Penyebab Anjing atau Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Pernah melihat anjing dan kucing muntah? Pernah memperhatikan apa yang mereka muntahkan? Pastinya pernah dong ya, soalnya muntah kan bukan sesuatu yang normal terjadi pada keseharian mereka.

Jadi, jika Anjing dan kucing kita muntah apakah pasti sakit?

Muntah atau vomit merupakan usaha untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak seharusnya ada di dalam saluran pencernaan. Muntah merupakan gejala klinis dari suatu penyakit. Jadi, jika anjing dan kucing muntah bukan merupakan penyakit, hanya gejala yang menyertainya saja.

Penyebab Anjing atau Kucing Muntah
Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Muntah atau vomit ini dapat terjadi pada anjing dan kucing karena ada yang mengontrolnya yaitu otak tepatnya medulla oblongata. Saat masuknya benda (bisa bentuk cairan, padatan, bahkan berupa aroma) yang mengiritasi atau melukai saluran pencernaan ataupun merangsang keluarnya asam lambung, maka akan mengirimkan sinyal ke pusat muntah dan akhirnya terjadi proses muntah.

Muntah pada anjing dan kucing dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :

  1. Obat-obatan
  2. Makanan
  3. Racun (tanaman, pestisida, disinfektan)
  4. Infeksi saluran pencernaan (kelainan hati, kantung empedu, pancreas)
  5. Hamil
  6. Perubahan hormon
  7. Infeksi virus (Feline infectious peritonitis, feline panleukopenia,canine distemper, canine parvo)
  8. Parasit (cacing)
  9. bakteri ( Salmonella, E.Coli, Clostridium)

Muntah bisa menjadi hal positif maupun hal negative untuk kucing dan anjing. Keracunan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti tanaman, pestisida, maupun disinfektan biasanya menyebabkan muntah. Pada kondisi ini muntah dapat menjadi indikator adanya keracunan pada anjing dan kucing, muntah akibat keracunan biasanya disertai dengan gejala lain seperti mulut berbusa maupun kejang.

kucing menelan bola
kucing menelan bola

Muntah pun diperlukan saat anjing maupun kucing menelan benda yang tidak seharusnya maupun racun. Misalnya ada indikasi anjing dan kucing menelan bola, tali, maupun benda lainnya. Biasanya jika diperiksa dengan rontgen tidak ada kemungkinan melukai saluran pencernaan dan menghalangi saluran nafas, maka bisa dilakukan terapi muntah. Hal ini dilakukan dengan memberikan obat perangsang muntah untuk mengeluarkan racun maupun mengeluarkan benda asing.

Muntah pada anjing dan kucing terkadang membuat panic, karena memang bukan sesuatu yang normal pada anjing dan kucing.

Namun, saat anjing dan kucing mengalami muntah perlu diperhatikan beberapa hal :

#1. Bentuk muntah pada anjing dan kucing

Muntah yang keluar dari saluran pencernaan bisa berupa cairan, makanan yang sudah tercerna, muntah disertai cacing, muntah rambut (hair ball)

  • Muntah berupa cairan berwarna kuning biasanya maupun putih menandakan saluran pencernaan yang kosong dan asam lambung yang meningkat. Biasanya pada muntah cair kuning ini dialami pada kucing maupun anjing yang tidak mau makan selama lebih drai 2 hari, disertai dengan kondisi dehidrasi dan lemah. Muntah berwarna putih berbusa bisa menandakan adanya keracunan.
  • Muntah dengan makanan yang telah tercerna menandakan hewan mengalami muntah akibat adanya kelainan pada usus. Bisa juga terjadi pada anjing dan kucing yang akan melahirkan karena tekanan perut akibat janin sehingga saat ada kontraksi, perut tertekan dan akhirnya makanan pun termuntahkan.
  • Muntah disertai cacing, biasanya bisa cair maupun ada makanan. Ini menandakan adanya infeksi cacing pada tubuh, cacing yang keluar bisa dalam bentuk hidup maupun sudah mati.
  • Muntah rambut (hair ball), biasanya terjadi pada kucing karena kebiasannya melakukan self grooming sehingga ada rambut yang turut masuk ke saluran pencernaan. Namun, perlu diwaspadai ketika hairball ini terjadi terus menerus karena ini menandakan adanya penyimpangan perilaku pada kucing. Kucing mengalami overgrooming yang bisa disebabkan oleh stress maupun adanya perubahan pakan dan nutrisi yang tidak terpenuhi.
kucing muntah kucing
kucing muntah kucing

#2. Frekuensi muntah anjing dan kucing

Perhatikan jarak antara muntah pertama dan kedua, banyaknya muntahan, lalu seberapa sering muntah dalam satu hari.

#3. Perhatikan kemungkinan memakan benda ataupun makanan yang tidak biasa dikonsumsi

Hal ini penting untuk mengetahui kemungkinan penyebab muntah karena keracunan makanan, obat, tanaman, maupun zat yang mungkin dapat menjadi racun untuk kucing maupun anjing.

#4. Gejala yang menyertai muntah

Muntah bisa juga disertai dengan diare sehingga menyebabkan hewan dehidrasi dan lemah. Selain itu, muntah bisa juga disertai dengan kejang-kejang.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat muntah sangat membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan terhadap anjing dan kucing. Jika diperlukan, muntahan yang dimuntahkan dapat dibawa untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.

Penanganan yang dilakukan untuk kondisi muntah tentunya memperbaiki kondisi tubuh terlebih dahulu. Keluhan muntah disertai dengan kondisi dehidrasi, anoreksia (tidak nafsu makan), dan lemah, maka dokter akan melakukan terapi pemulihan dengan menggunakan infus (terapi cairan). Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi normal, karena pada saat cairan dalam tubuh keluar banyak melalui muntah maka kondisi metabolik tubuh berubah menjadi lebih asam.

Pemeriksaan fisik keseluruhan disertai pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada organ maupun penyebab infeksi pada saluran pencernaan. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen pun akan dilakukan dokter jika diperlukan.

Pemeriksaan pada anjing dan kucing
Pemeriksaan pada anjing dan kucing

Pengobatan tentunya akan berdasarkan penyebab muntah, namun biasanya dokter akan meresepkan obat antimuntah (antiemetic), obat yang menurunkan asam lambung. Antibiotic mungkin diberikan jika ada indikasi infeksi akibat bakteri pada saluran pencernaan. Anthelmintik (obat cacing) diberikan jika ada indikasi kecacingan pada anjing maupun kucing. Jika terdapat indikasi adanya infeksi virus, dokter akan memberikan terapi supportive dengan terapi cairan maupun suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Terapi puasa pun dapat dilakukan untuk menghindari kerja berat dari usus sementara waktu (24 jam) dengan tetap diberikan air minum. Diet atau pakan yang baik setelah muntah yaitu pakan dengan tekstur yang lembut dan protein yang tinggi untuk merangsang persembuhan dan nafsu makan.

Mengobati anjing ataupun kucing yang mengalami muntah perlu dilakukan kesabaran untuk memulihkan kondisi dan nafsu makannya. Pemberian obat cacing dan vaksinasi dapat pula dilakukan untuk mencegah infeksi pada saluran pencernaan.

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang muntah pada anjing dan kucing 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Kucing takut dengan air? Tidak asing lagi memang kita mendengar bahkan mungkin mengalami kondisi kucing takut dengan air. Lalu, kenapa kucing harus takut dengan air? Apakah kucing sebenarnya tidak butuh mandi? Padahal kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat dekat dengan kita.

Mandi atau grooming pada kucing sebenarnya tidak perlu terlalu sering dilakukan. Hal ini dikarenakan kucing memiliki kebiasaan self grooming (membersihkan dirinya sendiri). Kucing sangat menikmati proses self grooming, karena pada dasarnya dia sangat suka menjaga kebersihan dirinya. Self grooming pada kucing didukung oleh anatomi dari lidahnya yang berduri. Bentuk lidah seperti ini membuat rambut rontok maupun kotoran dapat terangkat.

Apakah Kucing Perlu Mandi ?
Apakah Kucing Perlu Mandi ?

 

Mandi pun sebenarnya untuk sebagian kucing merupakan hal yang membuat stress, kucing merasa terkekang, tidak bebas. Tak jarang saat kucing ingin dimandikan kucing menjadi agresif dan sangat ketakutan.

Namun, ada 4 alasan penting yang membuat kucing harus dimandikan :

#1. Kucing rambut panjang

Kucing dengan rambut panjang seperti Persia perlu dimandikan secara berkala. Biasanya memang kucing Persia menjadi kucing indoor sehngga tidak terlalu kotor. Namun terkadang rambutnya yang panjang membuat rambut menjadi gimbal. Pada kondisi ini tentu kucing perlu dimandikan. Mandi secara berkala setiap 1 bulan sekali atau 1 bulan 2 kali disertai dengan menyisir rambut setiap hari dapat mengurangi gimbal pada rambut kucing.

#2. Kucing outdoor

Kucing dengan gaya hidup outdoor tentunya berinteraksi dengan lingkungan lebih sering dibandingakan kucing dengan gaya hidup indoor. Kucing outdoor akan pulang ke rumah dengan kondisi yang sangat tidak disangka. Mungkin menjadi sangat kotor terkena lumpur, rambut kotor karena bermain didaerah berdebu dan lain sebagainya. Pada kucing ini tentu perlu dilakukan kegiatan mandi yang lebih sering, sehingga kucing akan merasa nyaman dan selalu bersih. Kucing bersih, kita pun merasa senang dan nyaman.

Kucing outdoor
Kucing outdoor

#3. Kucing usia tua

Kucing usia tua biasanya tidak bisa melakukan self grooming dengan maksimal. Kondisi sendi yang kurang baik menyebabkan rasa nyeri saat melakukan self grooming. Pada kondisi ini tentu kita perlu membantu membersihkan dirinya. Walaupun tidak terlalu sering karena kondisinya yang mungkin kurang baik, tapi jika dirasa perlu mandi, maka sebaiknya dimandikan.

#4. Penyakit kulit

Penyakit kulit yang menyeluruh misalnya infeksi jamur (ringworm) diseluruh tubuh. membuat kuicng perlu dilakukan treatment mandi dengan shampoo khusus untuk mendukung persembuhan.

 

Kucing termasuk hewan yang sensitif dan mudah stress sehingga perlu perlakuan khusus ketika ingin memandikannya. 

5 Hal yang perlu diperhatikan saat memandikan kucing yaitu :

#1. Usia

Umur kucing yang baik untuk memulai mandi yaitu pada usia 2 bulan atau setelah disapih dari induknya. Pada kondisi ini kucing sudah senang bermain dan siap untuk belajar berbagai hal. Usia sebelum 2 bulan atau 8 minggu sebaiknya dimandikan kering saja menggunakan lap maupun tisu basah.

#2. Suhu air

Kucing sebagai makhluk hidup dengan sistem indera yang lengkap tentunya dapat membedakan dingin dan panas. Oleh karenanya perlu diperhatikan suhu air yang digunakan untuk memandikan yaitu suhu yang hangat (suam kuku).

#3. Kondisi kesehatan

Tentunya hanya memandikan kucing yang sehat saja, tidak dalam kondisi demam, tidak dalam kondisi hamil dan menyusui.

#4. Cara memandikan

Kucing memang tidak terlalu suka dengan air, sehingga tidak perlu terlalu sering dimandikan. Walaupun harus mandi maka menggunakan cara yang less traumatic. Menggunakan pendekatan dengan mencipratkan air terlebih dahulu, jika kucing tidak menyukainya maka jangan dipaksa.

#5. Perhatikan karakter kucing

Kucing yang suka dengan air seperti maine coon, Turkish van, Turkish angora, tidak akan sulit jika akan dimandikan. Namun, kucing lain memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang memang sangat senang dengan air walau kebanyakan sangat tidak suka dengan air. Kucing dengan karakter menyukai air tentu akan sangat mudah untuk berinteraksi dengan air.

Karakter Kucing
Karakter Kucing

Jika kucing tidak mandi dengan air, apakah kucing akan bersih ?

Pada dasarnya kucing menyukai kebersihan ditandai dengan kebiasaannya melakukan self grooming. Grooming kering bisa tetap kita lakukan untuk menjaga kebersihan kucing selain kegiatan self grooming yang biasa kucing lakukan.

Berikut 6  tips menjaga kebersihan kucing :

  1. Melakukan pemotongan kuku dengan nail clipper.
  2. Membersihkan area mata jika terdapat kotoran, terutama pada kucing dengan rahang yang pendek seperti Persian peke-faced (peaknose), kucing eksotik short hair. Pada kucing dengan rahang pendek ini, saluran air mata nya kecil sehingga banyak air mata yang keluar menyebabkan stain (warna sekitar mata). Kondisi basah pada daerah sekitar mata perlu dibersihkan setiap hari dengan menggunakan lap lembut yang dibasahi air hangat. Jika dibiarkan maka akan timbul jamur, maupun adanya infestasi bakteri pada daerah yang basah. Selain itu juga kurang indah dipandang mata J .
  3. Membersihkan telinga dengan menggunakan lap maupun cotton bud dibasahi dengan minyak zaitun atau baby oil.
  4. Melakukan daily brush (menyisir rambut setiap hari) terutama untuk kucing rambut panjang (long hair). Jika tidak dilakukan maka akan menyebabkan rambut menjadi gimbal dan sulit dibersihkan. Melakukan daily brush ini akan mengurangi kondisi hair ball pada kucing. Lidah kucing yang memiliki duri akan membuat rambut yang rontok ikut masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan hairball.
  5. Memberikan obat antiektoparasit pun dapat menjaga kucing tetap bersih dari kutu, pinjal, maupun tungau.
  6. Kitten biasanya masih sering melakukan aktifitas tinggi dan bereksperimen. Tak jarang saat makan di tempat makan maupun menyusui, bagian dagu dan mulut kotor dan basah. Kondisi ini jika dibiarkan akan menyebabkan bau dan jamur. Membersihkan menggunakan lap lembut dan dibasahi air hangat dapat membantu membersihkan kotoran pada kitten.

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang Apakah Kucing Perlu Mandi? 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

 

 

 

Ketahui 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

Ketahui 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

Distemper pada kucing atau dikenal juga dengan feline panleukopenia, feline parvovirus, feline infectious enteritis termasuk penyakit yang berbahaya dan berujung fatal pada kucing. Gejala klinis distemper pada kucing yang mirip seperti penyakit pada umumnya terkadang dianggap biasa saja, sampai akhirnya virus sudah menginfeksi usus amat parah.

Berikut 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

1# Posisi kucing khas terduduk dagu dan dada menempel pada lantai (hunched up position)

Kondisi ini khas pada kucing yang terkena distemper karena adanya rasa sakit pada bagian sekitar perut. Posisi ini menyebabkan kucing tidak ingin bergerak dan cenderung melindungi bagian perutnya.

2# Demam tinggi pada kucing

Panas tubuhnya bisa mencapai suhu lebih dari 39.5oC atau melebihi suhu normalnya. Demam tinggi diakibatkan respon tubuh membentuk pertahanan melawan virus.

3# Kucing tidak nafsu makan selama lebih dari 2 hari

Rasa sakit di perut dan tubuhnya membuat kucing merasakan nafsu makan yang menurun. Kucing akan menolak diberikan makanan yang biasa dia gemari. Kucing bisa bertahan tidak makan selama maksimal 3 hari, setelah itu dia akan mengalami hepatic lipidosis atau kerusakan hati yang selnya tergantikan oleh lemak.

4# Kucing senang menyendiri dan bersembunyi

Kucing yang sakit memang lebih senang menyendiri dan menghilang selama beberapa hari. Mencari tempat persembunyian yang nyaman agar tidak terganggu oleh kucing lain karena rasa sakit yang dideritanya.

Ketahui 8 gejala distemper kada kucing ini sebelum terlambat!
Ketahui 8 gejala distemper kada kucing ini sebelum terlambat!

5# Kucing muntah terus menerus

Gangguan pada saluran pencernaan menyebabkan juga gangguan pada daerah hati, kantung empedu, dan lambung. Hal ini menyebabkan mual yang dirasakan oleh kucing. Asam lambung pun naik akibat infeksi dan tidak ada makanan yang masuk. Muntah yang dihasilkan biasanya berupa cairan berwarna kuning.

Baca juga : 10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui

6# Kucing mengalami mencret

Virus akan menginfeksi daerah usus yang menyebabkan kerusakan sel usus. Kerusakan ini menyebabkan penyerapan air yang tidak sempurna sehingga banyak air yang keluar melalui diare. Pada kondisi usus yang rusak pun mengalami penyerapan nutrisi yang tidak sempurna, selain itu sel yang rusak hingga pembuluh darah menyebabkan diare yang dihasilkan menjadi diare berdarah.

7# Kucing mengalami dehidrasi

Dehidrasi merupakan akibat lanjutan dari muntah dan diare yang berkepanjangan. Cairan banyak yang hilang melalui muntah dan diare. Tanda lainnya yang berhubungan dengan dehidrasi yaitu mata yang lebih cekung, kulit yang tidak elastic lagi.

8# Terdapat gejala syaraf pada kitten atau anak kucing

Anak kucing yang tertular dari induk akan mengalami kelainan pada syarafnya. Biasanya anak kucing akan berjalan sempoyongan dan tidak seimbang. Kucing yang mengalami infeksi biasanya tidak bertahan lama karena kondisi keseimbangan dan koordinasi yang kurang baik.

Jika kucing mengalami gejala seperti yang telah disebutkan maka perlu segera diperiksakan ke dokter hewan. Resiko tinggi terutama pada kucing yang belum pernah divaksinasi, kucing tua, kucing hamil, anak kucing yatim piatu (tanpa induk), serta kucing liar.

*P.S Jika merasa mendapat manfaat dari tulisan ini, jangan lupa di share di Facebook dan sosial media lain ya. Supaya makin banyak yang tau 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

Anjing rakus saat makan? ini bahayanya!

Anjing rakus saat makan? ini bahayanya!

Anjing memiliki sifat yang terkadang rakus terutama jika ada anjing lain di dekatnya, terkadang makanan yang diberikan langsung dihabiskan dalam satu kali waktu tanpa jeda. Kondisi ini tak jarang membuat anjing mengalami kembung bahkan bisa berujung pada kondisi gangguan pencernaan yang fatal.

Alasan anjing makan terlalu cepat atau rakus :

# Ada anjing lain

Anjing yang dipelihara bersama dengan anjing lainnya dan diberikan tempat makan yang berdekatan terkadang mengalami ketakutan makanannya akan direbut. Anjing yang memiliki sifat dominasi yang besar terkadang bersifat agresif dan terlihat lebih rakus karena takut makanannya akan direbut.

# Trauma masa lampau

Anjing memiliki memori dan perasaan yang menyebabkannya dapat merasakan rasa trauma. Anjing liar yang sering dipukuli, tinggal dijalanan, serta mengalami kelaparan terkadang memakan makanannya lebih cepat karena takut akan kejadian yang sama berulang.

# Karakteristik anjing ras besar

Anjing ras besar seperti great dane, saint bernard dan jenis anjing besar lainnya biasanya memiliki karakteristik yang sangat aktif dan sulit diatur. Hal ini menyebabkan saat makan dia ingin segera menyelesaikannya dan melakukan aktifitas lainnya sehingga makan sangat terburu-buru.

Anjing rakus saat makan? ini bahayanya!
Anjing rakus saat makan? ini bahayanya!

Bahaya bagi Anjing yang makan terlalu cepat :

# Tersedak

Makan terlalu cepat akan membuat anjing tersedak karena dia tidak sempat mengunyah makanannya tapi langsung ditelan begitu saja. biasanya tersedak ini akan berakibat muntah setelah makan.

# Kembung

makan yang terlalu cepat dan tanpa jeda menyebabkan banyaknya udara yang ikut masuk ke saluran cerna. udara yang terperangkap pada saluran pencernaan akan menyebabkan kembung pada anjing

# GDV (gastric dilatation volvulus)

Kondisi GDV lazim terjadi pada anjing ras besar yang senang makan terburu-buru. GDV merupakan kelanjutan dari kembung, kondisi perut kembung akan memudahkan terputarnya atau terpelintirnya lambung. Oleh karena itu, sebaiknya setelah makan perlu istirahat selama 15 menit tanpa melakukan aktivitas apapun. GDV ini berakibat fatal karena menyebabkan kesakitan luar biasa pada perut anjing.

Pencegahan makan terlalu cepat.

# Mangkuk makan diberi batu besar

Tujuannya adalah membuat mangkuk makan terlihat lebih penuh dan membuat anjing akan makan lebih perlahan karena makanan terhalang oleh batu. selain batu, bisa juga diberikan penghalang lain seperti mangkuk kecil.

# Membagi porsi makan lebih kecil, memperbanyak waktu makan

Porsi dan waktu makan dibagi ke porsi yang lebih kecil agar makanan yang dimakan walau sekaligus habis tidak akan memperberat kerja lambung dan usus. waktu makan pun ditambah menjadi lebih sering untuk menghindari rasa lapar berlebih.

# tempatkan makanan ditempat yang tenang

rumah dengan lebih dari satu anjing, tempatkan makanan di tempat yang tenang dan berjauhan. hal ini dilakukan agar anjing tidak merasa terburu-buru untuk makan dan khawatir makanan akan direbut.

Perilaku anjing memang bermacam-macam, ada yang menyenangkan dan terkadang membuat kewalahan. oleh karena itu, kita perlu pandai melakukan modifikasi dan mengobservasi perilaku dan karakter masing-masing anjing.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

5 alasan mengapa kucing sering pipis sembarangan

5 alasan mengapa kucing sering pipis sembarangan

Kucing termasuk hewan kesayangan atau pet yang banyak dipelihara dan digemari. Kucing menjadi sahabat dan keluarga bagi manusia sejak masa lampau. Tingkah laku kucing yang menggemaskan dan wajahnya yang “innocent” terkadang menimbulkan gelak tawa bagi pemiliknya. Namun, tak jarang pemilik yang mengeluhkan kucingnya melakukan perilaku yang kurang disenangi. Pipis atau kencing sembarangan sering menjadi keluhan pemilik kucing terutama pada kucing jantan. Bau urine kucing yang khas terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman bagi pemilik.

Berikut 5 alasan mengapa kucing sering pipis sembarangan :

1# Kucing menandai wilayahnya

Terkadang kucing menyemprotkan urine yang disebarkan untuk menandai wilayahnya. Kucing jantan dewasa sering melakukannya untuk menunjukkan dominasi terhadap wilayah tertentu

2# Rumah dengan banyak kucing

Rumah yang memilki banyak kucing akan menyebabkan salah satu kucing merasa tersaingi akhirnya dia ingin mendominasi rumah. Salah satu yang dilakukan adalah melakukan spraying atau menyebarkan urine atau air kencing disekitar rumah.

5 alasan mengapa kucing sering pipis sembarangan
5 alasan mengapa kucing sering pipis sembarangan

3# Kucing stress

Kucing yang stress biasanya melakukan banyak hal yang diluar kendali termasuk menyemprotkan urine. Stress yang timbul pada kucing bisa diakibatkan oleh kondisi rumah yang terlalu ramai, ada hewan lain, ada orang asing, atau perpindahan benda yang membuat rumah menjadi asing.

4# Kucing mengalami diabetes

Kucing yang kencing sembarangan bisa saja mengalami gejala diabetes. diabetes terjadi pada kucing gemuk dan kucing tua. Namun, ada perbedaan kucing yang menandai wilayahnya dengan kucing yang mengalami diabetes. Kucing yang menandai wilayahnya hanya menyemprotkan urine di bagian benda yang vertikal seperti tembok, furniture. Sedangkan, kucing yang mengalami diabetes bisa kencing dilantai dan bisa dilakukan oleh kucing betina.

#5 Kucing jantan yang belum dikastrasi

Kucing jantan yang belum dikastrasi memiliki perilaku menyemprotkan urine atau kencing lebih sering karena pengaruh hormonal. Kucing tua atau senior bisa saja melakukan perilaku kencing sembarangan terutama jika mengalami diabetes atau nyeri sendi sehingga untuk mencapai kotak pasir mengalami kesulitan.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas