Tidak hanya cacing, kedua parasit ini juga bisa menyebabkan diare pada anjing dan kucing loh!

Tidak hanya cacing, kedua parasit ini juga bisa menyebabkan diare pada anjing dan kucing loh!

Cukup sering saya mendapatkan curhat dari pemilik anjing maupun kucing mengenai anjing dan kucing mereka yang mencret terus menerus bahkan hingga diare dan menyebabkan lemas, padahal mereka telah memberikan obat cacing bagi anjing dan kucing nya.

Lalu, apa benar penyebab diare itu hanya cacing saja? Tentu saja permasalahan saluran cerna seperti diare penyebabnya tidak hanya cacing.

Pada artikel sebelumnya, saya pernah juga membahas mengenai diare bisa cek disini ya : Diare pada anjing dan kucing

Nah, setelah baca artikel sebelumnya, sudah tau kan kemungkinan penyebab diare?

Jadi penyebab diare itu beragam sekali, untuk mengetahui nya perlu dilakukan observasi lebih lanjut, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan diare.

Sebaiknya memang diperiksakan juga ke dokter hewan, karena dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya dengan melakukan pemeriksaan feses (kotoran) dengan menggunakan mikroskop.

Jika penyebabnya sudah diketahui, maka akan diberikan penanganan yang tepat sesuai kondisinya.

Salah satu penyebab diare yang bisa menyerang anjing dan kucing yaitu protozoa (parasit internal, biasanya hidup di dalam sel).

Protozoa yang bisa menyebabkan diare pada anjing dan kucing diantaranya yaitu Giardia sp. dan Coccidia.

Protozoa bukan virus, bukan juga bakteri, mereka adalah organisme sel satu yang hidup dalam sel atau diantara sel.

Parasit ini dalam kondisi yang normal dan keberadaannya terkontrol tidak akan memberikan efek dan gangguan pada anjing maupun kucing. Namun, jika terpapar dalam jumlah yang banyak misalnya minum dan makan dari tempat yang terkontaminasi protozoa ini, akan mungkin sekali parasit berkembang dengan cepat dan menyebabkan gangguan, terlebih jika kondisi tubuh sedang kurang baik.

Bagaimana protozoa Giardia dan Coccidia menginfeksi anjing dan kucing ? 

Giardia merupakan protozoa yang memilik 2 bentuk yang ada pada anjing dan kucing. Bentuk yang pertama adalah trophozoit , bentuk trophozoit yang aktif dan terdapat di saluran cerna (tidak bisa bertahan di luar tubuh anjing dan kucing, hanya ada di saluran cerna). Bentuknya seperti bulatan kecil tidak sempurna dengan mata hidung mulut dan ekor kecil. Pada fase hidup ini, tidak bisa menginfeksi anjing maupun kucing, tapi bisa ditemukan di feses.

.Bentuk kedua berupa kista  yang menginfeksi, bisa bertahan di lingkungan terutama air.

Sehingga anjing dan kucing yang terkena parasit ini kemungkinan besar terkontaminasi dari air yang kotor.

Jadi, penularan giardia terjadi secara oral (masuk melalui mulut), kucing dan anjing minum dan makan dari tempat yang air nya terkontaminasi parasit ini. Selain makanan, bisa juga terkontaminasi dari tempat (kandang) dan peralatan bekas hewan yang terinfeksi namun tidak dibersihkan, karena bentuk kista infektif bisa bertahan di lingkungan.

Infeksi Giardia pada anjing
(Sumber : Blackburn dan Dryden 2000)

 

Penjelasan gambar di atas :

  1. Kista  dan ookista coccidia masuk melalui kotor-kotoran atau binatang kecil yang dimakan/diminum oleh hewan
  2. Saat sampai di saluran cerna, berubah menjadi bentuk trophozoite dan bentuk sporulasi, sporozoite
  3. Tophozoite akan menempel pada mukosa pencernaan dan menyerap sari-sari makanan, sedangkan bentuk sporozoite selain menyerap makanan, akan menggali dinding usus sebagai tempat pematangan
  4. Tophozoite juga akan berkembang biak dengan cara membelah diri
  5. Setelah membelah diri akan terbentuk kista (enkistasi) pada usus besar, dan ookista dari coccidium terbentuk di usus halus
  6. Kista giardia dan ookista coccidium akan keluar menempel bersama kotoran hewan.

Coccidia yang menyerang anjing dan kucing yaitu Isospora canis, Isospora felis. 

Parasit ini bisa menginfeksi anjing dan kucing melalui rute oral (masuk ke mulut). Biasanya penularan terjadi dari induk ke anak melalui fesesnya. Feses (kotoran) yang mengandung kista infektif dari parasit ini akan masuk ke kitten maupun puppies jika tidak sengaja menelan dengan menjilat bagian yang terkontaminasi.

Sama seperti Gardia, Coccidia memiliki 2 bentuk dalam fase hidup nya yaitu bentuk yang telah terspora, sporozoite, yang akan menjadi matang didalam dinding usus dan menyebabkan gangguan di saluran cerna.

Bentuk yang kedua yaitu Ookista, bentuk yang belum dewasa sebagai pertahanan yang yang dapat bertahan dilngkungan, bisa perlengkapan, makanan, minuman yang terkontaminasi. 

Jika anjing dan kucing makan jeroan mentah terutama usus dari ayam, sapi, domba yang terinfeksi, maupun hewan liar yang terinfeksi (tikus) bisa juga terinfeksi coccidia melalui makanan ini.

 

Bagaimana gejala anjing dan kucing yang terkena infeksi ini? 

Anjing dan kucing yang mengalami infeksi akan memperlihatkan gejala diare, pada infeksi coccidia kemungkinan mengalami diare berdarah. Diare selain berdarah bisa juga bercampur dengan lendir dan berwarna pucat.

Kondisi infeksi pada anjing dan kucing yang berlangsung lama atau kronis, bisa juga mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi sehingaa anjing dan kucing akan terlihat kurus, lemas, disertai diare yang berkepanjangan.

 

Apa yang perlu dilakukan jika anjing dan kucing terinfeksi parasit ini? 

Jika hewan diare lebih dari 3 hari, periksakan ke dokter hewan.

Semakin lama tertunda, hewan akan dehidrasi dan akan semakin sulit disembuhkan. Dokter hewan akan memeriksa kotorannya dan melihat tanda-tanda infeksi parasit.

Setelah itu biasanya akan diberikan anti parasit (jika memang diketahui positif dan telah dilakukan observasi lebih lanjut) dan vitamin untuk pemulihan.

Dokter akan memberikan obat sesuai dengan kondisinya, antibiotik bisa juga diberikan untuk membasmi protozoa. Pemberian obat harus berdasarkan resep dan saran dokter hewan. 

Tips lain yang bisa dilakukan untuk mempercepat persembuhan yaitu:

  • Berikan makanan yang lembut. Infeksi parasit membuat saluran pencernaan terluka dan perut akan sakit. Makanan yang lembut memudahkan hewan untuk mencerna makanan.
  • Berikan air putih yang bersih, layak minum, sebaiknya yang matang. 
  • Berikan tempat yang nyaman
  • Jangan lupa minumkan obat sesuai dengan anjuran dokter hewan

 

Apakah Giardiasis dan coccidiasis dapat menular ke manusia?

Penularan dari anjing dan kucing ke manusia kemungkinan nya kecil karena berbeda spesies yang menginfeksi. Namun, mencuci tangan setelah kontak dengan kotoran anjing dan kucing yang sakit dan terinfeksi sangat penting.

Penting juga untuk mencuci tangan sebelum memegang kucing atau anjing lainnya dan sebelum makan.

Jika memang ada anjing dan kucing yang sakit, pastikan perlengkapan nya dibersihkan dengan menggunakan disinfektan sebelum digunakan oleh kucing lainnya.

 

 

 

Protozoa ini memang menyerang saluran cerna terutama usus sehingga akan memperlihatkan mencret bahkan diare. Penanganan yang tepat dan menjaga kebersihan lingkungan bisa mengurangi resiko infeksi. Berikan air dari sumber yang bersih untuk mengurangi kontaminasi.

 

Referensi:

Greene, C. Infectious disease of dogs and cats fourth edition. 2012. Missouri: Elsevier

Blackburn BL, Dryden MW.2000. Pfizer atlas of veterinary clinical parasitology.pfizer anmal health

 

Bagaimana merawat kucing dan anjing setelah steril?

Bagaimana merawat kucing dan anjing setelah steril? 

 

Sterilisasi adalah istilah untuk menghilangkan kemampuan reproduksi anjing atau kucing dengan tujuan pengendalian populasi.

Bagi pemilik yang memutuskan untuk melakukan steril pada anjing atau kucingnya tentu siap dengan perawatan setelah operasi yang harus dilakukan.

Operasi pengangkatan organ reproduksi adalah operasi bedah yang sering dilakukan oleh dokter hewan sehingga tingkat kegagalannya sangat rendah.

Namun, perawatannya lah yang harus insentif agar mencegah infeksi pada bekas operasi.

Infeksi pada bekas operasi mudah membusuk dan jika parah bisa membahayakan hewan.

 

Pasca operasi, obat bius samar-samar masih terasa.

Biasanya dokter akan menawarkan jasa rawat inap.  Tetapi jika ada kondisi dimana rawat inapnya penuh atau situasi lain, apakah bisa dirawat dirumah? Bisa dengan kesabaran dan perhatian melimpah.

Info lengkap steril pada anjing dan kucing, silahkan baca disini ya : manfaat steril bagi anjing dan kucing 

 

Persiapan sebelum anjing dan kucing pulang ke rumah 

Jangan menunggu anjing dan kucing pasca steril sampai rumah untuk mempersiapkan segalanya.

Sebaiknya persiapkan sejak jauh hari sehingga saat datang, semua sudah siap.

Tujuan dari perawatan adalah membuat anjing dan kucing  nyaman sehingga luka cepat sembuh.

 

1.Kandang

Anjing dan kucing pasca steril terutama betina, sebaiknya dibiarkan di dalam kandang selama 1-3 hari.

Kandang yang digunakan diberikan alas handuk, underpad, ataupun koran yang tebal sehingga cukup hangat.

Saat malam,gantungkan bohlam dibagian atas kandang, pastikan tidak terlalu panas. S

Alas kandang diganti ketika sudah basah, biasanya setelah sadar akan kencing dalam jumlah banyak.

Jika rambut kotor, kotorannya akan sulit dibersihkan karena masih belum boleh bergerak banyak.

2. Makanan

Anjing dan kucing yang telah di steril akan mengalami penurunan nafsu makan karena rasa nyeri yang di deritanya. Biasanya dokter akan merekomendasikan merk tertentu untuk makanan pasca perawatan.

Tetapi apapun merknya, pilihlah jenis untuk mempercepat pemulihan.

Kandungannya tinggi protein dan vitamin untuk mempercepat proses penyembuhan.

Belilah untuk beberapa hari sekaligus. Namun, jika sulit bisa juga membuat sendiri makanan basah dengan protein hewani yang ada seperti daging, ayam, dan ikan. 

Info resep nya bisa cek disini ya : puding ikan untuk kucing 

3. Elizabeth collar (corong untuk anjing kucing) 

Collar ini berguna untuk membatasi gerakan bagi hewan.

Jika pengaruh obat bius sudah hilang sepenuhnya, hewan biasanya mulai penasaran dengan belas luka dan menjilatinya.

Terlalu banyak jilatan membuat luka susah kering.

Saat collar dipasangkan, hewan tidak bisa menggerakan leher terlalu banyak sehingga tidak menjangkau daerah bekas operasi.

Penggunaan Elizabeth Collar pada kucing
Penggunaan Elizabeth Collar pada kucing (dokumentasi pribadi instagram @tanyadokterhewan@tdh_store)

4. Obat untuk membersihkan luka,

Untuk mengurangi radang, setiap hari bisa diberikan salep antibiotik maupun antiseptik.

 

Saat membawa pulang anjing dan kucing dari dokter hewan

Obat bius masih berpengaruh pada kesadaran anjing atau kucing.

Sebaiknya, pilihlah transportasi yang minum goncangan.

Walaupun dibawah pengaruh obat bius, goncangan tetap terasa dan bekas operasi terasa nyeri dan sakit.

Pemilik dengan anjing dan kucing berambut lebat seperti anjing shi tzu atau kucing persia, pertimbangkan untuk mencari transportasi yang tidak membuat hewan kepanasan sehingga tidak kehausan.

 

Saat anjing dan kucing  sampai dirumah

Jika anjing dan kucing telah sampai dirumah dan dimasukan ke kandang, jangan meninggalkan anjing dan kucing begitu saja dan sibuk dengan kegiatan lain.

Pastikan semua persiapan telah selesai dan tetap perhatikan hewan setiap saat.

Anjing atau kucing mungkin akan memperlihatkan berbagai efek samping setelah pembiusan seperti;

  • Kencing
  • Muntah
  • Inkoordinasi dan sempoyongan
  • Hipersalivasi

Jangan panik, karena gejala tersebut hanyalah efek pembiusan dan akan hilang dengan sendirinya setelah maksimal 12 jam.

Apabila lebih dari 12 jam gejalanya belum hilang atau malah belum menampakan gejala ini dan masih tidur terus, hubungi dokter hewan.

 

Jika hewan sudah mulai sadar

Tanda jika hewan telah sadar;

  • Pupil (bagian mata berwarna hitam) mengecil dan membesar dengan normal
  • Nafas stabil
  • Telinga bergerak ketika disentuh
  • Posisi duduk atau bergerak
  • Berkomunikasi

Yang harus dilakukan pemilik adalah;

  1. Memberikan air minum. Biasanya hewan merasa sangat haus dan reflek minum untuk menghindari dehidrasi
  2. Memberikan makanan. Jangan panik jika hewan belum memperlihatkan keinginan untuk makan karena bekas luka masih terasa nyeri. Tetapi jika nfsu makan belum ada hingga lebih dari 18 jam, suapi makanan dan air madu.
  3. Mengelus elusnya agar hewan merasa tenang dan tidak panik.

Saat mulai sadar, hewan biasanya bingung dan mencari tau apa yang terjadi jadi sedikit gelisah.

Beberapa kucing bahkan agresif dan hissing.

Tapi beberapa waktu setelahnya akan kembali jinak seperti biasanya. Pemilik harus tetap tenang dan siap dengan segala kemungkinannya.

 

Perawatan sehari-hari setelah steril

Bekas luka pada hewan yang di steril mudah terbuka dan susah untuk kering apabila hewan terlalu banyak bergerak jadi fokus dari perawatan sehari-hari adalah dengan membatasi gerakan pada hewan dan memulihkan dengan nutrisi yang baik.

Perawatan ini dilakukan 1-2 minggu setelah operasi.

Hal-hal yang harus pemilik lakukan adalah;

  1. Memastikan hewan makan dan minum yang cukup. Pastikan minuman selalu ada, bersih, dan layak minum, hewan makan dengan benar. Suapi jika terlihat tidak mau makan. Pastikan cukup banyak makanan masuk setiap hari.
  2. Membatasi gerakan. Bila perlu, kandangkan terus dan hanya dikeluarkan beberapa jam. Gerakan yang terlalu banyak dapat membuat luka terbuka dan pendarahan. Berikan mainan atau ajak main sedikit agar anjing dan kucing tidak bosan.
  3. Memberikan obat. Obat yang dioles maupun obat yang diminum, pastikan dilakukan dengan rutin sesuai dengan anjuran dokter. Jika diperban, gantilah perban setiap hari.
  4. Untuk anjing dan kucing jantan, lap bekas kencing hingga kering dan bersih. Kencing yang menempel di bekas lupa akan menyebabkan infeksi.
  5. Memastikan kandang selalu bersih.
  6. Melakukan pengecekan bekas luka rutin ke dokter hewan. Buatlah janji perawatan pasca operasi dengan dokter hewan untuk melihat sejauh mana pemulihan anjing dan kucing, biasanya 1 minggu pasca operasi. 
  7. Jauhi kandang hewan dari kucing liar/anjing atau binatang lain yang memicu pergerakan berlebihan. Isolasi di ruangan yang terpisah bila perlu.
  8. Perhatikan perilakunya. Jika ada perilaku tidak normal atau gejala tidak normal lebih dari 2 hari, segera hubungi dokter hewan.
  9. Perhatikan bekas luka, apakah memerah atau bengkak? Jika ya, segera bawa konsultasikan kembali ke dokter hewan. 

 

Apakah sudah boleh memandikan anjing/kucing?

Disarankan untuk tidak memandikannya. Lap dengan tisu basah atau kain basah jika kotor. Memandikan kucing atau anjing beresiko membuat luka basah dan sulit mengering lalu gatal.

Nah, jika luka gatal dan digaruk atau digigiti, luka bisa berubah menjadi borok dan membusuk.

Sebaiknya mandikan sebulan setelah operasi atau beberapa hari setelah luka dipastikan mengering sepenuhnya.

Steril pada anjing dan kucing merupakan salah satu prosedur yang cukup aman, jika dilakukan oleh dokter hewan. Steril pada anjing dan kucing jantan biasanya persembuhannya lebih cepat dibandingkan anjing dan kucing betina. Namun tetap perlu juga diperhatikan kondisi nya secara menyeluruh dan seksama. Perawatan pasca operasi yang baik akan mempercepat persembuhan, sehingga anjing dan kucing bisa beraktivitas kembali.

 

Info steril anjing dan kucing, bisa hubungi admin instagram @tdh_store

Mengapa anjing dan kucing keluar kotoran berdarah? Ini 5 Penyebab kotoran berdarah pada anjing dan kucing

Mengapa anjing dan kucing keluar kotoran berdarah? Ini 5 Penyebab kotoran berdarah pada anjing dan kucing

Pernah mendapatkan darah pada kotoran hewan peliharaan?

Tentunya adanya darah di kotoran merupakan hal yang tidak normal pada kotoran anjing dan kucing.

Kondisi darah yang berada dikotoran adalah tanda bahwa sedang ada luka, iritasi,  maupun peradangan  di sistem pencernaan anjing dan kucing.

Adanya darah pada kotoran bisa juga dikenal dengan Hematochezia (jika keluar darah segar), serta Melena (jika darah berwarna gelap) . Warna darah pada kotoran pun menunjukkan lokasi terjadinya pendarahan. Misalnya, warna darah segar kemungkinan terjadi luka daerah anus maupun rektum dan usus besar bagian belakang.

Warna kotoran merah darah pada anjing dan kucing
(sumber ettinger 2017)

Warna darah merah maroon dan hitam menunjukkan terjadi perlukaan pada bagian usus halus.

Pemeriksaan lanjutan oleh dokter hewan sangat diperlukan secepat mungkin agar dapat ditentukan penanganan yang tepat.

Apa yang menyebabkan anjing dan kucing mengeluarkan kotoran berdarah?

5 Hal ini bisa menyebabkan kotoran berdarah pada anjing dan kucing :

1. Infeksi agen penyakit

Agen penyakit seperti parasit dalam sel yaitu coccidia dan giardia akan menyerang sistem pencernaan sehingga menimbulkan peradangan dan melukai usus yang menyebabkan pendarahan.

Bakteri juga bisa menyebabkan kotoran berdarah pada anjing dan kucing, salah satu nya yaitu infeksi bakteri Campylobacter . Bakteri ini juga bisa menyebabkan diare pada manusia.

Virus parvo pada anjing dan panleukopenia pada kucing menyebabkan perlukaan pada saluran cerna sehingga anjing dan kucing yang terkena infeksi ini akan mengeluarkan kotoran berdarah disertai bau amis yang menyengat.

Selain infeksi virus dan parasit di usus, kotoran berdarah juga bisa disebabkan oleh infeksi cacing. Cacing kait (whipworm) dan cacing tambang (Hookworm), menempel dengan kuat di usus anjing dan kucing yang menyebabkan perlukaan di usus.  Jika kondisi infeksi nya parah menyebabkan pendarahan, anemia, dan lemas pada anjing dan kucing.

2. Alergi makanan 

Jika makanan baru saja diganti, bisa saja saluran cerna mengalami gangguan. Pada beberapa kasus bisa menyebabkan iritasi di saluran cerna terutama usus. Salah satu yang terjadi yaitu adanya darah pada kotoran. 

3. Penyakit saluran cerna 

Anjing dan kucing bisa mengalami gangguan saluran pencernaan, salah satunya adalah Inflammatory Bowel disease atau Inflammatory Bowel Syndrome. Kondisi ini terjadi secara kronis (menahun/dalam waktu yang lama) yang penyebabnya beragam dan multifactor, sehingga penyebab utamanya terkadang tidak diketahui. Namun gejalanya merujuk pada gangguan di saluran cerna seperti diare yang berkepanjangan, muntah, serta kotoran berdarah.

Terkadang, kondisi ini juga disebabkan oleh daya tahan tubuh ataupun stress yang berkepanjangan sehingga berdampak juga pada kondisi saluran cerna yang terganggu.

Selain IBD, bisa juga disebabkan oleh gangguan di usus misalnya usus mengalami kondisi terputir (volvulus) dan masuknya bagian usus satu ke bagian lainnya (intussuceptio). Kedua kondisi ini bisa menyebabkan luka di usus sehingga kotoran berdarah.

Luka di saluran cerna seperti usus besar dan anus bisa juga menyebabkan adanya darah di kotoran.

4. Keberdaan Tumor maupun kanker 

Tumor dan kanker pada saluran cerna sangat mungkin terjadi, jika tumor pada anjing dan kucing berkembang menjadi besar dan bersifat kanker sangat mungkin sewaktu waktu tumor pecah (ruptur)  dan menyebabkan pendarahan di saluran cerna .

5. Heat stroke (sengatan) pada anjing dan kucing

Heat stroke pada anjing dan kucing bisa terjadi ketika anjing dan kucing dibiarkan lama dalam suasana dan lingkungan yang sangat panas. Anjing dan kucing yang terpapar panas dalam waktu yang lama dapat mengalami heat stroke karena anjing dan kucing memiliki keterbatasan untuk meregulasi (mengatur suhu tubuhnya). Anjing dan kucing tidak bisa mengeluarkan panas dari keringat, anjing hanya bisa melakukan panting (mengambil nafas sambil terengah-engah), sementara kucing akan cenderung menjilati tubuh berlebihan.

Kondisi tubuh yang terlalu panas menyebabkan anjing dan kucing dehidrasi, oksigen ke jaringan dan sel berkurang. Bahkan menyebabkan kelainan di sistem darah, sehingga darah sulit beku, pada beberapa organ termasuk saluran cerna bisa juga menyebabkan kotoran berdarah dan diare berdarah.

 

*Pada anjing betina yang sudah birahi dan masih produktif (tidak steril). Perlu juga diperhatikan kemungkinan sedang loop (birahi) sehingga keluar darah di vagina. Terkadang menyebabkan juga adanya darah di kotoran karena bercampurnya darah vagina dan kotoran. Tentu untuk anjing betina yang birahi, gejala-gejala birahi akan jelas terlihat. 

Bagaimana mengatasi anjing dan kucing dengan kotoran berdarah? 

Bagi pemilik, jika anjing dan kucing mengeluarkan kotoran yang berdarah. Jangan panik, amati terlebih dahulu secara seksama. Pastikan darah keluar dari anus, bukan dari vagina maupun adanya luka sekitar anus.

Jika memang sudah jelas terlihat darah dan kotoran, maka perlu juga untuk memperhatikan hal lainnya, yaitu :

  1. Nafsu makan anjing dan kucing 

Anjing dan kucing dengan kotoran berdarah yang bisa mengalami penurunan nafsu makan terutama jika penyebabnya ada gangguan di usus, luka di usus, maupun infeksi. Jika ada infeksi, penurunan nafsu makan akan disertai dengan demam dan gejala lainnya seperti muntah serta diare yang parah.

2. Aktifitas anjing dan kucing

Jika mengalami diare yang parah disertai adanya darah, anjing dan kucing akan cenderung lemas dan tidak mau beraktiftas. Terutama jika disertai muntah, anjing dan kucing bisa mengalami dehidrasi (kekurangan cairan).

3. Ekspresi saat mengejan pada anjing dan kucing 

Normalnya, anjing dan kucing dengan kotoran yang normal, tidak ada gangguan akan mengeluarkan kotoran dengan ekspresi mengejan yang wajar. Setelah mengejan, akan terlihat ada kotoran yang keluar. Namun, pada anjing dan kucing yang mengalami luka di rektum dan anus, akan mengalami kesakitan saat mengejan. Tak jarang menyebabkan juga konstipasi (sembelit) karena rasa sakit.

4. Bentuk dan warna kotoran 

> Konsistensi kotoran (lembek atau tidaknya kotoran) 

Lihat konsistensi dari kotorannya, normalnya kotoran yang baik akan berbentuk, sedikit lembab, baunya normal.

 Infeksi agen penyakit biasanya meninggalkan kotoran yang cair dengan sedkit darah.

Tetapi jika konsistensi sangat keras, kemungkinan mukosa dari rektum luka sehingga darah ikut keluar dengan kotoran.

Mau tau bentuk feses (kotoran) bisa cek artikel ini ya : mengenali bentuk feses anjing dan kucing 

>Darah dan warna kotoran 

Hal ini penting untuk menentukan kemungkinan penyebab kotoran berdarah dan keparahhan kondisinya.  

Jika warna merah cerah dan hanya sedikit, kemungkinan darah berasal dari rektum atau daerah sekitar anus

 

Sedangkan jika darah berwarna kehitaman bisa jadi darah berasal dari lambung atau usus dan infeksi telah meradang, biasanya disertai dengan bau yang amis dan menyengat.

Kotoran anjing dan kucing berwarna hitam
(sumber: Ettinger 2017)

5. makanan/minuman

Lihat makanan dan minuman yang sebelumnya dikonsumsi.

Jika makanan memang dirubah, bisa jadi hewan alergi terhadap kandungan makanan.

Minum air dari tempat yang kotor bisa juga terkontaminasi parasit, sehingga menyebabkan anjing dan kucing diare berdarah. 

6. Kemungkinan adanya cacing atau benda lain pada kotoran 

Saat memperhatikan kotoran yang ada darahnya, lihat apakah ada benda lain yang umumnya tidak ada.

Dalam kasus infeksi bakteri, seringkali didalam kototran terdapat lendir hasil dari infeksi bakteri.

Pada infeksi cacing tertentu, cacing dewasa akan terlihat didalam kotoran.

 

  • Memberikan makanan yang teksturnya lembut dan baunya menyengat bisa juga dilakukan agar kucing nafsu makan, namun tetap perlu diperhatikan kondisi lebih lanjut. Minum air yang matang (sebaiknya) dan layak minum juga bisa mengurangi kontaminasi parasit penyebab infeksi.

 

  • Perlu diperhatikan beberapa penyebab infeksi bisa juga menular atau ditularkan oleh manusia. Jadi sebaiknya jangan lupa mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani anjing dan kucing sakit.

 

  • Jika memang infeksi telah diidentifikasi disebabkan oleh virus, maka perlu pembersihan kandang dan lingkungan dengan menggunakan disinfektan.

 

  • Dokter bisa saja melakukan pemeriksaan lanjutan dengan mikroskop, ronsen, usg, pemeriksaan darah tergantung kondisi anjing dan kucing.

 

Kotoran berdarah pada anjing dan kucing perlu segera mendapatkan penanganan dokter hewan. Keberadaan darah yang terus menerus di kotoran disertai dengan gejala demam, tidak nafsu makan, dan muntah akan menyebabkan kekurangan darah dan cairan. Sebelum terlambat sebaiknya bawa ke dokter hewan terdekat.

 

Referensi :

Ettinger SJ, Feldman EC, Cote E. 2017. Textbook of veterinary internal medicine 8th edition. Elsevier

Nelson RW, Couto CG.2014. Small animal internal medicine 5th edtion . Elsevier

Steiner JM(editor). 2008. Small animal gastroenterology. Schlu?tersche: german

 

 

 

 

7 Tips untuk mengatasi sembelit pada anjing dan kucing

7 Tips untuk mengatasi sembelit pada anjing dan kucing

Normalnya, setiap hari anjing dan kucing akan mengeluarkan kotoran nya sebagai tanda metabolisme tubuh yang berjalan dengan baik.

Namun, ada kalanya anjing dan kucing mengalami juga gangguan pada tubuhnya, salah satunya adalah sembelit.

Sembelit pada anjing dan kucing membuat anjing dan kucing tidak nyaman, terkadang pemilik tidak segera menyadari nya. Pemilik mungkin baru menyadari setelah kucing dan anjing sangat lemas dan nafsu makan menurun.

Pada artikel sebelumnya, saya sudah menjelaskan mengenai 6 Penyebab sembelit pada anjing dan kucing. Bisa cek artikelnya disini : 6 Penyebab sembelit pada anjing dan kucing 

Lalu, apa yang perlu kita perhatikan sebagai pemilik untuk mengetahui sembelit pada anjing dan kucing ?

1.Frekuensi buang air besar.

Hewan seperti kucing atau anjing normalnya membuang kotoran 2-3 kali sehari (setiap hari).

Jika frekuensinya berkurang atau tidak membuang kotoran sama sekali dalam sehari, termasuk disebut sembelit.

2. Lama proses defekasi (buang kotoran)

Misalnya saat kucing menuju kotak pasir untuk pup, perhatikan berapa lama kucing disana sebelum akhirnya pupnya keluar.

Saat hewan sembelit, mereka akan merasakan sakit karena kotoran yang menumpuk dan mengeras jadi akan sakit saat mengeluarkannya sehingga akan lama prosesnya.

3. Perhatikan ada luka atau tidak di anus

Saat sembelit, kotoran mengeras, kadang akan menyebabkan luka lecet pada lubang anus.

Periksa anus hewan saat selesai pup, selain kesakitan biasanya disertai darah keluar bersama dengan pup.

Perlu diperhatikan juga kemungkinan keluarnya bagian anus (prolapsus ani) karena mengejan terlalu hebat.

 

Anjing dan kucing yang mengalami sembelit, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter. Terlalu lama kotoran tidak keluar dari tubuh akan menyebabkan tidak nyaman, juga menyebabkan kondisi yang serius dikemudian hari seperti adanya penonjolan anus, maupun megacolon (pembesaran colon/usus besar).

Jika sembelit baru terjadi 1-2 hari (pemilik menyadari tidak ada kotoran di kotak pasir, dan kucing terlihat tidak nyaman) , kita bisa melakukan 7 Tips untuk mengatasi sembelit pada anjing dan kucing, yaitu :

1.Berikan makanan yang basah

Makanan basah akan meningkatkan konsumsi cairan, diharapkan dengan konsumsi  cairan yang meningkat akan menyebabkan feses menjadi lebih lembut sehingga mudah melewati anus.

2. Lap anus dengan air hangat

Ini bisa dilakukan pada anjing dan kucing usia muda maupun kitten, untuk menstimulasi kerja otot sekitar anus sehingga kotoran bisa keluar.

Jika kitten atau puppy hanya konsumsi susu saja (kurang dari 1 bulan) biasanya sangat mungkin tidak buang kotoran selama 2 hari karena nutrisi terserap. Namun tetap perlu dilakukan rangsangan untuk mengeluarkan kotorannya.

Sembelit juga mungkin terjadi pada kucing maupun anjing yang mengalami pengalihan makanan dari makanan lembut ke tekstur yang keras.

Lap anus dengan air hangat pun sangat membantu jika ada luka atau lecet di anus.

3. Sediakan minum yang bersih dan cukup setiap hari nya.

4. Oleskan minyak zaitun atau VCO di anus

Minyak zaitun maupun VCO merupakan minyak alami yang aman untuk manusia, begitu juga dengan anjing dan kucing.

Pemberian minyak zaitun dan VCO pada anus bisa berfungsi sebagai pelumas, diharapkan bisa melunakkan feses dan tidak nyeri saat pup.

Selain diberikan pada anus, bisa juga diberikan dengan mencampurkan makanan atau diberikan langsung pada anjing dan kucing melalu mulut.

5. Selain makanan kering, tambahkan juga buah dan sayur untuk anjing 

Buah dan sayur bisa menjadi snack yang baik untuk anjing dan kucing, pemberiannya bisa diberikan langsung atau dibuat jus untuk memudahkan penyajian.

Bisa baca disini buah yang aman untuk anjing, sayur yang aman untuk anjing 

6. Berikan tambahan serat 

Salah satu penyebab sembelit adalah kurang nya serat, jadi saluran pencernaan tidak bekerja dengan baik. sebaiknya dibuatkan juga snack untuk anjing dan kucing yang mengandung serat. Tapi proporsinya tidak terlalu banyak, bisa gunakan labu, oat,  pada snack anjing maupun kucing.

7. Pastikan anjing dan kucing tidak malas beraktifitas

Anjing sebaiknya diajak jalan pagi dan sore hari untuk melancarkan buang kotoran, begitu juga dengan kucing. Namun, biasanya kucing tidak suka diajak jalan, usahakan tidak dkandangkan terus. Biarkan beraktifitas di dalam rumah (jika kucing indoor) dengan menaiki mainan maupun benda lain agar bisa tetap bergerak.

Apakah boleh memberikan obat pencahar untuk anjing dan kucing ? 

Obat pencahar yang ada saat ini untuk manusia, berupa tablet, sirup,  suposituria, maupun laxative enema. Untuk anjing dan kucing sebaiknya pemberianya dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter hewan. Dikhawatirkan ada kondisi lainnya yang perlu perhatian khusus selain sembelit.

Jadi, selalu konsultasikan kondisi anjing dan kucing jika terlihat mengalami gangguan. Pemilik pelru turut serta membersihkan kotak pasir setiap hari ataupun berinteraksi dengan anjng dan kucing untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada anjing dan kucing nya.

 

 

6 Penyebab sembelit pada anjing dan kucing

6 Penyebab sembelit pada anjing dan kucing

Pernah mengalami konstipasi atau sembelit? kalau kita tentu pernah mengalami nya dan bisa secara langsung mengeluhkan kondisinya dengan orang lain maupun dokter, ya?

Lalu, bagaimana dengan anjing dan kucing? Apakah anjing dan kucing bisa juga sembelit (konstipasi)?

Ternyata permasalahan  dan gangguan yang terjadi pada anjing dan kucing pun tidak jauh berbeda dengan manusia. Kalau manusia bisa sembelit, anjing dan kucing juga bisa loh!.

Sembelit atau konstipasi pada anjing dan kucing dapat pemilik lihat dari perubahan perilaku saat defekasi (pup). Normalnya, sama seperti manusia melakukan buang hajat setiap hari. Namun, jika mengalami konstipasi tidak akan terlihat adanya pup (kotoran) pada litterbox (kotak pasir) . Sehingga sangat penting sekali untuk pemilik melihat dan membersihkan litterbox (kotak pasir) kucing setiap hari.  Anjing yang rajin di ajak berjalan setiap pagi untuk pup, jika biasanya saat berjalan pup (mengeluarkan kotoran), tapi saat ini diajak jalan jadi malas dan kesakitan saat membuang kotoran (mengejan berlebihan) kemungkinan salah satu ciri mengalam konstipasi.

Mengapa bisa terjadi sembelit (konstipasi) ?

Sembelit bukan merupakan penyakit, tapi gejala dari beberapa penyakit yang mempengaruhi saluran cerna.  

Berikut 6 Penyebab sembelit pada anjing dan kucing

1.Nutrisi

Anjing dan kucing perlu juga diperhatikan nutrisinya, sama seperti manusia. Ketidakseimbangan nutrisi, bisa juga menyebabkan gangguan di saluran cerna salah satunya sembelit.  

Kurang konsumsi serat, bisa menjadi salah satu penyebab sembelit. Serat tidak hanya berasal dari sayuran dan buah, tetapi juga ada di tulang , jeroan, daging, sumber karbohidrat (dengan jenis dan jumlah tertentu)  yang biasa ada dikandungan makanan kemasan hewan kesayangan.

Selain menghasilkan energi, serat juga bisa membantu meningkatkan kesehatan saluran cerna.

Serat kebanyakan akan keluar bersama feses (kotoran) karena tidak seluruhnya tercerna, namun fungsi serat  sangat penting untuk meningkatkan fungsi saluran cerna, sehingga usus bisa melakukan gerakan-gerakan mencerna, merangsang kerja bakteri baik, sehingga nutrisi bisa terserap dengan baik.

Tapi, perlu diperhatikan juga pemberian serat ini tidak boleh berlebihan, perlu diimbangi dengan konsumsi air dan nutrisi lainnya. 

Konsumsi rumput untuk kucing maupun anjing juga bisa menambah asupan serat.

Takut repot ketika membiarkan kucing makan rumput di luar? Kita bisa menanam rumput sendiri bisa cek disini ya : Rumput untuk anjing dan kucing

Konsumsi cairan yang kurang juga bisa menyebabkan sembelit

Cairan yang dikonsumsi anjing maupun kucing bisa berasal dari air, makanan (terutama makanan basah (wetfood). Konsumsi makanan kering tapi tidak diimbangi dengan pemberian minum yang cukup bisa menyebabkan feses (pup) jadi keras, sehingga sulit dikeluarkan dan menyebabkan sembelit.

Lalu berapa minum yang dibutuhkan anjing dan kucing perhari?

Jawabannya bisa cek disini ya : Minum untuk anjing dan kucing 

2. Stres dan gangguan psikis

Kucing dan anjing bisa juga mengalami stress, biasanya menyebabkan aktifitasnya berubah dan terganggu. Beberapa penyebabnya yaitu :

> Perubahan lingkungan 

Saat pemilik pindah rumah dan hewan peliharaan berada berada pada lingkungan baru, biasanya mereka akan memulai proses penyesuaian dulu. Saat proses penyesuaian berlangsung, biasanya metabolisme tubuh akan  berpengaruh. Bentuk dari pengaruh tersebut bermacam-macam seperti diare atau konstipasi.

> Perubahan kebiasaan

Misalnya letak kotak pasir yang dipindahkan oleh pemilik atau lokasi tempat hewan biasa pup, dirubah. Hewan akan kebingungan mencari lokasi pup dan pada akhirnya akan ditahan. Saat kotoran ditahan dan menumpuk, lama kelamaan akan mengeras dan terjadi konstipasi

3. Infeksi dan kelainan tubuh bagian belakang 

Infeksi atau peradangan di saluran pencernaan karena agen penyakit bisa juga menyebabkan gangguan di saluran cerna karena untuk mengejan sakit. Misalnya infeksi di saluran kencing, infeksi pada rahim, abses pada anal gland. 

Jika hewan mengalami sakit pada bagian belakang , misalnya tertabrak atau cedera yang menyebabkan tulang panggul patah, gangguan otot dan syaraf yang menyebabkan inervasi syaraf ke otot spyncter rektum terganggu jadi tidak bisa defekasi (pup).  

4. Sumbatan di usus

Usus bisa mengalami sumbatan akhirnya feses tidak bisa dikeluarkan, dikarenakan kelainan anatomi sejak lahir, atau  atau bisa juga sumbatan di usus karena adanya tumor.

5. Rambut menyumbat saluran cerna

Anjing dan kucing rambut panjang akan menjilati rambutnya yang rontok dan tertelan (hairball). Terkadang hariball tidak dimuntahkan dan keluar bersamaan dengan kotoran. Jika jumlah rambut terlalu banyak, maka akan menyebabkan sembelit.

6.  Memakan benda asing

Anjing atau kucing yang senang bermain diluar atau yang bertipe outdoor, terkadang penasaran dengan benda yang dilihatnya dan mencoba memakannya. Jika benda tersebut terlalu besar maka akan menghambat saluran cerna dan menjadi sembelit. 

Dokter akan memberikan penanganan segera ketika mengetahui kucing maupun anjing mengalami konstipasi. Selain membuat anjing dan kucing tidak nyaman, sembelit atau konstipasi pada anjing dan kucing bisa menyebabkan masalah yang serius dikemudian hari jika tidak segera diatasi.

 

 

Referensi:

Case P, Linda et al. Canine and Feline Nutrition third editon. 2011. Missouri: Mosby Elsevier.

Eldregde, D. Cat Owner’s Home Veterinary Edition. 2008. Wiley Publishing.