Berapa biaya ke dokter hewan?

Berapa biaya ke dokter hewan ?

Banyak sekali pemilik hewan yang menanyakan hal ini kepada saya, baik melalui instagram @tanyadokterhewan maupun melalui website tanyadokterhewan.com.

Sebenarnya dari beberapa pertanyaan, pemilik ingin sekali membawa hewan nya ke dokter hewan ketika sakit, namun yang dikhawatirkan adalah biaya nya, khawatir mahal dan tidak sesuai dengan budget masing-masing. Biasanya juga  bingung dan tidak tahu  mencari alamat dokter hewan yang tepat di daerahnya masing-masing.

Saya juga pernah memberikan pertanyaan sebagai survey spontan dalam unggahan di instagram @tanyadokterhewan untuk menanyakan pandangan pemilik hewan seputar klinik maupun praktek dokter hewan. Bisa cek disini link nya: Instagram @tanyadokterhewan 

Ternyata komentar nya pun beragam, namun kebanyakan mengatakan mahal.

Continue reading

Hotspot pada anjing dan kucing

Hotspot pada anjing dan kucing

Hotspot, istilah ini sepertinya memang tidak asing ya, namun biasanya merujuk pada tempat atau wilayah yang memiliki jaringan internet nirkabel yang baik. Nah, pada kali ini yang dibahas adalah seputar hotspot pada anjing dan kucing yang merupakan istilah untuk peradangan pada kulit (penyakit kulit pada anjing dan kucing).

Hotspot atau acute moist dermatitis, atau pyotraumatic dermatitis. Dari nama lainnya bisa diartikan peradangan kulit yang basah dan sifatnya akut (baru terjadi), atau bisa juga diartikan dengan peradangan disertai luka (akibat gigitan atau jilatan) bernanah pada kulit.

Continue reading

Pyoderma, Penyakit kulit bernanah pada anjing dan kucing

Pyoderma, Penyakit kulit bernanah pada anjing dan kucing

Kulit merupakan salah satu organ terpenting untuk manusia maupun anjing dan kucing. Seperti yang kita ketahui, kulit berfungsi sebagai penutup tubuh, kulit juga berperan sebagai pelindung atau pertahanan utama terhadap berbagai gangguan terutama gangguan dari luar. Kulit terlihat tipis namun ternyata kulit memiliki beberapa lapisan yang cukup kompleks. Kondisi kulit yang buruk menandakan adanya ketidakseimbangan di dalam tubuh sehingga memudahkan berbagai zat maupun agen penyakit merusak integritas (keutuhan) kulit.

Kondisi kulit yang mengalami gangguan sering kita kenal dengan penyakit kulit, penyebabnya tentu bisa bermacam-macam dikarenakan faktor internal (dalam) maupun eksternal (luar). Lebih lengkapnya silahkan baca disini : Penyebab penyakit kulit pada anjing dan kucing 

Biasanya pada anjing dan kucing, penyakit kulit termasuk hal yang sering dikeluhkan oleh pemilik. Pemilik merasa tidak betah dengan garukan anjing dan kucing yang menyebabkan luka, garuk hingga rontok dan botak, serta menimbulkan bau tidak sedap dari kulit yang luka terbuka dan bernanah.

Continue reading

Kenapa hewan qurban yang sakit tidak boleh dipotong? 

Melaksanakan qurban saat hari raya idul adha merupakan momen spesial bagi muslim di seluruh dunia. Tentu hari spesial ini perlu diisi dengan sesuatu yang baik dan memberikan yang terbaik. Termasuk niat untuk berqurban dan memilih hewan qurban, harus baik dan mantap supaya qurban berkah dan bermanfaat bagi yang berqurban maupun penerima qurban.

Tips untuk memilih hewan qurban bisa cek disini ya : 5 tips memilih hewan qurban 

Nah, salah satu syaratnya adalah hewan qurban harus sehat. Status sehat ini penting sekali untuk hewan qurban karena nanti nya daging yang akan dibagikan dikonsumsi oleh orang banyak. Sehingga daging harus sesuai dengan prinsip ASUH yaitu aman, sehat, utuh dan halal.

Aman, Daging hewan qurban yang aman maksudnya terhindar dari cemaran kimia, fisik, maupun biologis. Misalnya daging terbebas dari zat kimia berbahaya, obat-obatan, ada benda berbahaya (pecahan kaca, batu), cemaran biologis seperti bakteri penyebab keracunan.

Sehat, daging berasal dari hewan yang sehat tidak membahayakan dan menyebabkan kerugian secara ekonomi maupun kesehatan bagi  penerima hewan qurban.

Utuh pada daging maksudnya tidak ditambahkan atau dicampur apapun pada daging.

Halal, proses penyembelihan sesuai dengan syariat islam sehingga daging bisa dikonsumsi dgn baik.

Untuk mencapai aspek daging yang ASUH perlu dipastikan hewan qurban yang disembelih sehat, tidak dalam keadaan sakit.

Kenapa?

Hewan yang memperlihatkan gejala sakit perlu diwaspadai, dikhawatirkan agen penyebab penyakitnya bisa menular ke manusia (zoonosis). Sehingga individu yang mengonsumsi daging tersebut akan terinfeksi, lingkungan akan tercemar. Beberapa penyakit pun berakibat fatal jika dikonsumsi oleh manusia.

Berikut adalah beberapa penyakit yang bisa berasal dari hewan qurban yang sakit :

1. Anthrax

Anthrax merupakan penyakit zoonotik bakterial (menular ke manusia dan diakibatkan oleh bakteri). Bakteri yang menyebabkan penyakit ini yaitu Bacillus anthracis. Anthrax terjadi secara cepat (akut) pada hewan ruminansia (sapi, kambing, domba, kerbau), hewan yang terinfeksi bakteri ini akan memperlihatkan kondisi lemah, demam, tidak nafsu makan, adanya darah yang keluar dari lubang hidung, telinga, dan kemaluan.  Lama kelamaan hewan akan lemas dan akhirnya mati.

Biasanya karena takut rugi dan tidak sabar menunggu, hewan langsung dipotong padahal kondisinya sakit dan terinfeksi. Bahayanya jika hewan disembelih yaitu terjadi kontaminasi bakteri di lingkungan yang bisa menulari manusia dan hewan lainnya.

Penularan terjadi jika manusia terutama individu yang memiliki luka terbuka terkena darah maupun cairan dari hewan terinfeksi, akhirnya bakteri masuk ke dalam tubuh.  Bisa juga menular jika konsumsi daging terinfeksi dan masuk nya bakteri melalui hidung (secara inhalasi). Pada manusia gejala klinisnya demam tinggi, pegal, tidak nafsu makan, terdapat bisul hitam (cenang hideung), kondisi yang parah bisa juga menyebabkan kematian.

2. ORF (lepuh di kulit sekitar mulut)

Penyakit orf merupakan salah satu penyakit yang juga sifatnya menular ke manusia, penyebabnya dikarenakan infeksi virus. Penyakit orf bisa dilihat dari kulit yang mengalami lepuh disekitar mulut.

Penyakit orf bisa menular antara kambing maupun domba. Penyakit ini pada kambing dan domba bisa terjadi karena daya tahan tubuh menurun akibat transportasi jadi rentan terpapar penyakit, maupun memang sebelumnya sudah terinfeksi sebelum dilakukan pengiriman.

Orf pada kambing dan domba ternyata bisa menular ke manusia, pada individu dengan daya tahan tubuh yang kurang baik bisa tertular virus ini. Infeksi pada manusia akan terlihat adanya luka, lepuh di kulit yang kontak dengan kambing atau domba yang terinfeksi.  Sehingga, proses pemotongan hewan maupun daging perlu berhati-hati dan sebaiknya hanya dilakukan pada hewan yang sehat saja.

Saat ini, dinas peternakan bekerja sama dengan Fakultas kedokteran hewan pada beberapa daerah di Indonesia sudah melakukan pemeriksaan hewan qurban sebelum dan saat Hari Raya Idul Adha untuk memastikan kondisi hewan qurban yang dipotong sehat dan sesuai sehingga daging yang dibagikan aman untuk masyarakat.

 

6 Penyebab Anemia pada Anjing dan Kucing

6 Penyebab Anemia pada Anjing dan Kucing

Anemia atau sering dikenal dengan kurang darah, tentu istilah ini sudah tidak asing ya bagi kita. Ternyata, sama juga seperti manusia, anjing dan kucing juga bisa mengalami anemia.

Kondisi mukosa atau selaput lendir yang pucat merupakan salah satu gejala anemia, bisa dlihat dari gusi, kelopak mata bagian dalam, ujung hidung, telapak kaki yang berwarna pucat, Namun, pada anjing dan kucing dengan hidung maupun telapak kaki yang berwarna hitam akan sulit untuk dilihat, bisa di cek dari bagian dalam mulut dan gusi.

Selain pucat, ciri lainnya adalah kucing dan anjing lemas, karena kurangnya nutrisi dan oksigen yang diangkut ke organ dan jaringan pada kondisi anemia.

Anemia bisa terjadi pada beberapa penyakit, terutama kalau berkaitan dengan metabolisme dan gangguan keseluruhan sistem tubuh. Jadi anemia bukan penyakit, namun gejala dari beberapa penyakit.

Terdapat 2 jenis anemia, yaitu :

1. Anemia regeneratif, yaitu ketika anjing atau kucing kehilangan banyak darah.

Anemia jenis ini merupakan kondisi kurangnya darah karena hilangnya banyak darah dari dalam tubuh penyebabnya bisa karena kecelakaan, pendarahan, parasit darah, dan lain sebagainya.

Penanganan pada anemia jenis ini diperlukan obat-obatan yang mengandung koagulan atau zat pembeku untuk menghentikan pendarahan. terapi suporrtive seperti terapi cairan bisa juga dilakukan, terutama jika ada indikasi dehidrasi (kekurangan cairan).

Transfusi darah juga bisa dilakukan untuk menangani anemia jenis ini, tentu hanya bisa dilakukan oleh dokter karena perlu diperhatikan jangan sampai ada reaksi silang akibat donor darah yang tidak cocok.

2. Anemia non-regeneratif, saat sumsum tulang belakang hanya menghasilkan sel darah merah yang sedikit.

Anemia non regeneratif disebabkan oleh kelainan di sum-sum tulang yang menghasilkan sel darah merah, sehingga menyebabkan kurangnya produksi sel darah merah. Anemia jenis ini perlu dilakukan penanganan yang lebih serius dan dalam waktu yang lama.

Anemia pada anjing dan kucing bisa terjadi karena berbagai hal yang menyebabkan berkurangnya jumlah dan produksi darah merah. Berikut adalah 6 Penyebab Anemia pada Anjing dan Kucing :

1. Parasit

Keberadaan parasit di dalam tubuh (endoparasit (cacing, protozoa,parasit darah))maupun parasit luar tubuh (ektoparasit (kutu, pinjal, caplak)) bisa juga menyebabkan kondisi anemia pada anjing dan kucing.  Biasanya anemia bisa terjadi karena infestasi parasit yang berlebihan dalam tubuh.

Parasit internal seperti cacing yang menyerang saluran cerna bisa menyebabkan pendarahan di dalam tubuh. Jika infeksi nya berlebihan akan menyebabkan jumlah sel darah merah yang mengalami penurunan juga disertai dengan penurunan zat besi yang sangat penting untuk pembentukan darah. Beberapa jenis cacing yang bisa menyebabkan pendarahan diantaranya cacing tambang (hookworm), cacing cambuk (whipworm).

Parasit lainnya di dalam tubuh tapi senang berada di dalam sel darah ataupun diantara sel darah merah  sehingga disebut parasit darah yaitu Ehrlicia dan Babesia. Parasit darah ini bisa berada di dalam tubuh anjing dan kucing dikarenakan adanya perantara yang membawa parasit ini yaitu Caplak (tick).

Parasit lain di luar tubuh bisa juga menyebabkan anemia namun jika infeksi nya berlebihan dan parah. Pinjal (flea) atau kutu loncat merupakan salah satu parasit yang bisa menginfeksi anjing dan kucing pada jumlah yang cukup banyak.

Gusi Anemis(pucat) pada Anak anjing 12 minggu akibat infestasi cacing tambang yang parah (Sumber : Buku Clinical medicine of the dog and cat)

2. Kecelakaan

Kondisi kecelakaan yang menyebabkan pendarahan parah maupun pendarahan di dalam tubuh (internal bleeding) bisa juga menyebabkan anemia akut. Kemungkinan lainnya bisa juga menyebabkan anemia jika kecelakaan mengakibatkan kerusakan atau gangguan di tulang belakang sehingga terjadi gangguan pembentukan sel darah merah.

3. Infeksi

Infeksi virus maupun bakteri juga bisa menyebabkan anemia pada anjing dan kucing. Bakteri yang bisa menyebabkan anemia diantaranya yaitu Mycoplasma dan haemobartonella. Infeksi virus yang menyebabkan anemia pada kucing yaitu FeLV (Feline Leukimia virus) dan FIV (Feline Immunodeficency virus).

4. Gangguan sistem kekebalan

Daya tahan tubuh atau imunitas termasuk dalam sistem kekebalan tubuh, pada kondisi normal tentu fungsi imunitas akan sangat baik melindungi tubuh dari agen penyakit maupun zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Namun, ada kondisi tertentu yang menyebabkan sistem kekebalan bekerja terlalu aktif sehingga menyebabkan gangguan pada sistem tubuh. Salah satunya adalah anemia hemolisis yang dikenal dengan IMHA  (Immune mediated hemolytic anemia) dan AIHA (Autoimmune hemolytic anemia), pada kasus ini sistem imun menyebabkan perubahan pada sel darah merah sehingga bentuk sel darah merah yang seharusnya bulat cekung berubah menjadi tidak sempurna (rusak). Bentuk sel darah merah yang tidak normal bisa menyebabkan jumlah sel darah merah menurun serta oksigen ke sel dan jaringan pun berkurang.

5. Gangguan fungsi organ

Organ yang berfungsi baik di dalam tubuh anjing dan kucing yang sehat akan berintegrasi satu sama lain. Namun, ketika ada salah satu organ yang mengalami gangguan akan menimbulkan efek ke sistem lainnya. Salah satunya adalah gangguan ginjal kronis yang menyebabkan ginjal mengalami kerusakan, fungsinya sudah tidak baik lagi bisa memberikan efek ke pembentukan darah merah. Ginjal yang mengalami gangguan akan mengurangi produksi eritropoietin sehingga mengganggu proses pembentukan sel darah merah.

Ketidakseimbangan hormon, gangguan hati, juga kelainan di sumsum tulang belakang serta infeksi kronis (infeksi dalam waktu yang lama) bisa juga menyebabkan anemia pada anjing dan kucing.

6. Konsumsi obat

Beberapa obat jika dikonsumsi terus menerus bisa menyebabkan efek yang signifikan terhadap produksi sel darah merah. Selain obat, racun juga bisa menyebabkan kerusakan darah sehingga menyebabkan anemia. Oleh karena itu sebaiknya bijak dalam memberikan obat pada anjing dan kucing serta konsultasikan terlebih dahulu ke dokter hewan untuk mendapatkan dosis yang tepat.

anemia pada kucing (sumber : vcahospitals.com)

 

Tanda – tanda anemia pada anjing dan kucing 

Terjadinya kondisi anemia dapat dilihat dari;

  • Selaput lendir yang berwarna pucat
  • Raut wajah yang tidak segar
  • Lemas dan depresi
  • Tidak nafsu makan
  • Ada darah yang banyak di anus (bisa bercampur feses/pup/kotoran bisa tidak)
  • Pendarahan hebat disertai luka terbuka

Gejala lain yang menyertai anemia, tergantung dari penyakit atau gangguan yang menyebabkan anemia. Jika berasal dari virus atau bakteri yang menyerang sistem organ, biasanya disertai muntah atau diare hebat. Apabila berasal dari trauma, terlihat kepincangan atau memar atau luka terbuka pada tubuh anjing dan kucing.

Jika anjing dan kucing memperlihatkan gejala kekurangan cairan dan lemas serta pucat sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Dokter akan melakukan terapi untuk mengurangi dehidrasi serta dilakukan pemeriksaan darah untuk mengetahui kondisi darah anjing dan kucing.

Apakah anemia berbahaya?

Berbahaya atau tidak, tergantung dari pemicu dari anemia tersebut. Misalnya terjadi kegagalan beberapa fungsi organ diwaktu bersamaan atau kecelakaan yang membuat perdarahan hebat pada anjijg atau kucing, maka kondisi anemia sangat membahayakan.

Pada anak anjing dan kucing, masalah kutu dan caplak bisa menimbulkan kondisi anemia yang berakibat fatal. Infestasi berlebihan membuat darah diserap sangat banyak tetapi produksi sel darah merah terbatas karena hewan masih muda. Dalam kasus ini manajemen parasit yang baik sangat diperlukan.

Bagaimana mencegah anemia pada anjing dan kucing? 

Pencegahan merupakan langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari anjing dan kucing mengalami anemia.

 

Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan yaitu :

1. Melakukan cek rutin ke dokter hewan minimal 6 bulan sekali, terutama untuk beberapa ras anjing  yang memiliki kecenderungan kelainan pada darah diantaranya airdale terrier, bichon frise, collie, cocker spaniel, english springer spaniel, labrador, shetland sheepdog.

2. Memberikan obat cacing dan antiektoparasit rutin atau sesuai saran dokter hewan

3. Perhatikan adanya caplak (tick) karena bisa membawa parasit darah , jadi perlu dilakukan pengendalian.

4. Berikan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan, sesekali memberikan makanan buatan rumah seperti ati ayam maupun ikan dan daging sangat baik untuk anjing dan kucing (namun, tetap perhatikan reaksi pasca pemberiannya).

5. Pastikan konsultasi dengan dokter hewan sebelum memberikan obat.

Menjaga kesehatan anjing dan kucing memang tidak mudah, anjing dan kucing sama seperti manusia bisa sakit dan mengalami gangguan. Sehingga perhatian pemilik diperlukan untuk membuat anjng dan kucing nyaman serta diskusi dengan dokter hewan diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup anjing dan kucing terutama pencegahan terhadap kondisi yang menyebabkan anemia serta penyakit metabolik yang serius.

 

Referensi :

Schaer M, Gaschen F.2016. Clinical medicine of the dog and cat 3rd edition.CRC press

Bell JS, Cavanagh KE, Tilley LP, Smith FWK.2012. Veterinary medical guide to dog and cat breeds. Teton Newmedia

Nelson RW, Couto CG.2014. Small animal internal medicine 5th edition. Elsevier