Antibiotik untuk kucing dan anjing

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?

 

Memiliki hewan peliharaan merupakan salah satu tanggung jawab tambahan untuk kita pemiliknya. Bahkan faktanya memiliki hewan peliharaan memberikan beban tambahan secara financial untuk kita.

“Namun, harga tersebut bagi beberapa orang tidak ada artinya karena dengan memiliki hewan peliharaan, kita bisa mendapatkan stress relieve, hiburan serta teman hidup”

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?
Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan? (Credit foto pada gambar)

Budget untuk kesehatan pun ternyata tidak murah untuk hewan peliharaan kita, budget konsultasi dokter hewan, vaksin, pemeriksaan rutin, treatment penyakit, rawat inap, obat, dan lain sebagainya.

Ternyata memiliki hewan peliharaan itu mahal ya? Tapi, kalau sakit kan perlu dibawa ke dokter hewan. Atau cukup tanya kiri kanan berdasarkan pengalaman, memberikan obat yang biasa kita konsumsi dan hasilnya sembuh? Beruntung jika sembuh, jika malah jadi tersesat dan tambah parah?

Gejala klinis suatu penyakit memang semuanya sama awalnya,ketika ada infeksi tentu akan muncul kondisi demam yang diakibatkan respon tubuh untuk menghalau agen penyakit. Tapi apakah semua hewan aman diberikan obat penurun panas, apakah bisa tanpa pemeriksaan diberikan antibiotic? Ternyata tidak semua hewan bisa diberikan obat begitu saja tanpa diperiksa.

Lalu bagaimana dengan konsultasi online? Apakah juga bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan harga “murah”?

 

Konsultasi sebenarnya sah saja, namun tentu dokter memiliki kebijakan untuk menanggapi kasus per kasus. Meresepkan obat yang memang perlu pemeriksaan seksama tentu tidak akan sembarangan diberikan oleh dokter hewan.

Konsultasi Dokter Hewan Gratis
Konsultasi Dokter Hewan Gratis

Mengapa? Hal ini karena ada beberapa obat yang tidak bisa diberikan tanpa resep dokter, artinya obat tersebut restricted. Jika diberikan sembarangan akan memperparah kondisi dan memberikan hasil yang tidak baik. Tapi, sayangnya banyak pemilik yang masih mengesampingkan keselamatan hewannya dengan berbekal pengalaman. Akhirnya bukannya sembuh malah jadi lebih parah L

Berikut adalah obat yang tidak boleh diberikan sembarangan :

#1 Obat anti radang dan penurun panas untuk kucing dan anjing

Pemilik biasanya mengeluhkan hewannya lemah, tidak aktif, nafsu makan mneurun. Kadang juga ada yang mengatakan kucing atau anjingnya panas (demam) padahal belum diperiksa menggunakan thermometer. Demam biasanya memang lazim terjadi pada hewan peliharaan termasuk anjing kucing sebagai gejala dari infeksi. Obat yang dapat menurunkan panas termasuk pada obat anti radang maupun obat antinyeri (analgesic-antipiretik). Umumnya obat penurun panas yang banyak dipasaran yaitu paracetamol, aspirin. Namun ternyata pada anjing dan kucing memberikan obat anti radang dan penurun panas ini memiliki bahaya.

  1. Dosis nya jika tidak tepat dapat menyebabkan keracunan karena sangat tipis jarak antara dosis aman dan dosis berbahayanya. Oleh karenanya, pemberian obat ini tidak boleh sembarangan dan harus berdasarkan resep dokter hewan.
  2. Paracetamol sangat berbahaya untuk kucing. Kucing secara genetic tidak memiliki enzim yang dapat mengubah kandungan paracetamol menjadi kandungan yang lebih sederhana. Hal ini menyebabkan paracetamol akan terus mengalir dalam darah dan bersifat racun. Kematian akibat keracunan paracetamol ini disebabkan oleh kekurangan oksigen akibat kerusakan darah merah.
  3. Obat anti radang seperti aspirin, ibuprofen, dexamethasone dan lainnya sangat berbahaya untuk anjing maupun kucing. Biasanya obat antiradang ini diberikan untuk melakukan terapi pada anjing, namun harus dengan resep dokter hewan. Pemberian tanpa resep dokter hewan dan secara sembrono dapat menyebabkan kerusakan organ. Bahkan ada kasus anjing setelah konsumsi antiradang ibuprofen mengalami muntah darah akibat keracunan.
Keracunan Paracetamol Pada Kucing
Keracunan Paracetamol Pada Kucing

Contoh kasus keracunan paracetamol: Sumber gambar fanspage Praktek Hewan Kecil drh Yulia Erika

#2 Antibiotik untuk kucing dan anjing

Antibiotik merupakan obat yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri maupun membunuh bakteri penyebab penyakit. Artinya, pemberian antibiotic ini tidak akan ampuh untuk menangani penyakit akibat virus maupun cacing. Antibiotic banyak golongannya, namun yang umum digunakan yaitu amoksilin karena spectrum (daya kerja) nya yang luas. Tak jarang pemberian antibiotic ini salah kaprah dan asal diberikan. Antibiotic untuk hewan peliharaan perlu disesuaikan dengan penyebabnya, berat badan, usia, dan riwayat penyakitnya. Alasan mengapa antibiotic tidak boleh diberikan sembarangan :

a. Antibiotic dapat menyebabkan resistensi mikroba

Resistensi mikroba maksudnya adalah mikroba atau bakteri kebal terhadap antibiotic, sehingga ketika diberikan antibiotic tidak akan memiliki daya kerja yang maksimal bahkan tidak mempan dengan antibiotic. Penyebabnya adalah pemberian antibiotic berlebihan, tidak tuntas menggunakan antibiotic (tidak menghabiskan antibiotic) sesuai resep dokter.

b. Antibiotic dapat mematikan bakteri baik pada usus

Penggunaan antibiotic bisa mematikan bakteri baik pada usus, hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri pada usus. Gejala yang terlihat biasanya adanya diare karena kondisi usus yang kurang baik.

c. Antibiotic menimbulkan berkembangnya jamur secara berlebih

Pemberian antibiotic terus menerus akan menyebabkan matinya bakteri dan akan menimbulkan masalah baru yaitu tumbuhnya jamur. Jamur yang mendominasi tubuh akan menimbulkan masalah baru bagi kondisi kesehatan.

d. Antibiotik dapat berbahaya bagi induk hamil maupun menyusui

Induk hamil maupun menyusui tidak boleh sembarangan meminum antibiotik. Beberapa antibiotic ada yang berbahaya bagi kehamilan sehingga perlu diperhatikan kandungannya. Tentunya antibiotic akan mengalir pada darah dan terdapat pada air susu sehingga perlu berhati-hati dalam pemberiannya.

e. Antibiotik dapat bersisa pada daging, susu, dan telur

Hewan produksi seperti sapi, kambing, domba, babi, ayam, setelah mengonsumsi antibiotic tidak boleh langsung dimakan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan terdapat waktu henti obat (withdrawal time) pada tubuh, sehingga pada masa ini antibiotic masih dimetabolisme di tubuh. Jika kita mengonsumsi pangan yang mengandung antibiotic tentu akan berbahaya bagi tubuh.

Antibiotik untuk kucing dan anjing
Antibiotik untuk kucing dan anjing

#3 Ivermectine untuk tungau kucing dan anjing

Ivermectine sangat dikenal sebagai antiektoparasit yang baik, terutama dalam mengobati kasus infeksi tungau termasuk scabies. Namun, secara genetic terdapat hewan yang tidak bisa memetabolisme jenis obat ini. Efek sampingnya menyebabkan kejang dan keracunan. Anjing ras collie (righ collie, border collie), Shetland sheepdog (Sheltie), anjing ras collie campiran merupakan jenis anjing yang secara genetic tidak bisa memetabolisme ivermectine. Pemberian natiektoparasit lain seperti milbemycine, selamectine cukup aman untuk anjing jenis ini.

 

#4 Obat cacing (anthelmintic) untuk kucing dan anjing

Pemeberian obat anti cacing (anthelmintik) perlu berhati-hati terutama untuk anjing dan kucing bunting. Albendazole, fenbendazol, dapat menyebabkan kerusakan dan kecacatan pada janin. Sehingga penggunaannya perlu diperhatikan.

Pemeriksaan secara seksama sangat penting dilakukan untuk hewan yang sakit agar tidak mengalami kesalahan dalam pengobatan. Jika hewan tidak kunjung sembuh setelah diobati bukan berarti obat tidak bekerja dengan baik, namun kemungkinan ada faktor lain seperti kondisi tubuh yang kurang baik, atau adanya resistensi terhadap obat tersebut. Oleh karenanya, perlu pengobatan perlu disertai diet atau pakan yang baik sesuai dengan anjuran dokter. Pengobatan pada hewan peliharaan memang dibutuhkan kesabaran untuk mencapai kesembuhan.

Contoh Obat Cacing untuk Kucing
Contoh Obat Cacing untuk Kucing

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang boleh tidaknya memberikan obat pada anjing dan kucing 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Penyebab Anjing atau Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Pernah melihat anjing dan kucing muntah? Pernah memperhatikan apa yang mereka muntahkan? Pastinya pernah dong ya, soalnya muntah kan bukan sesuatu yang normal terjadi pada keseharian mereka.

Jadi, jika Anjing dan kucing kita muntah apakah pasti sakit?

Muntah atau vomit merupakan usaha untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak seharusnya ada di dalam saluran pencernaan. Muntah merupakan gejala klinis dari suatu penyakit. Jadi, jika anjing dan kucing muntah bukan merupakan penyakit, hanya gejala yang menyertainya saja.

Penyebab Anjing atau Kucing Muntah
Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Muntah atau vomit ini dapat terjadi pada anjing dan kucing karena ada yang mengontrolnya yaitu otak tepatnya medulla oblongata. Saat masuknya benda (bisa bentuk cairan, padatan, bahkan berupa aroma) yang mengiritasi atau melukai saluran pencernaan ataupun merangsang keluarnya asam lambung, maka akan mengirimkan sinyal ke pusat muntah dan akhirnya terjadi proses muntah.

Muntah pada anjing dan kucing dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :

  1. Obat-obatan
  2. Makanan
  3. Racun (tanaman, pestisida, disinfektan)
  4. Infeksi saluran pencernaan (kelainan hati, kantung empedu, pancreas)
  5. Hamil
  6. Perubahan hormon
  7. Infeksi virus (Feline infectious peritonitis, feline panleukopenia,canine distemper, canine parvo)
  8. Parasit (cacing)
  9. bakteri ( Salmonella, E.Coli, Clostridium)

Muntah bisa menjadi hal positif maupun hal negative untuk kucing dan anjing. Keracunan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti tanaman, pestisida, maupun disinfektan biasanya menyebabkan muntah. Pada kondisi ini muntah dapat menjadi indikator adanya keracunan pada anjing dan kucing, muntah akibat keracunan biasanya disertai dengan gejala lain seperti mulut berbusa maupun kejang.

kucing menelan bola
kucing menelan bola

Muntah pun diperlukan saat anjing maupun kucing menelan benda yang tidak seharusnya maupun racun. Misalnya ada indikasi anjing dan kucing menelan bola, tali, maupun benda lainnya. Biasanya jika diperiksa dengan rontgen tidak ada kemungkinan melukai saluran pencernaan dan menghalangi saluran nafas, maka bisa dilakukan terapi muntah. Hal ini dilakukan dengan memberikan obat perangsang muntah untuk mengeluarkan racun maupun mengeluarkan benda asing.

Muntah pada anjing dan kucing terkadang membuat panic, karena memang bukan sesuatu yang normal pada anjing dan kucing.

Namun, saat anjing dan kucing mengalami muntah perlu diperhatikan beberapa hal :

#1. Bentuk muntah pada anjing dan kucing

Muntah yang keluar dari saluran pencernaan bisa berupa cairan, makanan yang sudah tercerna, muntah disertai cacing, muntah rambut (hair ball)

  • Muntah berupa cairan berwarna kuning biasanya maupun putih menandakan saluran pencernaan yang kosong dan asam lambung yang meningkat. Biasanya pada muntah cair kuning ini dialami pada kucing maupun anjing yang tidak mau makan selama lebih drai 2 hari, disertai dengan kondisi dehidrasi dan lemah. Muntah berwarna putih berbusa bisa menandakan adanya keracunan.
  • Muntah dengan makanan yang telah tercerna menandakan hewan mengalami muntah akibat adanya kelainan pada usus. Bisa juga terjadi pada anjing dan kucing yang akan melahirkan karena tekanan perut akibat janin sehingga saat ada kontraksi, perut tertekan dan akhirnya makanan pun termuntahkan.
  • Muntah disertai cacing, biasanya bisa cair maupun ada makanan. Ini menandakan adanya infeksi cacing pada tubuh, cacing yang keluar bisa dalam bentuk hidup maupun sudah mati.
  • Muntah rambut (hair ball), biasanya terjadi pada kucing karena kebiasannya melakukan self grooming sehingga ada rambut yang turut masuk ke saluran pencernaan. Namun, perlu diwaspadai ketika hairball ini terjadi terus menerus karena ini menandakan adanya penyimpangan perilaku pada kucing. Kucing mengalami overgrooming yang bisa disebabkan oleh stress maupun adanya perubahan pakan dan nutrisi yang tidak terpenuhi.
kucing muntah kucing
kucing muntah kucing

#2. Frekuensi muntah anjing dan kucing

Perhatikan jarak antara muntah pertama dan kedua, banyaknya muntahan, lalu seberapa sering muntah dalam satu hari.

#3. Perhatikan kemungkinan memakan benda ataupun makanan yang tidak biasa dikonsumsi

Hal ini penting untuk mengetahui kemungkinan penyebab muntah karena keracunan makanan, obat, tanaman, maupun zat yang mungkin dapat menjadi racun untuk kucing maupun anjing.

#4. Gejala yang menyertai muntah

Muntah bisa juga disertai dengan diare sehingga menyebabkan hewan dehidrasi dan lemah. Selain itu, muntah bisa juga disertai dengan kejang-kejang.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat muntah sangat membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan terhadap anjing dan kucing. Jika diperlukan, muntahan yang dimuntahkan dapat dibawa untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.

Penanganan yang dilakukan untuk kondisi muntah tentunya memperbaiki kondisi tubuh terlebih dahulu. Keluhan muntah disertai dengan kondisi dehidrasi, anoreksia (tidak nafsu makan), dan lemah, maka dokter akan melakukan terapi pemulihan dengan menggunakan infus (terapi cairan). Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi normal, karena pada saat cairan dalam tubuh keluar banyak melalui muntah maka kondisi metabolik tubuh berubah menjadi lebih asam.

Pemeriksaan fisik keseluruhan disertai pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada organ maupun penyebab infeksi pada saluran pencernaan. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen pun akan dilakukan dokter jika diperlukan.

Pemeriksaan pada anjing dan kucing
Pemeriksaan pada anjing dan kucing

Pengobatan tentunya akan berdasarkan penyebab muntah, namun biasanya dokter akan meresepkan obat antimuntah (antiemetic), obat yang menurunkan asam lambung. Antibiotic mungkin diberikan jika ada indikasi infeksi akibat bakteri pada saluran pencernaan. Anthelmintik (obat cacing) diberikan jika ada indikasi kecacingan pada anjing maupun kucing. Jika terdapat indikasi adanya infeksi virus, dokter akan memberikan terapi supportive dengan terapi cairan maupun suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Terapi puasa pun dapat dilakukan untuk menghindari kerja berat dari usus sementara waktu (24 jam) dengan tetap diberikan air minum. Diet atau pakan yang baik setelah muntah yaitu pakan dengan tekstur yang lembut dan protein yang tinggi untuk merangsang persembuhan dan nafsu makan.

Mengobati anjing ataupun kucing yang mengalami muntah perlu dilakukan kesabaran untuk memulihkan kondisi dan nafsu makannya. Pemberian obat cacing dan vaksinasi dapat pula dilakukan untuk mencegah infeksi pada saluran pencernaan.

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang muntah pada anjing dan kucing 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Apakah Kucing Perlu Mandi ?

Kucing takut dengan air? Tidak asing lagi memang kita mendengar bahkan mungkin mengalami kondisi kucing takut dengan air. Lalu, kenapa kucing harus takut dengan air? Apakah kucing sebenarnya tidak butuh mandi? Padahal kucing merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat dekat dengan kita.

Mandi atau grooming pada kucing sebenarnya tidak perlu terlalu sering dilakukan. Hal ini dikarenakan kucing memiliki kebiasaan self grooming (membersihkan dirinya sendiri). Kucing sangat menikmati proses self grooming, karena pada dasarnya dia sangat suka menjaga kebersihan dirinya. Self grooming pada kucing didukung oleh anatomi dari lidahnya yang berduri. Bentuk lidah seperti ini membuat rambut rontok maupun kotoran dapat terangkat.

Apakah Kucing Perlu Mandi ?
Apakah Kucing Perlu Mandi ?

 

Mandi pun sebenarnya untuk sebagian kucing merupakan hal yang membuat stress, kucing merasa terkekang, tidak bebas. Tak jarang saat kucing ingin dimandikan kucing menjadi agresif dan sangat ketakutan.

Namun, ada 4 alasan penting yang membuat kucing harus dimandikan :

#1. Kucing rambut panjang

Kucing dengan rambut panjang seperti Persia perlu dimandikan secara berkala. Biasanya memang kucing Persia menjadi kucing indoor sehngga tidak terlalu kotor. Namun terkadang rambutnya yang panjang membuat rambut menjadi gimbal. Pada kondisi ini tentu kucing perlu dimandikan. Mandi secara berkala setiap 1 bulan sekali atau 1 bulan 2 kali disertai dengan menyisir rambut setiap hari dapat mengurangi gimbal pada rambut kucing.

#2. Kucing outdoor

Kucing dengan gaya hidup outdoor tentunya berinteraksi dengan lingkungan lebih sering dibandingakan kucing dengan gaya hidup indoor. Kucing outdoor akan pulang ke rumah dengan kondisi yang sangat tidak disangka. Mungkin menjadi sangat kotor terkena lumpur, rambut kotor karena bermain didaerah berdebu dan lain sebagainya. Pada kucing ini tentu perlu dilakukan kegiatan mandi yang lebih sering, sehingga kucing akan merasa nyaman dan selalu bersih. Kucing bersih, kita pun merasa senang dan nyaman.

Kucing outdoor
Kucing outdoor

#3. Kucing usia tua

Kucing usia tua biasanya tidak bisa melakukan self grooming dengan maksimal. Kondisi sendi yang kurang baik menyebabkan rasa nyeri saat melakukan self grooming. Pada kondisi ini tentu kita perlu membantu membersihkan dirinya. Walaupun tidak terlalu sering karena kondisinya yang mungkin kurang baik, tapi jika dirasa perlu mandi, maka sebaiknya dimandikan.

#4. Penyakit kulit

Penyakit kulit yang menyeluruh misalnya infeksi jamur (ringworm) diseluruh tubuh. membuat kuicng perlu dilakukan treatment mandi dengan shampoo khusus untuk mendukung persembuhan.

 

Kucing termasuk hewan yang sensitif dan mudah stress sehingga perlu perlakuan khusus ketika ingin memandikannya. 

5 Hal yang perlu diperhatikan saat memandikan kucing yaitu :

#1. Usia

Umur kucing yang baik untuk memulai mandi yaitu pada usia 2 bulan atau setelah disapih dari induknya. Pada kondisi ini kucing sudah senang bermain dan siap untuk belajar berbagai hal. Usia sebelum 2 bulan atau 8 minggu sebaiknya dimandikan kering saja menggunakan lap maupun tisu basah.

#2. Suhu air

Kucing sebagai makhluk hidup dengan sistem indera yang lengkap tentunya dapat membedakan dingin dan panas. Oleh karenanya perlu diperhatikan suhu air yang digunakan untuk memandikan yaitu suhu yang hangat (suam kuku).

#3. Kondisi kesehatan

Tentunya hanya memandikan kucing yang sehat saja, tidak dalam kondisi demam, tidak dalam kondisi hamil dan menyusui.

#4. Cara memandikan

Kucing memang tidak terlalu suka dengan air, sehingga tidak perlu terlalu sering dimandikan. Walaupun harus mandi maka menggunakan cara yang less traumatic. Menggunakan pendekatan dengan mencipratkan air terlebih dahulu, jika kucing tidak menyukainya maka jangan dipaksa.

#5. Perhatikan karakter kucing

Kucing yang suka dengan air seperti maine coon, Turkish van, Turkish angora, tidak akan sulit jika akan dimandikan. Namun, kucing lain memiliki karakteristik yang berbeda, ada yang memang sangat senang dengan air walau kebanyakan sangat tidak suka dengan air. Kucing dengan karakter menyukai air tentu akan sangat mudah untuk berinteraksi dengan air.

Karakter Kucing
Karakter Kucing

Jika kucing tidak mandi dengan air, apakah kucing akan bersih ?

Pada dasarnya kucing menyukai kebersihan ditandai dengan kebiasaannya melakukan self grooming. Grooming kering bisa tetap kita lakukan untuk menjaga kebersihan kucing selain kegiatan self grooming yang biasa kucing lakukan.

Berikut 6  tips menjaga kebersihan kucing :

  1. Melakukan pemotongan kuku dengan nail clipper.
  2. Membersihkan area mata jika terdapat kotoran, terutama pada kucing dengan rahang yang pendek seperti Persian peke-faced (peaknose), kucing eksotik short hair. Pada kucing dengan rahang pendek ini, saluran air mata nya kecil sehingga banyak air mata yang keluar menyebabkan stain (warna sekitar mata). Kondisi basah pada daerah sekitar mata perlu dibersihkan setiap hari dengan menggunakan lap lembut yang dibasahi air hangat. Jika dibiarkan maka akan timbul jamur, maupun adanya infestasi bakteri pada daerah yang basah. Selain itu juga kurang indah dipandang mata J .
  3. Membersihkan telinga dengan menggunakan lap maupun cotton bud dibasahi dengan minyak zaitun atau baby oil.
  4. Melakukan daily brush (menyisir rambut setiap hari) terutama untuk kucing rambut panjang (long hair). Jika tidak dilakukan maka akan menyebabkan rambut menjadi gimbal dan sulit dibersihkan. Melakukan daily brush ini akan mengurangi kondisi hair ball pada kucing. Lidah kucing yang memiliki duri akan membuat rambut yang rontok ikut masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan hairball.
  5. Memberikan obat antiektoparasit pun dapat menjaga kucing tetap bersih dari kutu, pinjal, maupun tungau.
  6. Kitten biasanya masih sering melakukan aktifitas tinggi dan bereksperimen. Tak jarang saat makan di tempat makan maupun menyusui, bagian dagu dan mulut kotor dan basah. Kondisi ini jika dibiarkan akan menyebabkan bau dan jamur. Membersihkan menggunakan lap lembut dan dibasahi air hangat dapat membantu membersihkan kotoran pada kitten.

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang Apakah Kucing Perlu Mandi? 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

 

 

 

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya



7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

Kurang nafsu makan pada kucing atau anorexia pada anjing dan kucing sering dikeluhkan oleh owner kepada dokter hewan. Kondisi ini bukan merupakan suatu penyakit, namun menjadi efek dari adanya penyakit atau perubahan pola makan. Kurang nafsu makan  pada kucing ini pun akan disertai gejala klinis lainnya seperti demam, lesu, dehidrasi, muntah, dan gejala lain yang terlihat.

Berikut 7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#1 Sakit akibat infeksi

Infeksi pada anjing dan kucing bisa bervariasi diakibatkan oleh virus maupun bakteri. Salah satu tanda adanya infeksi adalah demam, kondisi tubuh yang lemah, gangguan pencernaan (muntah, diare), dan umumnya disertai dengan penurunan nafsu makan pada kucing.

Infeksi yang diakibatkan virus biasanya akan memperlihatkan penurunan nafsu makan pada kucing yang cepat karena infeksi nya yang cukup berat. Penurunan nafsu makan kucing pada kondisi infeksi bisa terjadi dua atau 3 hari, reaksi kucing atau anjing biasanya makan hanya sedikit atau tidak makan sama sekali.

#2 Gangguan daerah mulut dan gigi

Kucing dan anjing pun bisa mengalami sariawan, kondisi ini menyebabkan sakit saat akan mengambil makan sehingga menolak untuk makan atau makan hanya sedikit saja.

Infeksi atau radang pada daerah gusi dan gigi (periodontitis) menyebabkan juga kesakitan pada daerah gusi sehingga makan lebih sedikit. Infeksi gusi dan gigi ini ditandai dengan bau mulut dan air liur yang lebih banyak.

Terdapat makanan atau tulang yang terselip pada gigi. Ketika memberikan tulang atau ikan pada anjing dan kucing tak jarang mereka pun tersedak, dan mungkin juga melukai bagian gusi dan gigi. Hal ini dapat menyebabkan sakit pada gusi sehingga nafsu makan kucing menurun.

#3 Bosan dengan makanan

Hal ini sangat mungkin terjadi pada anjing dan kucing loh pet lovers! Bayangkan saja memakan makanan yang sama selama bertahun-tahun dan tanpa variasi. Tentu saja ada rasa jenuh pada anjing dan kucing kita. Biasanya rasa jenuh akan terlihat ketika dia mencium makanan dan akhirnya makanan dibiarkan begitu saja. Walaupun kucing tidak bisa merasakan rasa manis seperti anjing, tapi lidah nya pun sensitive terhadap rasa lainnya terutama makanan yang baunya kurang menyengat.

#4 Mengalami perpindahan

Perpindahan ataupun menitipkan anjing maupun kucing bisa menjadi salah satu penyebab kucing tidak nafsu makan. Kondisi ini biasanya menyebabkan anjing dan kucing stress dan perlu beradaptasi. Anjing dan kucing pun sangat sensitive terhadap perubahan, mereka memiliki feeling dan mood sama seperti kita.

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya
7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#5 Usia tua

Pada usia tua atau senior tak jarang kucing menjadi kurang nafsu makan. Bisa disebabkan oleh gigi yang sudah mulai ompong, sakit saat berjalan, sakit saat menunduk mengambil makan, atau mungkin tidak selera makan. Hal ini disebabkan penciuman saat sudah tua tidak setajam usia muda, sehingga nafsu makan tidak terangsang oleh bau maknaan yang biasa saja.

#6 Gangguan pada saluran cerna

Gangguan pada saluran pencernaan seperti infeksi pada usus, lambung, serta hati dapat menyebabkan anjing atau kucing enggan menyentuh makanan. Kondisi ini karena adanya rasa sakit pada bagian perut. Biasanya disertai dengan muntah dan diare.

#7 Stress

Penyebabnya beragam bisa karena kondisi terlalu ramai, ada hewan baru dirumah, ada anjing atau kucing yang mengganggu, serta bisa juga stress karena ditinggalkan oleh pemiliknya. Anjing dan kucing memiliki perasaan yang sensitive, namun biasanya kucing lebih pandai menyembunyikannya. Stress yang berkepanjangan disertai dengan penurunan nafsu makan tentunya akan berbahaya bagi anjing dan kucing.

#8 Awal kehamilan dan akan melahirkan

Kehamilan bagi anjing dan kucing pun merupakan salah satu hal pemicu stress, tak jarang anjing dan kucing mengalami penurunan nafsu makan karena hormone yang berubah. Biasanya juga anjing dan kucing bisa mengalami muntah pada awal kehamilan karena hormone progesterone yang meningkat menyebabkan kondisi lambung lebih asam. Hal ini juga memicu penurunan nafsu makan pada anjing dan kucing. Akan melahirkan biasanya anjing dan kucing sudah gelisah dan tidak mau makan. Makanan yang dimakan pun biasanya akan dimuntahkan karena dorongan saat kontraksi.

Penyebab tidak mau makan atau penurunan nafsu makan pada kucing dan anjing ini memang beragam. Pengobatan dan penangannya tentunya berdasarkan pada penyebabnya. Dokter akan menanyakan pertanyaan seputar apa yang dimakan sebelumnya, bagaimana vaksinasi dan obat cacingnya, lalu pertanyaan lainnya yang mnejurus kepada diagnose dokter. Sebaiknya Anda memperhatikan betul pola makan anjing dan kucing Anda sehingga bisa mengetahui jika terdapat perubahan pada pola makannya.

 

Cara Mengatasi Kucing Tidak Mau Makan

Repot juga ya kalau anjing atau kucing tidak mau makan. Kadang sudah diberikan makanan yang biasa dia makan pun tidak dimakan. Penyebab tidak nafsu makan ini memang beragam, sehingga perlu diketahui penyebabnya lalu diberikan penangannya. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus tentunya akan berbahaya bagi kucing maupun anjing. Biasanya ada muntah warna kuning yang menandakan perut kosong sehingga asam lambung meningkat, ataupun bau mulut seperti bau aseton (pembersih cat kuku) sama seperti bau mulut kita yang sedang puasa karena adanya keton atau asam lemak akibat pembentukan energy cadangan.

Beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengatasi kucing yang tidak mau makan :

#1 Jangan pernah merubah tempat makan, posisi tempat makan, waktu makan

Anjing dan kucing biasanya sangat terbiasa dengan pola yang berulang. Perubahan sedikit saja dapat menyebabkan kucing kehilangan nafsu makannya, sehingga sebaiknya jika akan melakukan perubahan tidak drastic namun perlahan-lahan. Waktu makan yang regular atau tetap pun sebenarnya memudahkan pengaturan diet untuk anjing maupun kucing.

#2 Hangat kan makanan

Anjing dan kucing sangat sensitive dengan indra penciumannya sehingga akan lebih tertarik pada makanan dengan bau yang menyengat dan menggugah selera. Memberikan ayam atau ikan rebus ditambah dengan kaldu ayam yang telah dihangatkan bisa menggugah selera makannya. Namun, pastika saat akan disajikan suhu makanan sudah dingin. Teknik menhangatkan makanan ini pun baik untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing anjing yang sudah tua.

#3 Buat variasi makanan

Memakan makanan yang sama setiap harinya tentu membuat bosan. Anda bisa menambahkan ikan rebus, daging cincang, sardine, jeroan ayam, jeroan sapi, apapun yang dapat dicampurkan dengan makanan yang biasa dia makan. Biasanya variasi makanan ini akan menambah nafsu makannya. Untuk anjing, menambahkan minyak zaitun ataupun sayuran bisa menjadi pilihan yang menyehatkan. Selain itu, memberikan snack dengan buah pun dapat meningkatkan nafsu makannya.

#4 Tambah protein maupun lemak

Cara ini sangat baik digunakan pada kucing, menambahkan makanan kucing dengan makanan lain yang tinggi protein seperti ikan rebus, makanan kitten, serta ikan kalengan dapat membuat nafsu makan kucing meningkat.

7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya
7 Penyebab kucing tidak nafsu makan dan cara mengatasinya

#5 Memberikan suplemen meningkatkan nafsu makan kucing

Sebenarnya suplemen untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing ini bisa diberikan kapan saja, tidak hanya saat mengalami kondisi tidak nafsu makan. Biasanya suplemen mengandung banyak vitamin dan mineral yang sangat baik untuk menjaga kesehatan. Secara alami, dapat menggunakan temulawak atau kunyit, tidak hanya bisa meningkatkan nafsu makan pada manusia, namun bisa juga digunakan untuk meningkatkan nafsu makan pada anjing dan kucing.

Penurunan nafsu makan pada anjing dan kucing ini akan mempengaruhi pada kesehatannya di kemudian hari. Waktu yang berkepanjangan dapat menyebabkan penuruna berat badan, dehidrasi, bahkan kondisi kurus yang sulit untuk diperbaiki. Beberapa cara diatas dapat dilakukan untuk meningkatkan nafsu makan pada kucing, namun jika tidak mengalami perubahan segera bawa ke dokter hewan untuk menghindari kondisi yang lebih parah.

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 



Tulis Pertanyaan Dokter Hewan

Ketahui 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

Ketahui 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

Distemper pada kucing atau dikenal juga dengan feline panleukopenia, feline parvovirus, feline infectious enteritis termasuk penyakit yang berbahaya dan berujung fatal pada kucing. Gejala klinis distemper pada kucing yang mirip seperti penyakit pada umumnya terkadang dianggap biasa saja, sampai akhirnya virus sudah menginfeksi usus amat parah.

Berikut 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!

1# Posisi kucing khas terduduk dagu dan dada menempel pada lantai (hunched up position)

Kondisi ini khas pada kucing yang terkena distemper karena adanya rasa sakit pada bagian sekitar perut. Posisi ini menyebabkan kucing tidak ingin bergerak dan cenderung melindungi bagian perutnya.

2# Demam tinggi pada kucing

Panas tubuhnya bisa mencapai suhu lebih dari 39.5oC atau melebihi suhu normalnya. Demam tinggi diakibatkan respon tubuh membentuk pertahanan melawan virus.

3# Kucing tidak nafsu makan selama lebih dari 2 hari

Rasa sakit di perut dan tubuhnya membuat kucing merasakan nafsu makan yang menurun. Kucing akan menolak diberikan makanan yang biasa dia gemari. Kucing bisa bertahan tidak makan selama maksimal 3 hari, setelah itu dia akan mengalami hepatic lipidosis atau kerusakan hati yang selnya tergantikan oleh lemak.

4# Kucing senang menyendiri dan bersembunyi

Kucing yang sakit memang lebih senang menyendiri dan menghilang selama beberapa hari. Mencari tempat persembunyian yang nyaman agar tidak terganggu oleh kucing lain karena rasa sakit yang dideritanya.

Ketahui 8 gejala distemper kada kucing ini sebelum terlambat!
Ketahui 8 gejala distemper kada kucing ini sebelum terlambat!

5# Kucing muntah terus menerus

Gangguan pada saluran pencernaan menyebabkan juga gangguan pada daerah hati, kantung empedu, dan lambung. Hal ini menyebabkan mual yang dirasakan oleh kucing. Asam lambung pun naik akibat infeksi dan tidak ada makanan yang masuk. Muntah yang dihasilkan biasanya berupa cairan berwarna kuning.

Baca juga : 10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui

6# Kucing mengalami mencret

Virus akan menginfeksi daerah usus yang menyebabkan kerusakan sel usus. Kerusakan ini menyebabkan penyerapan air yang tidak sempurna sehingga banyak air yang keluar melalui diare. Pada kondisi usus yang rusak pun mengalami penyerapan nutrisi yang tidak sempurna, selain itu sel yang rusak hingga pembuluh darah menyebabkan diare yang dihasilkan menjadi diare berdarah.

7# Kucing mengalami dehidrasi

Dehidrasi merupakan akibat lanjutan dari muntah dan diare yang berkepanjangan. Cairan banyak yang hilang melalui muntah dan diare. Tanda lainnya yang berhubungan dengan dehidrasi yaitu mata yang lebih cekung, kulit yang tidak elastic lagi.

8# Terdapat gejala syaraf pada kitten atau anak kucing

Anak kucing yang tertular dari induk akan mengalami kelainan pada syarafnya. Biasanya anak kucing akan berjalan sempoyongan dan tidak seimbang. Kucing yang mengalami infeksi biasanya tidak bertahan lama karena kondisi keseimbangan dan koordinasi yang kurang baik.

Jika kucing mengalami gejala seperti yang telah disebutkan maka perlu segera diperiksakan ke dokter hewan. Resiko tinggi terutama pada kucing yang belum pernah divaksinasi, kucing tua, kucing hamil, anak kucing yatim piatu (tanpa induk), serta kucing liar.

*P.S Jika merasa mendapat manfaat dari tulisan ini, jangan lupa di share di Facebook dan sosial media lain ya. Supaya makin banyak yang tau 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas