betadine). Kemudian segera dibawa ke puskesmas, Rumah sakit, maupun Klinik untuk diberikan vaksin anti rabies maupun serum anti rabies. Umumnya vaksin anti rabies yang diberikan pada korban gigitan.

Biasanya vaksin akan diulang saat hari ke 7 , dan hari ke 21 atau 28.

Vaksin anti rabies penting untuk manusia setelah tergigit, untuk mengurangi keparahan gejala yang muncul dan membentuk pertahanan terhadap virus.

Perkembangan penyakit rabies sangat tergantung dengan jenis luka, posisi gigitan nya. Jika gigitan menyebabkan luka dan pendarahan hebat serta dekat dengan kepala misalnya bahu, punggung, kemungkinan bisa mengalami progress yang lebih cepat dan parah.

Gejala yang muncul pada manusia sama seperti gejala yang muncul pada hewan :

  • demam
  • nyeri bagian kepala
  • menggigil
  • kejang
  • mulut berbusa
  • haus tapi tidak bisa minum karena tenggorokan sakit, tidak bisa menelan akibat syaraf
  • takut dengan cahaya, karena mata lebih sensitif terhadap cahaya
  • agresif, mengamuk, bahkan bisa melakukan tindakan yang sangat membahayakan diri sendiri (diakibatkan oleh rasa sakit yang teramat sangat dan sistem syaraf yang tidak terkendali)

 

Siapa yang bisa terkena infeksi rabies?

Semua orang tanpa terkecuali bisa terkena infeksi rabies, terutama yang belum melakukan vaksinasi rabies.

Umumnya kasus gigitan banyak terjadi di anak-anak, karena anak anak sulit melawan saat digigit, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga ketika kontak dengan anjing dan hewan penular rabies lainnya kemungkinan tergigit sangat sering.

Profesi yang berhubungan dengan hewan seperti Dokter hewan, paramedis, peneliti, dan profesi lain yangs sering kontak dengan hewan bisa memiliki resiko tinggi terhadap infeksi rabies .

Bagaimana Pencegahan rabies ?

Rabies sangat mudah dicegah dengan melakukan vaksinasi pada hewan penular rabies (anjing, kucing, musang, racoon, kera). Vaksinasi bisa dimulai usia 12 minggu saat hewan sehat dan diulang lagi setiap tahunnya. Pemeriksaan titer rabies juga perlu dilakukan untuk melihat tingkat proteksi terhadap virus rabies. Pemeriksaan titer rabies pun wajib dilakukan kalau ingin membawa anjing dan kucing ke luar negeri terutama daerah yang bebas rabies.

baca juga : traveling ke luar negeri bersama anjing dan kucing

Tindakan Pencegahan Terhadap Rabies

  • Hindari melakukan tindakan provokasi yang bisa menyebabkan anjing maupun hewan penular rabies lain menggigit.
  • Hindarkan anak kecil melakukan tindakan yang beresiko untuk digigit, selalu awasi anak kecil saat bermain dengan hewan.
  • Jika mengajak berjalan-jalan hewan perlu menggunakan leash atau tali tuntun agar mudah dikendalikan. ‘
  • Jangan melepas liarkan hewan peliharaan dan tidak memberikan identitas seperti kalung. Usahakan tetap didalam lingkungan rumah
  • Selalu menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan rajin melakukan check up setiap 6 bulan sekali.

Referensi : Pedoman Pelaksanaan Program Penanggulangan Rabies di Indonesia 2011. Departemen Kesehatan Republik Indonesia

 

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Drh Puspasari Respatiningtyas.
https://tanyadokterhewan.com

6 Cara Mengobati Luka Pada Kucing dan Anjing

6 Cara Mengobati Luka Pada Kucing dan Anjing



6 Cara Mengobati Luka Pada Kucing dan Anjing

Luka pada kucing dan anjing tidak bisa kita rencanakan, namun bisa terjadi kapan dan dimana saja.

Seperti kita, luka pada anjing dan kucing penyebabnya bisa beragam seperti kecelakaan, tergores, gatal dan menggaruk berlebihan sehingga menyebabkan luka dan lain sebagainya. Reaksi terhadap kondisi luka tentu sakit, namun derajat sakitnya beragam.

Baca juga : tanda kucing dan anjing sakit

Bentuk luka pun beragam yaitu :

  1. Luka tertutup: luka ini tidak terlihat secara langsung namun bisa menyebabkan kesakitan saat disentuh. Luka ini bisa terjadi pada organ dalam atau memar otot saja. Biasanya akan terlihat kebiruan, terkadang bengkak akibat ada bekuan darah.
  2. Luka terbuka: luka ini jelas terlihat. Jenis luka terbuka pun beragam yaitu :
    – luka tergores, atau luka lecet hanya berupa goresan biasanya terdapat pendarahan kecil. Bisa juga disebabkan oleh kucing yg senang menjilati kulit yang gatal sehingga menyebabkan luka lecet akibat lidah kucing yang tajam dan berduri. Luka lecet ini pun disebabkan oleh anjing yang menjilati kulit berlebihan akibat gatal karena gigitan serangga salah satunya kasus acral lick dermatitis.
    – luka tertusuk, luka ini biasanya kecil terlihatnya namun dalam. Bisa terjadi pada anjing yang tertusuk besi, kayu. Ataupun pada kucing yang digigit kucing lainnya karena gigitan kucing akan dalam namun bagian luar akan terlihat luka kecil. Biasanya akan menyebabkan abses atau radang berisi nanah akibat luka ini.
  3. Luka terkoyak: biasanya sangat jelas terlihat dengan bentuk yang tidak beraturan. Bisa disebabkan oleh gigitan hewan lain, akibat pertengkaran dengan hewan lain, bisa juga karena kecelakaan yang menyebabkan luka terkoyak.
  4. Luka irisan: bentuknya seperti bagian yang terpotong, bisa disebabkan oleh benda tajam.

 

Luka pada anjing dan kucing bisa menyebabkan komplikasi yang dibiarkan bisa berujung pada kondisi fatal.

Berikut 4 komplikasi yang mungkin terjadi saat luka pada kucing dan anjing Anda :

  1. Radang, Radang memiliki 5 gejala umum (panca-radang) yaitu, merah (rubor) karena aliran darah saat radang akan lebih banyak dan terkonsentrasi di daerah yang luka. Panas (kalor) karena saat aliran darah banyak ke daerah luka akan membuat kondisi daerah sangat aktif. Sakit (dolor), saat luka dan menyebabkan radang akan menimbulkan rasa sakit.  Tidak bisa bergerak atau berfungsi (fungsiolesa) karena adanya rasa sakit. Bengkak (tumor) kondisi normal saat radang karena banyaknya darah dan sel pertahanan lain yang migrasi ke luka sehingga menyebabkan jaringan yang bengkak.
  2. Radang disertai nanah (abses) :  Luka juga menyebabkan bakteri dan sel pertahanan (makrofag, sel darah putih) bisa migrasi ke dalam luka dan akan menyebabkan timbulnya nanah. Biasanya abses ini akan pecah disebabkan oleh elastisitas otot yang berkurang akibat adanya tekanan. Abses yang pecah akan lebih baik dibandingkan dengan abses yang belum pecah karena lama kelamaan abses yang tidak pecah akan menyebabkan jaringan menjadi mengeras dan mengganggu dalam aktifitas anjing dan kucing. Abses bisa ditangani dengan menggunakan penusukan (punctio/puncture) oleh dokter hewan. Alat yang digunakan harus steril.
  3. Luka membusuk (gangrene) : saat luka terutama luka terbuka sangat memungkinkan masuknya bakteri. Darah, cairan, kondisi lembab merupakan faktor yang baik dalam perkembangan bakteri, sehingga bakteri bisa menyebabkan luka menjadi infeksi karena hasil metabolisme bakteri seperti timbulnya gas. Bahkan jika luka dibiarkan pun bisa menyebabkan bakteri pembusuk pun akan kontaminasi luka. Tidak menutup kemungkinan luka menjadi gangrene (terlihat hitam dan nekrosa (jaringan mati) sehingga perlu diamputasi.
  4. Luka berbelatung (miasis) : miasis atau infestasi larva lalat (belatung/maggots) pada jaringan. Luka terbuka mengandung darah dan otot yang terbuka sangat disukai oleh lalat. Lalat bisa bertelur di luka dan akan berkembang menjadi belatung (larva lalat). Tidak semua lalat bisa menyebabkan miasis, lalat hijau (chrysomya bezziana) merupakan lalat yang bisa menyebabkan miasis, lalat rumah (musca domestica) tidak bisa menyebabkan miasis. Kondisi miasis pada anjing dan kucing perlu segera diberi penanganan oleh dokter hewan. Dokter akan membersihkan luka dan memberikan larvacida sehingga larva lalat bisa mati.

Lalu, bagaimana kalau anjing dan kucing mengalami luka?

Sebagai pet owner ada baiknya kita memiliki perlengkapan P3K untuk anjing dan kucing.
Terutama perlengkapan standar seperti antiseptik maupun obat luka.  Saat kondisi luka kita perlu melakukan berbagai hal yang penting. Berikut 7 Hal yang penting dilakukan untuk mengobati kucing dan anjing Anda saat luka

PENTING !! P3K UNTUK ANJING DAN KUCING

  1. Memperhatikan bentuk luka
  2. Perlu diperhatikan bentuk luka pada anjing dan kucing, karena akan menentukan perawatan dan tindakan selanjutnya. Misalnya luka terkoyak dan pendarahan tentu pendarahan perlu dihentikan dengan menekan disertai dengan tidak banyak pergerakan agar luka terkoyak tidak semakin lebar.
  3. Perlu membawa ke dokter hewan : kondisi ini penting jika luka disertai pendarahan yang cukup banyak, luka terbuka lebar yang butuh tindakan penjahitan, serta luka lainnya.
  4. Perawatan luka dengan menggunakan antiseptik
    – Antiseptik banyak ditemukan di pasaran seperti povidon iodine (betadine), rivanol. Tidak disarankan membersihkan luka dengan alkohol karena bisa merusak jaringan. Perawatan luka ini juga diawali dengan menggunakan air hangat untuk melunakkan jaringan dan mengurangi kontaminasi bakteri. Air hangat juga membantu untuk melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah ke luka semakin meningkat akan menyebabkan mempercepat persembuhan luka.
  5. Pemberian obat luka
    – Obat luka yang digunakan untuk anjing dan kucing dipastikan aman dan tidak menyebabkan iritasi. Saya pribadi lebih cenderung menggunakan obat luka yang alami seperti minyak zaitun (olive oil) yang pure untuk kucing saat luka. Efeknya terhadap luka pun baik, luka menjadi lebih kering dan mudah menutup. Madu juga bisa menjadi alternatif untuk pengobatan luka, madu mengandung senyawa antibakteri alami sehingga bisa mempercepat persembuhan luka. Selain itu, madu merangsang sel pertahanan untuk meningkatkan pertumbuhan jaringan, menekan peradangan, dan mempercepat proses penghancuran (autolisis) dari sel mati (Rhodes dan Molan 2015).
  6. Penggunaan E-Collar (Elizabeth collar) atau corong pada anjing dan kucing
    – E collar merupakan salah satu alat yang bisa digunakan pada anjing kucing, berbentuk corong yang bisa membuat anjing maupun kucing tidak bisa menjilati luka.
    – E collar sangat penting untuk membantu mempercepat persembuhan luka. Saat persembuhan luka secara natural anjing maupun kucing akan menjilat luka dan menggaruknya karena sakit, gatal, dan tidak nyaman. Namun ini bisa membuat luka menjadi lebih parah. Terutama pada kucing dengan lidah yang berduri, akan membuat luka menjadi tergores dan berdarah. Penggunaan e collar ini sangat d penting berdasarkan saran dan pengawasan dari dokter hewan.Awalnya memang tidak membuat nyaman anjing dan kucing karena tidak terbiasa, bahkan merasa terancam karena pandangannya yang terganggu. Oleh karena itu perlu disesuaikan panjang corong, jenis bahan, agar tidak mengganggu saat makan maupun aktifitas lainnya. Elizabeth collar ada yang berbahan kaku, berbahan kain, ada yang inflatable (atau bisa dikembang kempiskan seperti balon)
    Kasus luka memang tidak bisa disepelekan, karena berbagai bentuk luka membutuhkan perawatan dan penanganan yang berbeda. Manajemen luka pun sangat berpengaruh dengan proses persembuhan luka. Sebaiknya tetap konsultasikan dengan dokter hewan kondisi kesehatan anjing dan kucing terutama pada kondisi darurat.*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
    Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

    Drh Puspasari Respatiningtyas.
    https://tanyadokterhewan.com

    Referensi :

    Molan, Rhodes.2015. Honey: A Biologic Wound Dressing . Wounds 2015;27(6):141-151

     

Kenali 6 Tanda Kucing dan Anjing Sakit

Kenali 6 Tanda Kucing dan Anjing Sakit

Kenali 6 Tanda Kucing dan Anjing Sakit

Kondisi pada Anjing dan Kucing yang sangat tidak bisa dihindari salah satunya kondisi sakit.

Sakit merupakan respon  yang muncul jika ada ketidakseimbangan dalam tubuh yang menyebabkan rasa tidak nyaman dan mengganggu.

Sakit pada kucing dan anjing  bisa juga disebut sensasi tubuh yang sangat mengerikan, tidak menyenangkan. Sakit pada kucing dan anjing disebabkan oleh daya tahan tubuh menurun, terkena gangguan dari luar tubuh seperti penyakit, kecelakaan, luka, atau memang sakit karena tubuh tidak sanggup menanggung beban tertentu (stress yang berlebihan).

Tidak hanya manusia, kucing dan anjing sebagai makhluk hidup yang peka terhadap rangsang, memiliki sistem syaraf juga merasakan sakit. Sakit pada anjing dan kucing, tidak mudah diketahui karena komunikasi secara verbal tidak mungkin terjadi, hanya bisa melihat saja.

Tapi, sebagai pet owner yang mengamati setiap hari, tentu peka dan tau jika anjing dan kucingnya mengalami perubahan perilaku. Perubahan perilaku ini bisa merujuk pada kondisi sakit maupun karena kelainan perilaku lainnya.

Berikut adalah 6 tanda k sakit menurut IVAPM (International veterinary academy of pain management) :

  1. Aktifitas berkurang.

    Biasanya sangat jelas terlihat hewan menjadi lebih diam, lesu, hanya mau tiduran saja, diajak jalan, bermain tidak ada antusias, cenderung ingin bersembunyi di kotak maupun tempat yang hangat

  2. Tidak mau loncat ke permukaan yang lebih tinggi.

    Biasanya kucing sangat senang loncat ke meja, kursi, maupun permukaan lain yang lebih tinggi. Namun saat kondisi sakit, cenderung tidak ingin melakukan aktifitas ini. Bisa juga ini dikaitkan adanya gangguan pada otot, sendi, dan tulang. Misalnya terjadi patah tulang, pergeseran tulang, pergeseran sendi, ataupun luka memar di otot.

  3. Tidak nafsu makan.

    Sering sekali mendapatkan keluhan dari pet owner mengenai kondisi ini pada anjing dan kucing. Biasanya disertai dengan menanyakan pengobatannya, padahal seharusnya dilihat dan diperiksa secara seksama terlebih dahulu baru menanyakan pengobatan nya. kondisi ini kita bisa refleksikan pada diri sendiri. Jika kita sedang demam, sakit, ada luka apakah kita nafsu makan? menelan saja sulit kan? begitu juga dengan kondisi hewan peliharaan kita.

  4. Tidak mau naik dan turun tangga.

    Jika dirumah ada tangga menuju lantai lebih atas rumah, anjing maupun kucing akan sangat aktif naik dan turun tangga. Namun saat kondisi sakit biasa nya ada peradangan pada persendian dan tulang, cenderung tidak mau melakukan aktifitas ini lagi karena menyebabkan nyeri dan ngilu saat digerakkan.

  5. Gemetar, sulit bergerak setelah lama berbaring.

    Ini sering terjadi pada anjing dan kucing usia lanjut, yang biasanya mengalami gangguan pada pertulangan dan sendi, atau bisa juga pada anjing dan kucing yang sudah terlalu lama berbaring sehingga lemas.

  6. Menjilati berlebihan (overgrooming), atau bisa juga menjilati bagian tertentu secara berulang :

    Kondisi ini menandakan kondisi sakit yang cukup parah, namun kucing maupun anjing berusaha menyembunyikannya dan membuat nyaman dirinya dengan menjilati tubuh maupun bagian yang sakit dan luka.

 

Kenali 6 Tanda Kucing dan Anjing Sakit
Kenali 6 Tanda Kucing dan Anjing Sakit (credit : IVAPM)

 

Istilah lain yang umum saat kondisi sakit yaitu sakit akut dan sakit kronis. Sakit akut merupakan sakit yang terjadi seketika atau dalam waktu yang sebentar, misalnya sakit karena luka kecelakaan, sakit post operasi.

Sementara, sakit kronis merupakan sakit yang terjadi secara menahun atau dalam waktu yang lama, biasanya berhubungan dengan metabolisme misalnya sakit jantung kronis, infeksi ginjal kronis.

Biasanya pada kucing karena tidak terlalu ekspresif dalam menunjukkan rasa sakitnya, pemilik baru mengetahui kondisi sakit setelah kronis.

Kasus yang paling sering adalah adanya batu pada ginjal maupun saluran kemih, menyebabkan ginjal bekerja lebih keras sehingga lama kelamaan mengalami kegagalan ginjal kronis (CRF/Chronic renal failure).

Jika kondisi akut atau sakit pada kucing dan anjing yang baru biasanya bisa diamati dan dilihat dengan jelas tingkat kesakitannya:

Tingkat kesakitan bisa dinilai dari tingkat 0 untuk kondisi tidak sakit, dan nilai 4 untuk kondisi sangat sakit.

Bisa dinilai dari respon saat dilakukan palpasi atau memegang bagian yang kita anggap sakit serta dari kondisi fisik dan tingkah lakunya.

Nilai 0 : akan menunjukkan tingkah laku normal, masih bisa bergerak dengan nyaman, postur tubuhnya normal. saat disentuh bagian luka tidak terganggu.

Nilai 1 : gejala kesakitan seperti tidak nafsu makan, ingin bersembunyi biasanya di tempat yang hangat dan sepi.

Nilai 2 : mulai mengalami perubahan ekspresi, postur tubuh, rambut kusam, lemah, tidak nafsu makan, mulai marah jika dipegang bagian yang sakit.

Njlai 3 : perubahan postur menjadi lebih melindungi bagian yang sakit, bisa jadi sering mengeong kesakitan, atau mengeluarkan suara lirih seperti menangis pada anjing,

Nilai 4 : tidak bisa duduk, hanya bisa berbaring, respon sangat lemah, bahkan tidak ada respon sama sekali ketika disentuh bagian luka (karena rasa sakit yang teramat sangat), tubuh kaku agar tidak merasa kesakitan saat digerakkan.

Tingkat kesakitan pada kucing
Tingkat kesakitan pada kucing (credit : colorado university)

 

Kondisi sakit pada kucing dan anjing tentu sangat tidak nyaman, sama juga seperti yang kita rasakan ketika sakit, badan merasa tidak enak, tidak ingin banyak bergerak, tidak ingin melakukan aktifitas apapun.

Postur tubuh kucing yang mengalami kondisi sakit (B-E), A (kondisi normal)
Postur tubuh kucing yang mengalami kondisi sakit (B-E), A (kondisi normal) (credit : WSAVA)

Bagaimana untuk mengatasi kondisi sakit pada anjing dan kucing?

Anjing dan kucing yang sakit, perlu diberikan perhatian khusus agar tetap nyaman dan merasa aman, serta mengurangi kondisi sakitnya.

  1. memberikan alas tidur yang hangat dan lembut
  2. biarkan di kandang selama beberapa hari, agar persembuhannya bisa lebih cepat
  3. memberikan makan yang lembut dan bau nya menyengat
  4. memberikan minum yang cukup
  5. jika diperlukan, dokter akan memberikan obat anti nyeri untuk anjing dan kucing
  6.  pengobatan yang diberikan oleh dokter perlu diberikan secara teratur sesuai resep.

 

Sakit itu sangat tidak nyaman, sebaiknya ketika menemukan hewan sakit perlu diperhatikan bagian yang kira-kira menjadi sumber sakit, segera lakukan tindakan dengan membuat nyaman hewan.

Perlu segera diperiksakan ke dokter hewan jika kondisi sakit sudah muncul. Semakin ditunda atau melakukan tindakan yang tidak semestinya seperti memberikan obat sembarangan tanpa konsultasi dokter, tak jarang akan membuat kondisi semakin parah.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Drh Puspasari Respatiningtyas.
https://tanyadokterhewan.com

Referensi :

Robertson S.2014. Feline Acute Pain Series ASSESSMENT OF ACUTE PAIN IN CATS. Today’s veterinary practice journal.

WSAVA : guidelines for recognition, assessment, and treatment of pain.

Mengapa Wajib Vaksinasi Pada Anjing dan Kucing

Mengapa Wajib Vaksinasi Pada Anjing dan Kucing

Mengapa Wajib Vaksinasi Pada Anjing dan Kucing

Vaksinasi, kalau bahasa yang kita kenal adalah imunisasi. Vaksinasi atau imunisasi adalah proses memasukkan virus, bakteri, yang sudah dilemahkan dengan cara diatenuasi (sifat patogen nya dihilangkan dengan cara ini), jadi sifatnya akan merangsang terbentuknya antibodi tanpa menyebabkan sakit pada individu yang divaksinasi.

Vaksinasi penting untuk mempersiapkan diri terhadap penyakit virus maupun bakteri yang biasanya serius dan fatal. Vaksinasi juga mencegah agar hewan tidak tertular penyakit yg bisa menular ke manusia juga salah satunya adalah rabies.
Kalau sudah vaksin apa yang terjadi pada tubuh?
Vaksin akan merangsang sistem imun tubuh membentuk antibodi. Jadi harapannya ketika ada agen penyakit yang masuk, tubuh sudah punya pertahanan. Lebih baik mencegah kan, daripada mengobati?

Gejala yg mungkin muncul setelah vaksinasi adalah demam (berarti tubuh merespon  dan membentuk imunitas), tapi demam ini bervariasi pada setiap individu, ada yang tidak demam setelah vaksinasi, dan itu pun normal. Nafsu makan menurun, lebih cenderung diam atau aktifitas berkurang 1-2 hari pasca vaksinasi . Kalau lebih dari itu segera konsultasikan dengan dokter hewan. PASTIKAN HEWAN SEHAT SAAT VAKSINASI

Mengapa Wajib Vaksinasi Pada Anjing dan Kucing
Mengapa Wajib Vaksinasi Pada Anjing dan Kucing

Apakah hewan yang sudah vaksin akan terbebas dari infeksi?

Tentu tidak, karena infeksi virus, bakteri, dan parasit masih bisa terjadi karena agen penyakit itu secara bebas ada dilingkungan. Tapi, dengan vaksinasi akan meminimalisir kondisi yg parah dibandingkan individu yg belum vaksinasi.

Kenapa hewan saya mati setelah vaksinasi?

Beberapa  pet owner pernah curhat tidak mau vaksinasi hewannya karena mendengar kisah owner lain yg hewannya mati setelah vaksinasi.

Hal ini mgkn terjadi kalau saat vaksin hewannya sakit, stress, ada infeksi tapi belum muncul gejala klinisnya, atau mmg mengalami gangguan sistem imun, sehingga tidak merespon vaksin, atau vaksin yang digunakan palsu, bukan diberikan oleh dokter, sudah expire, atau sedang terapi dengan obat yg mensupress sistem imun, hamil.

Kenapa hewan saya mati setelah vaksinasi
Kenapa hewan saya mati setelah vaksinasi

Syarat vaksinasi apa saja?

  • Hewan harus sehat,
  •  tidak ada kasus kematian akibat penyakit 2 minggu sebelum vaksinasi,
  • apabila baru di adopsi perlu d tunggu 2 minggu supaya tidak stress,
  • Kondisi hewan tidak demam,
  •  tidak stress,
  • Tidak hamil,
  • HARUS DILAKUKAN OLEH DOKTER HEWAN BERWENANG. Dibuktikan dengan tandatangan dan stempel klinik dibagian buku vaksin.

Baca juga : vaksinasi pada anjing kucing 

Bagaimana jika vaksin yg melakukan bukan dokter hewan?

Tentu tidak bisa menjamin keamanan vaksin dan reaksi yg mgkn muncul pada hewan. Bisa saja dilakukan secara asal dan tidak bersih yg akan menyebabkan radang atau abses pada bekas suntikan, bahkan menyebabkan kematian.

Kapan vaksinasi dilakukan?

Vaksinasi dilakukan setelah usia 2 bulan atau 8 minggu. Karena harapannya pada usia tersebut sudah sedikit antibodi dari induk (maternal antibodi). Untuk hewan tanpa induk artinya tidak mendapatkan kolostrum (air susu pertama dr induk) perlu perhatian ekstra karena tidak ada perlindungan dr induknya.

Vaksin apa saja yg diberikan?

Untuk anjing : DHPPIL-R (DISTEMPER, HEPATITIS, PARVO,PARAINFLUENZA, LEPTOSPIROSIS, RABIES)

kucing : F3 ATAU F4 (FELINE PANLEUKOPENIA, FELINE CALICIVIRUS, FELINE RHINOTRACHEITIS, CHLAMIDYA)

Biasanya jarak booster  nya 3-4 mg dr vaksin pertama. Selanjutnya tahunan jika diperlukan. Untuk rabies wajib tahunan karen indonesia masih endemis rabies.

Untuk hewan lain seperti monyet, musang, racoon, perlu konsultasi dengan dokter untuk vaksinasi. Biasanya menggunakan vaksin yang sama dengan anjing atau kucing.

Jangan lupa terus konsultasikan kesehatan hewan peliharaan mu dgn dokter hewan terdekat.

 

 

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Drh Puspasari Respatiningtyas.
https://tanyadokterhewan.com

5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing

5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing

5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing

“stress”, pasti kata ini sangat tidak asing. Bahkan mungkin kita menganggap semua yang tidak normal disebut stress.

Stress merupakan respon tubuh terhadap lingkungan atau kondisi yang tidak sesuai atau mengganggu kondisi normalnya. Secara tidak sadar, mungkin kita juga telah mengalami stress

Tidak hanya manusia, anjing dan kucing pun mengalami dapat stress.

5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing
5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing

Berikut 5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing:

#1 Lingkungan : berpindah ke tempat baru, suhu lingkungan yang tidak nyaman misalnya terlalu panas, terlalu dingin, kurang ventilasi,

#2 Perlakuan owner yang kurang tepat  memegang terlalu sering dan menyakiti, misalnya balita yang bermain dengan kucing maupu. Anjing, terkadang membuat tidak nyaman. Memandikan terutama untuk hewan yang tidak terlalu suka dengan air seperti kucing, atau anjing yang trauma dengan air. Handling atau memegang dengan posisi yang tidak benar Dan tidak nyaman, mengandangkan terus menerus.

#3 Perubahan pakan: perumahan pakan secara drastis bisa menyebabkan kondisi stress Dan gangguan pencernaan. Jadi perlu dilakukan bertahap.

#4 Keberadaan hewan lain : misalnya predator bertemu dengan mangsa nya (kucing Dan hamster, ANJING DAN KUCING, burung Dan kucing, kucing Dan mencit, Dan lainnya), atau mungkin hewan lain sejenis yang tidak cocok karakter nya cenderung ingin berkelahi Dan mendominasi satu sama lain. Rasio jantan betina yang tidak sesuai misalnya kelinci sebaiknya dalam satu kandang 1 pejantan 3 betina.

#5 Kondisi bunting : bisa menyebabkan tidak nyaman Dan stress akibat tekanan dari janin Dan perut yang membesar dan kondisi lain yang membuat kondisi tubuh tidak yaman.

5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing
5 Penyebab Stress Pada Kucing dan Anjing

Ciri-ciri hewan yang stress:

  • Agresif : marah, menggigit
  • Bisa juga cenderung diam, lemah, terlihat tertekan
  •  Pandangan mata layu
  • Nafsu makan menurun
  • Pada burung bisa saling mematuk satu sama lain, atau melukai diri sendiri
  • Over grooming pada kucing (menjilati diri sendiri berlebihan)
  • Melakukan kegiatan yg berulang seperti pd anjing menggonggong terus terusan, berputar putar di tempat yg sama terus menerus,
  • Panik dan Gelisah
  • Produksi menurun (untuk hewan produksi)
  • Tubuh kurus
  • Perubahan bentuk feses atau kotoran jadi lebih cair

Kondisi stress ini pada waktu yg sebentar atau stress akut memang tdk berbahaya bahkan bermanfaat. Misalnya janin di dalam kandungan mengalami stress saat akan keluar dr rahim, kalau tidak stress , tidak akan terjadi kontraksi yang membuat induk mengejan agar janin keluar dari rahim.  Stress juga bermanfaat untuk hewan yang dimangsa agar bisa lari dari predatornya.

Tapi yang berbahaya adalah stress yng berkepanjangan (menahun), kronis (chronic stress). Tentu ini disebabkan faktor stress yang terus menerus terjadi. Misalnya berhari-hari dikandangkan tanpa diberi kesempatan bermain dan hidup bebas. Atau kucing terlantar di jalanan yang terus mendapatkan perlakuan buruk, sulit mencari makanan sangat mungkin mengalami stress.

Kenapa kalo stress gampang sakit?

Stress, salah satu penyebab kondisi daya tahan tubuh menurun Dan rentan terserang penyakit.

Stress dipengaruhi oleh hormon kortisol yang juga mempengaruhi sistem imun atau daya tahan tubuh. Kortisol secara alami dikeluarkan oleh pusat hormon saat kondisi stress. Efeknya menyebabkan kondisi tubuh jd merespon terhadap stressor jd tekanan darah meningkat, nafas lebih cepat, dan kondisi lainnya, juga menekan produksi sel pertahanan tubuh. Sehingga memang saat kondisi tubuh stress, akan sgt rentan dengan sakit akibat kurangnya sel pertahanan tubuh.

Sel pertahanan tubuh yang mengalami stress juga tidam responsif untuk melawan agen penyakit. Bahkan diproduksi nya lebih sedikit dari kondisi tubuh normal.

Bagaimana mencegah stress pada hewan peliharaan

Tentu sebisa mungkin membuat hewan peliharaan kita nyaman dan aman. Untuk kucing diperlukan tempat scratching, climbin, bermain, serta mencium bau alam misalnya diajak jalan jalan maupun menanamnya petgrass di Rumah.  Anjing setiap hari diajak bermain, jalan jalan.

Serta memenuhi 5 prinsip animal welfare (kesejahteraan hewan)

> Bebas dr rasa lapar dan haus  (hunger and thirst) : sediakan tempat yang bersih, jenis makanan sesuai dengan kebutuhan,

> Bebas untuk mengekspresikan kebiasannya (free to express natural behavior (kalau  tidak berencana di steril atau kastrasi, biarkan dia kawin dengan normal, jangan melarang kawin akan membuat ketidak seimbangan hormon dalam tubuh).

> Bebas dari rasa sakit, kesakitan, dan penyakit (free from pain, injury, disease) : bisa dilakukan dengan vaksinasi, rutin check up

> Bebas dari rasa takut, tidak aman (free from fear and distress) : jangan melakukan tindakan yang membuat takut Dan tertekan

> Bebas dari rasa tidak nyaman (free from discomfort)

Kalau pet happy dan sehat, kita juga happy dan sehat loh.
Healthy pet, healthy life 😃😃😃

 

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Drh Puspasari Respatiningtyas.
https://tanyadokterhewan.com