Ingin tidur bersama hewan peliharaan? Ini 5 hal yang perlu dipertimbangkan
Menganggap hewan peliharaan sebagai keluarga sangat lah penting dilakukan untuk memberikan kenyamanan dan hubungan baik antara pet dan ownernya. Terkadang banyak pula yang memang menghabiskan kesehariannya, bahkan tidur bersama dengan hewan peliharaannya. Kebiasaan tersebut tentunya memiliki segi positif dan negatifnya ya.
Berikut 4 hal positif kalau kamu tidur bersama hewan peliharaan :
#1 Bonding yang lebih kuat
Lazimnya hewan peliharaan yang tidur bersana dengan ownernya yaitu anjing dan kucing. Biasanya dengan menghabiskan banyak waktu bersama dan tidur bersama akan memberikan ikatan batin yang kuat antara pet dan ownernya.
#2 Menurunkan resiko animal abuse
Ketika timbul ikatan yang kuat, maka tidak akan ada animal abuse. Hal ini membuat hewan akan merasa senang dan nyaman serta timbul rasa kasih sayang owner pada petnya.
#3 Owner lebih memperhatikan kesehatan hewan peliharaan
Berinteraksi intensif dengan hewan peliharaan tentu akan membuat owner merasa nyaman ketika hewannya sehat, bebas dari parasit, bersih, wangi,. Sehingga secara tidak langsung, owner akan sering membawa ke dokter hewan untuk melakukan check up maupun melakukan perawatan untuk kebersihan hewan peliharaannya,
#4 Anjing dan kucing dapat menurunkan tingkat stress
Sering berinteraksi dengan anjing dan kucing membuat perasaan bahagia, hal ini ternyata berhubungan dengan penurunan tekanan darah, kondisi rileks pada tubuh, penurunan resiko penyakit jantung, serta menyebabkan kondisi yang tidak stress. Purring atau dengkuran pada kucing pun dapat menenangkan.
Hal negatif yang mungkin timbul ketika tidur bersama hewan peliharaan :
#1 Tidur menjadi kurang berkualitas
Hal ini dikarenakan anjing dan kucing termasuk hewan nocturnal (aktif di malam hari). Jadi, terkadang saat waktunya kita tidur, mereka sedang aktif bermain. Sehingga, tidur kita sedikit terganggu dan menjadi kurang berkualitas. Efeknya pada tubuh saat pagi hari yaitu menjadi kurang fit.
#2 Memungkinkan adanya penularan penyakit
Biasanya penyakit yang mudah menular dari anjing maupun kucing adalah penyakit akibat parasit dan jamur. Ringworm merupakan penyakit jamur (dermatofitosis) yang dapat menular ketika terjadi kontak langsung. Selain itu, gigitan caplak, pinjal maupun kutu pun cukup mengganggu dan membuat alergi pada beberapa orang. Sehingga perlu diperhatikan betul kebersihannya.
Oleh karena itu, menjaga kesehatan dan kebersihan diri kita dan hewan peliharaan kita sangat penting. Hal ini untuk membuat kita nyaman dan terhindar dari rasa cemas akan adanya penularan penyakit dari hewan peliharaan kita.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Pernah dengar penggunaan microchip pada hewan kesayangan?
Teknologi microchip pada hewan ini memungkinkan untuk menyimpan data pada lempengan kecil yang mudah dikenali dan diidentifikasi menggunakan alat pembaca microchip. Data yang terdapat di microchip biasanya berupa kode yang akan disinkronisasi dengan alat maupun individu yang dipasangi secara implant lempeng ini.
Microchip sudah banyak dikenali di hewan liar pada lembaga konservasi, hal ini untuk memudahkan identifikasi dan pelacakan hewan liar sehingga diketahui persebarannya. Teknik identifikasi menggunakan microchip ini pun telah berkembang di hewan kesayangan seperti anjing dan kucing. Beberapa klinik hewan di Indonesia terutama kota besar menyediakan microchip sebagai salah satu alat identifikasi. Microchip ini mirip fungsinya seperti KTP maupun tanda pengenal kita yang lainnya.
Penggunaan microchip pada anjing dan kucing bertujuan untuk
Memudahkan identifikasi anjing dan kucing jika mengalami hilang terutama jika berpindah tangan ke orang yang tidak bertanggung jawab (penculikan, penjualan illegal).
Negara maju telah mewajibkan hewan peliharaan dipasangi microchip untuk memudahkan identifikasi dan recording status kesehatan. Jika kita ingin membawa hewan peliharaan ke luar negeri, microchip merupakan salah satu persyaratan wajib untuk sistem identifikasi.
Banyaknya ras anjing dan kucing membuat microchip sangat berguna
Ras anjing maupun ras kucing jumlahnya cukup banyak dan tentunya setiap ras memiliki kemiripan antara individu satu dan lainnya. Hal ini karena memang ras memiliki standar yang jelas. Microchip sangat membantu identifikasi karena memiliki kode yang unik sehingga jika hilang kita bisa mengklaim dengan menggunakan kode di microchip tersebut.
Cara memasang microchip pada hewan
Penggunaan microchip harus dilakukan oleh dokter hewan. Hal ini dikarenakan cara aplikasi microchip yang disuntikan daerah bawah kulit. Pemasangan microchip sangat cepat dan respon pada anjing dan kucing rata-rata tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah dilakukan pemasangan, dokter akan melakukan pengecekan menggunakan scanner microchip. Nomer yang tertera pada scanner dan label microchip harus sama. Menandakan microchip terpasang dengan tepat. Pengetahuan anatomi yang telah dipelajari dokter hewan akan sangat membantu. Penempatan microchip yang tidak tepat dapat membuat microchip menjadi salah tempat dan tidak terbaca oleh alat.
Berapa biaya untuk memasang microchip pada hewan
Pemasangan microchip pada anjing maupun kucing bisa dilakukan kapan saja dan sebaiknya bersamaan dengan checkup rutin. Tarif yang diberikan untuk microchip hewan peliharaan bergantung dari jenis microchip yang digunakan, berkisar antara Rp.350.000-400.000 (2018) tentunya nilai ini tidak bisa menjadi patokan bisa lebih tinggi harganya. Bergantung pada kebijakan klinik masing-masing.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan
Memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing saat ini tidak hanya menjadi trend. Namun telah menjadi bagian dari hidup, sehingga banyak dari pet owner yang menganggap anjing dan kucing sebagai keluarga. Terkadang saat terjadi perubahan perilaku dan menjadi sakit pet owner menjadi panik dan merasa kebingungan.
Tapi, kondisi hingga menjadi sakit pada anjing maupun kucing menandakan adanya ketidakseimbagan pada tubuh mereka. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Terkadang kucing dan anjing sangat pintar menyembunyikan kondisi sakitnya hingga diketemukan pada kondisi yang benar-benar buruk dan mereka tidak bisa menanggung nya lagi.
Kita sebagai pet owner perlu jeli memang menghadapi kasus seperti ini. Pengetahuan terhadap kondisi tubuh normal anjing dan kucing pun perlu kita ketahui. Hal ini penting untuk memudahkan kita melakukan tindakan dan kapan harus segera ke dokter hewan.
Pemeriksaan kondisi tubuh dapat dilakukan secara sederhana dan mudah di rumah. Berikut 4 kondisi tubuh anjing dan kucing yang wajib di cek Pemilik Hewan
#1 Memeriksa selaput lendir
Selaput lendir atau membran mukosa terdiri dari gusi, bibir, kelopak mata bagian dalam, bagian putih mata (sclera). Kondisi normal selaput lendir berwarna pink cerah. Hal ini menandakan peredaran darah berjalan dengan baik. Kelainan yang mungkin terjadi pada membran mukosa :
Pucat (kondisi anemis) : warna selaput lendir menjadi tidak pink cerah namun berubah menjadi pucat menuju putih. Hal ini menandakan adanya gangguan pada kondisi darah, biasanya merujuk pada kondisi anemia. Pada kondisi ini cukup berbahaya jika disertai dengan kondisi lemas.
Kebiruan (cyanosis/sianosis) : warna selaput lendir berubah menjadi biru, bahkan biru kehitaman. Hal ini menandakan asupan oksigen yang diangkut oleh darah berkurang. Jaringan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dapat terjadi pada hewan yang mengalami keracunan, maupun adanya gangguan pengangkutan oksigen (sesak nafas). Pada kondisi ini tidak dapat menunggu lama, perlu langsung penanganan dokter.
Kuning (jaundice/ikterus) : warna selaput lendir kuning. Kondisi ini menandakan adanya gangguan di fungsi hati. Biasanya ditandai dengan gejala lainnya seperti muntah. Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi virus seperti Feline Infectious Peritonitis (FIP).
Merah (pendarahan) : warna selaput lendir berubah menjadi merah seperti ada berkuan darah. Hal ini biasanya terjadi saat adanya benturan pada benda tumpul.
#2 Memeriksa Kulit Hewan
Kulit merupakan pelindung terluar dari tubuh. Kulit memiliki elastisitas yang menandakan tubuh terhidrasi dengan baik atau tidak. Kulit dapat mengalami kondisi yang buruk dan tidak elastis saat mengalami dehidrasi. Cara melakukan pemeriksaan kondisi kulit dengan mencubit kulit (tidak perlu khawatir kesakitan), jika saat dicubit cepat kembali ke kondisi semula maka kondisi kulit baik, namun jika tidak artinya hewan mengalami dehidrasi. Kondisi kulit yang lain diperhatikan pula ada memar, kebiruan, lepuh, scally (bersisik), dan kering.
#3 Memeriksa Suhu Hewan
Suhu atau temperatur merupakan salah satu parameter yang penting diketahui. Peningkatan suhu tubuh atau demam merupakan salah satu ciri adanya infeksi akut pada hewan. Peningkatan suhu tubuh juga dapat terjadi pada kondisi yang sangat panas. Atau mungkin terjadi pula hipotermia atau penurunan suhu tubuh pada kasus tertentu. Suhu normal anjing dan kucing ada pada kisaran 37.5oC-39.5oC. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer digital maupun termometer raksa.Termometer digital dengan ujung fleksibel lebih disarankan karena mudah penggunaannya dan nyaman.
Cara penggunaan termometer:
Bersihkan termometer menggunakan tisu sebelum digunakan
Handle kucing dengan memeluknya
Termometer dimasukkan ke anus, usahakan termometer tidak ditengah tapi di dinding anus
Tunggu hingga ada bunyi bip, lalu perhatikan angka yang tertera
#5 Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan
Pengukuran frekuensi nadi bisa dilakukan dengan menekan pembuluh darah yang berada di kaki depan bagian bawah dan di daerah paha bagian dalam. Pengukuran dilakukan selama 15 detik, hasil perhitungan dikalikan dengan 4 sehingga mendapatkan frekuensi nadi/menit. Normalnya frekuensi nadi pada anjing kucing ada pada kisaran 60-120 kali/menit. Semakin besar anjing akan semakin kecil frekuensi nadinya.
#6 Memeriksa Frekuensi napas Hewan
Pengukuran frekuensi napas akan valid ketika hewan kondisi istirahat. Tidak setelah melakukan exercise seperti berlari dan aktifitas lainnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan melihat daerah perut. Pada daerah perut terdapat bagian yang melekuk dibelakang tulang rusuk. Pada daerah ini sangat jelas terlihat kembang kempisnya perut. Satu kali napas dihitung satu kali kembang kempis. Perhitungan dilakukan selama 60 detik atau 1 menit karena frekuensi nafas biasanya lambat. Normalnya pada najing dan kucing berkisar 20-30 kali/menit. Semakin kecil maka frekuensi napasnya semakin besar angkanya.
Cukup mudah kan, melakukan pengecekan kondisi untuk anjing dan kucing. Jangan lupa selalu beritahukan dokter hewan terkait kondisi pada anjing dan kucing. Hal ini akan sangat membantu dokter menentukan arah diagnosa.
*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂
Wajib ke Dokter Hewan Kalau Kamu Ketemu 12 Kondisi ini Pada Hewan Kesayangan
Dokter hewan memang profesi yang terbilang cukup kurang mendapat perhatian di Indonesia. Terutama untuk hewan peliharaan dibandingkan hewan produksi karena kaitannya dengan ekonomi.
Tapi, kalau masalah kesehatan anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya masih banyak owner yang hanya ingin tanya kiri kanan dan tidak mau membawa ke dokter hewan. Sampai akhirnya sangat parah baru dibawa ke dokter deh, eh hewannya udah tidak bisa diselamatkan dan nyalahin dokter nya. #curhat
Tapi, Visit ke dokter hewan merupakan salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan untuk para pet owner ya. Walaupun visit ke dokter ini memang membuat stress owner dan pet nya, ownernya stress karena memikirkan biayanya, sedangkan pet nya stress karena memang tidak terbiasa bertemu dokter hewan.
Nah, ini 12 tips buat temen-temen yang bingung kapan aja kira-kira harus ke dokter hewan supaya ga telat kalo hewannya kenapa-kenapa ya!
#1 Pertama kali adopsi atau memiliki hewan peliharaan
Memiliki hewan peliharaan bisa berasal dari mana saja, bisa dari adopsi kucing liar, adopsi dari shelter, membeli, maupun adopsi dari kerabat. Sebaiknya, pada waktu-waktu ini penting dilakukan kunjungan ke dokter hewan terutama untuk pet owner pemula. Saat kunjungan, tentu akan diketahui data awal hewan peliharaan seperti berat badan, suhu, umur, dan kondisi tubuh keseluruhan. Dokter biasanya akan memberikan advice seputar kesehatan hewan, kondisinya secara umum, vaksinasi, dan juga pemberian obat cacing maupun obat antiparasit. Tentunya tujuannya untuk menjaga kesehatan pet kita sehingga kita sebagai owner juga nyaman dan aman. Usia yang tepat untuk puppy maupun kitten pertama kali ke dokter hewan yaitu pada usia 8 minggu atau 2 bulan.
#2 Hewan peliharaan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan
Biasanya gejala ini muncul ketika terdapat serangan penyakit, owner baru menyadari ketika beberapa hari nafsu makan hewan peliharaannya menurun. Jika dibiarkan tidak makan, terutama pada kucing lebih dari 2 hari bisa menyebabkan kerusakan hati dna organ lainnya. Organ hati yang rusak biasanya ditandai dengan kondisi kulit berubah menjadi kuning.
Jika diteruskan tentu kondisi ini akan menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Kondisi ini sangat berbahaya untuk puppy maupun kitten, karena akan menyebabkan kondisi yang amat fatal. penurunan berat badan pun menandakan fungsi tubuh sangat buruk sehingga perlu penanganan lebih lanjut.
#3 Hewan dalam kondisi lemas dan amat lemah
Selain kehilangan nafsu makan, gejala lain yang mengiringi biasanya kondisi tubuh yang lemah. Hal ini diakibatkan kurangnya energi pada sel sehingga sel tidak dapat berfungsi dengan baik. Penanganan dengan terapi cairan mungkin dilakukan untuk menanggulangi kondisi ini, jika tidak dimungkinkan memberikan makanan untuk hewan peliharaan.
#4 Anjing mengalami batuk
Batuk merupakan salah satu respon tubuh untuk menandakan adanya iritasi maupun gangguan pada saluran pernapasan. Kennel cough merupakan salah satu batuk pada anjing yang sangat berbahaya, selain penularannya yang cepat, juga dapat berakibat fatal jika dibiarkan. Selain itu, batuk pada anjing terutama anjing tua bisa diindikasikan adanya penyakit jantung. Hal ini menyebabkan kondisi sesak pada dada yang diperlihatkan dengan respon batuk.
Batuk juga bisa menjadi respon jika anjing maupun kucing tersedak, sehingga perlu dipastikan dengan tepat kondisinya.
#5 Hewan mengalami Demam
Sangat umum sekali owner membawa hewan peliharaanya ke dokter ketika kondisi hewan sedang demam. Demam merupakan repson tubuh atas keberadaan penyakit. Hewan dikatakan demam untuk anjing dan kucing ketika suhu tubuhnya lebih dari 39.5oC. pengukuran suhu ini tentu tidak menggunakan perabaan saja. Namun perlu menggunakan alat beruta thermometer. Thermometer yang digunakan bisa thermometer raksa maupun thermometer digital. Penggunaan thermometer perlu diperhatikan dan sebaiknya diketahui oleh pet owner :
Thermometer bisa dibeli di apotik maupun toko alat kesehatan, bisa memilih thermometer digital maupun air raksa. Termometer digital lebih mudah penggunaannya.
Cari thermometer dengan tip atau ujung yang fleksibel dan tidak melukai. Hal ini dilakukan untuk menghindari trauma pada anjing maupun kucing.
Thermometer sebelum digunakan perlu dibersihkan, bisa menggunakan tisu basah maupun lap.
Thermometer dimasukkan ke bagian anus dari anjing maupun kucing.
Penggunaan thermometer harus ditempelkan ke sisi anus, bukan ditengah anus.jika mengukur ditengah anus kemungkinan akan terasa panas karena ada kotoran pada anus.
Hentikan pengukuran jika telah terdengar bunyi “bip” dari thermometer.
#6 Hewan Mengalami Sesak Napas
Kondisi sesak nafas bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi ini sangat berbahaya untuk anjing maupun kucing, ketika sesak nafas menandakan tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak namun salura menyempit ataupun terhambat. Oleh karena nya, jika oksigen ke dalam tubuh berkurang dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Sesak nafas yang parah bisa menyebabkan kulit kebiruan dan pucat karena kekurangan oksigen, lama-lama bisa menyebabkan kematian.
#7 Kesulitan urinasi atau susah kencing
Kondisi ini bisa terjadi pada anjing maupun kucing kapan saja, namun lazimnya terjadi pada kucing maupun anjing usia lanjut. Kesulitan urinasi ini bisa disebabkan oleh adanya batu, penyempitan saluran urine, maupun infeksi pada saluran urine. Tanda hewan mengalami kesulitan urinasi yaitu:
Mengejan seperti ingin urinasi namun tidak ada urine yang keluar
Berkali-kali kembali ke kotak pasir namun tidak ada urine yang keluar
Terlihat kesakitan saat urinasi
Urin yang dibiarkan ada di dalam tubuh bisa meracuni organ lainnya, sehingga bisa menimbulkan kondisi lebih parah jka dibarkan.
#8 Hewan mengalami diare berdarah dan muntah
Diare dan muntah merupakan salah satu ciri adanya gangguan pada saluran pencernaan. Kondisi ini merupakan salah satu gejala penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit. Muntah dan diare yang berkepanjangan tentu akan membuat hewan menjadi dehidrasi dan sangat lemah. Jika sudah ada indikasi diare disertai darah maupun muntah yang disertai darah merupakan warning akan keberadaan penyakit yang lebih serius. Diare dan muntah berdarah bisa mengakibatkan anemia yang berakibat fatal.
#9 Hewan Menagalami Kejang
Penyebabnya bisa beragam namun kejang ini merupakan indikasi adanya gangguan pada syaraf dan otot. Keracunan bisa juga menyebabkan kejang, biasanya jika keracunan akan terlihat adanya muntah.
Jangan menunda membawa ke dokter hewan jika anjing atau kucing mengalami kejang.
#10 Hewan Mengalami Mata merah
Jangan abaikan kondisi mata merah dan tidak membawa pada dokter hewan. Kondisi mata merah menandakan adanya iritasi, penanganan yang sembarangan akan menyebabkan iritasi menjadi lebih parah. Bahkan jika menggunakan obat sembrono dapat menyebabkan kebutaan. Selain iritasi, mata merah yang menonjol juga bisa berbahaya jika dibiarkan, lama kelamaan bisa mengalami infeksi.
#11 Anjing tiba-tiba berguling dan terlihat kesakitan
Biasanya kondisi ini dihubungkan dengan kembung pada anjing. kembung atau bloat pada anjing terutama ras besar memiliki kecenderungan menyebabkan GDV (gastric volvulusdilatation) atau perputaran dari lambung. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang teramat sangat dan menyebabkan kematian.
#12 Kucing atau anjing yang sulit melahirkan
Tidak perlu menunggu waktu lama untuk proses melahirkan yang normal. jarak kelahiran puppy maupun kitten biasanya tidak lebih dari 1 jam. Ketika induk terlihat masih mengejan namun tidak ada bayi yang keluar, maka perlu dibawa ke dokter. Hal ini untuk menghindari kondisi induk yang kelelahan dan bayi yang kehabisan oksigen.
Pentingnya memperhatikan kondisi hewan peliharaan secara seksama merupakan tanggung jawab keluarga. Deteksi dini terhadap perubahan yang terjadi bisa mengurangi resiko adanya kondisi fatal pada hewan peliharaan. So, keep in touch with your pet.
*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂