TANYA DOKTER HEWAN

6 penyebab radang telinga pada kucing (otitis) yang penting Anda ketahui

6 penyebab radang telinga pada kucing (otitis) yang penting Anda ketahui

Pasti Anda sebagai pet owner pernah mendapati telinga Anjing maupun kucing Anda memiliki kotoran telinga yang cukup banyak. Kotoran telinga pada anjing dan kucing atau dapat disebut serumen atau ear wax merupakan hal yang normal karena menjadi pelindung bagi telinga agar benda asing tidak masuk ke telinga yang lebih dalam. Namun ketika kotoran telinga diproduksi berlebihan dan menyebabkan bau yang kurang mengenakkan maka akan menjadi masalah. Bau pada kotoran telinga selain disertai dengan penumpukkan kotoran telinga, disertai pula dengan kegatalan pada telinga. Kotoran telinga yang bau mengindikasikan adanya radang telinga atau otitis.

Otitis interna merupakan istilah untuk radang telinga dalam, otitis eksterna untuk radang telinga bagian luar.

Berikut 6 penyebab radang telinga pada kucing (otitis) yang penting Anda ketahui

#1 Infeksi ear mite (tungau telinga)

Infeksi yang disebabkan oleh ear mite atau tungau telinga (Otodectes cynotis) dapat menyebabkan peradangan karena anjing atau kucing menggaruk telinga secara berlebihan dan menyebabkan telinga menjadi luka. Selain itu, ear mite ini tinggal di dalam saluran telinga dan menyebabkan telinga menjadi menebal dan radang sebagai respon perlindungan terhadap tungau telinga.

6 penyebab radang telinga pada kucing (otitis) yang penting Anda ketahui

#2 Masuknya air saat memandikan

Memandikan atau grooming memang perlu kehati-hatian terutama daerah wajah dan telinga. Kapas perlu digunakan untuk menyumpal atau menutup lubang telinga karena khawatir air akan memasuki lubang telinga. Bentuk telinga anjing dan kucing tidak lurus seperti telinga manusia, namun berbentuk seperti huruf “L”. Bentuk telinga ini akan menyebabkan ketika air memasuki telinga tidak dapat keluar kembali. Air akan tetap berada ditelinga, air tidak mudah terserap namun perlahan lahan akan hilang. Air pun termasuk media tumbuh yang baik untuk bakteri sehingga memungkinkan bakteri untuk berkembang dan menginfeksi telinga sehingga menyebabkan radang.

#3 Alergi (hipersensitif)

Alergi dapat menyebabkan radang telinga atau otitis, salah satunya adalah alergi makanan. Hal ini disebabkan pada alergi makanan akan menimbulkan kegatalan termasuk daerah wajah dan telinga. Kegatalan yang teramat sangat menyebabkan anjing melukai telinga yang akhirnya menyebabkan telinga meradang. Pada kasus alergi makanan akan terlihat adanya kegatalan simetris pada wajah, dada, daerah selangkang pada anjing.

#4 Bentuk telinga menjuntai ke bawah

Bentuk telinga menjuntai kebawah atau pendulous yang dimiliki anjing seperti beagle, weimaraners, retriever, spaniel, basset hound, dan anjing lainnya menyebabkan kondisi telinga lembab. Kondisi telinga yang lembab dan jarang dibersihkan akan menyebabkan kegatalan sehingga menjadi radang. Biasanya disertai dengan adanya othematom atau pendarahan pada daun telinga. Othematom berisi bekuan darah pada daun telinga sehingga daun telinga menggembung berisi darah.

#5 Telinga yang cenderung berambut

Jenis anjing dengan telinga ini seperti anjing jenis terrier dan poodle. Rambut pada telinga yang tidak sering dibersihkan (plucking) akan menyebabkan kondisi lembab sehingga memungkinkan bakteri dan jamur berkembang yang akan menyebabkan kegatalan dan radang.

#6 Telinga tersumbat

Telinga tersumbat dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti bentuk lubang telinga yang menyempit seperti pada anjing sharpei, sumbatan karena ada tumor, polip, rambut. Hal ini akan menyebabkan telinga sulit dibersihkan, menjadi lembab sehingga akan menimbulkan kegatalan dan akhirnya radang.

Otitis atau radang telinga yang parah akan menyebabkan kepala miring (head tilt) pada anjing maupun kucing karena infeksi sudah menjalar kebagian dalam telinga. Bagian dalam telinga sangat penting untuk keseimbangan karena adanya cochlea, saat terinfeksi maka keseimbangan akan terganggu.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas