Gejala distemper pada kucing dan cara mengobatinya
Penyakit pada kucing bisa disebabkan oleh berbagai hal salah satunya adalah virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini biasanya berakibat fatal karena sifat virus yang berdiam diri di dalam sel. Salah satu penyakit virus yang ditakuti oleh cat lovers yaitu Distemper atau dikenal juga dengan Feline Panleukopenia.
Berikut ini beberapa hal penting serta gejala distemper pada kucing dan cara mengobatinya
#1 Banyak istilah mengenai distemper kucing
Distemper kucing banyak memiliki nama lain diantaranya Feline Panleukopenia karena gejala klinisnya berhubungan dengan penurunan leukosit (sel darah putih), Feline infectious enteritis karena gejala klinis nya pada saluran pencernaan terutama usus. Feline parvovirus karena penyebab distemper kucing ini adalah virus Parvo.
Jangan lupa cek artikel ini juga ya -> Ketahui 8 gejala distemper pada kucing ini sebelum terlambat!
# 2 Kematian sering menjadi akhir distemper kucing
Terkadang kejadian virus ini terjadi pada kucing tanpa ada gejala yang nampak, namun tiba-tiba menyebabkan kematian mendadak pada kucing. Kematian mendadak biasanya terjadi pada kucing yang dipelihara di luar rumah karena sering nya kontak dengan lingkungan dan tidak dilakukannya vaksinasi.
#3 Muntah dan diare gejala klinis distemper kucing
Feline parvovirus atau virus parvo sangat senang mendiami saluran pencernaan terutama usus. Virus ini akan masuk ke bagian dalam usus dan merusak selnya. Hal ini menyebabkan usus menjadi luka dan rusak sehingga feses atau poop menjadi cair (diare/mencret) dan tak jarang memperlihatkan adanya darah. Selain diare, muntah juga gejala klinis yang khas dari distemper kucing ini. Muntah dan diare menyebabkan dehidrasi sehingga kucing cenderung lemas, demam, tidak nafsu makan serta hanya ingin menyendiri.
# 4 Bayi Kucing (kitten) bisa terserang dari induk
Kitten akan terkena infeksi parvo virus langsung dari induk yang tidak pernah vaksinasi. Biasanya bayi akan mengalami kelainan syaraf sehingga sering terlihat kejang dan berjalan sempoyongan. Pada hal ini kemungkinannya kitten mengalami hambatan pertumbuhan bahkan kematian.
#5 Penularan distemper dari lingkungan
- Lingkungan yang banyak terdapat kucing tanpa pemilik (feral cats/street cats/kucing liar) biasanya memiliki kemungkinan menularkan virus ini.
- Kucing indoor pun dapat terserang melalui kontaminasi di penitipan hewan
- Penularan utama melalui kontaminasi yang berasal dari feses kucing penderita
#6 Pengobatan distemper kucing
- Jika mendapati kucing tidak nafsu makan, berdiam diri, kemudian terdapat gejala muntah dan diare secara terus menerus ada baiknya segera di bawa ke dokter hewan.
- Pengobatan untuk kasus ini dapat menggunakan interferon jika kasus nya tidak terlalu parah.
- Terapi infuse adalah penanganan yang utama untuk kasus ini, untuk memperbaiki kondisi tubuhnya dari dehidrasi.
- Pakan yang diberikan pakan basah dan biasanya diberikan dengan disuapi menggunakan spoit. Pakan yang digunakan bisa pakan khusus untuk kucing dengan gangguan pencernaan.
#7 Vaksinasi adalah pencegahan terbaik
Vaksinasi kucing mulai usia 8 minggu dapat menurunkan resiko terkena penyakit ini. Vaksinasi akan di ulang 4 minggu setelah vaksinasi pertama. Vaksin distemper kucing bersamaan dengan vaksin lainnya yaitu vaksin calicivirus, rhinotracheitisvirus.
# 8 Saat hujan dan cuaca tidak mendukung penting untuk menjaga daya tahan tubuh kucing
Saat musim hujan membuat kucing menjadi stress sehingga daya tahan tubuh menurun. Hal ini menyebabkan kucing mudah terserang penyakit sehingga perlu asupan nutrisi yang baik, menjaga kesehatan serta memberikan suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Penyakit distemper memang sangat fatal dan penularannya sangat tinggi, namun dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi pada usia dini. Kucing dewasa yang belum divaksinasi sebaiknya segera melakukan vaksinasi agar mencegah terserang penyakit distemper. Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan pun termasuk cara yang baik untuk pencegahan penyakit ini.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Regards
drh Puspasari Respatiningtyas