Kucing Sakit

Meylinda asked 5 years ago

Dok saya punya kucing jenis maine coon mix sekitar umur 5 bulanan. Kucing saya biasanya sangat aktif, dan sangat manja inginnya berada di dekat manusia. Namun pada tgl 9/5/2019 di litter box terlihat ada muntahan, kucing saya jg terlihat selalu menggaruk-garuk telinganya hingga telinganya terlihat memerah kemudian pada malam harinya saya berikan combantrin, karena sekitar 2 bulan sebelumnya jg pernah muntah dan tidak mau makan tapi ketika saya beri combantrin kucing saya sudah mau makan. Kembali lagi pada tgl 10/5/2019 kucing saya terlihat lemas, tidur terus, tidak mau makan dan minum sama sekali dan semakin sering menggaruk-garuk telinganya hingga telinganya terlihat seperti berair dan semakin meradang. Lalu saya ke pet shop untuk membeli wet food, dan cemilan seperti creamy stick dan saya coba dekatkan ke mulutnya dia hanya mau menjilati creamy stick tapi itupun hanya sedikit lalu saya berikan air minum kemudian dia minum. Setelah itu dia tetap tidur terus dan selalu mencari ke tempat gelap & lembab dan saya pindahkan ke tempat yang lebih hangat dan saya jg membersihkan kupingnya menggunakan kapas dan baby oil. Kucing saya terlihat semakin lemas seperti tidak ada tenaga sama sekali, lalu malam hari saya berikan wet food dan dia mau memakannya sedikit dan tidak lupa saya beri jg air minum dan saya kembali bersihkan telinganya karna terlihat semakin sering mengeluarkan kotoran. Malam hari hingga keesokan harinya dia sudah tidak mau makan sama sekali baik itu saya beri wet food ataupun creamy stick tersebut.
Pada pagi hari tgl 11/5/2019 karna dia sudah tidak mau makan dan minum sama sekali dan telinganya semakin terlihat entah itu berair atau memang ada nanah di dalamnya lalu saya suapi dengan wet food yang saya encerkan dgn air dan saya bersihkan lagi kotoran di telinganya. Siang hari saya melihat kucing saya muntah cairan berwarna kuning, lalu saya ke pet shop lagi untuk membeli tetes telinga untuk kucing, nutri-plus gel dan wet food untuk kitten, setelah itu mulut kucing saya oleskan nutri-plus gel dengan harapan mau makan walaupun sedikit. Akan tetapi kucing saya tetap tidak mau makan lalu saya suapi lagi dengan wet food kitten yang sudah dihaluskan dan diberi air dan saya campur jg dengan nutri-plus gel. Melihat kucing saya semakin lemas dan semakin terlihat kurus, saya akhirnya memutuskan untuk membawa ke pet shop yg ada praktik dokter hewannya. Ketika di pet shop kucing saya di timbang dan benar saja yg asalnya kucing saya mempunyai berat badan 2kg kini sudah turun 1/4kg, lalu kucing saya di ukur suhu badannya mencapai 40 derajat celcius. Disitu dokter menyuntikkan 2x suntikan yg katanya untuk demam, lalu saya kucing saya diberi obat tablet satu buah dan dokter memberi arahan agar obat tersebut satu obat tersebut di bagi 2, lalu dari setengah obat itu harus dibagi 6 lagi katanya disesuaikan dgn berat badan si kucing dan obatnya dicampurkan dengan madu, lalu untuk obat telinga tidak dikasih karna dokter menyarankan menggunakan obat telinga yg sudah saya beli sebelumnya di pet shop dan dokter menyarakan jg untuk memberi makan wet food urgent care a/d. Ketika sampai di rumah sore harinya saya suapi lagi kucing saya dengan makanan wet food urgent care a/d tersebut yang sudah di campur dengan air, lalu saya beri obat yg sudah diberikan dokter dengan campuran madu dan air. Tidak lama setelah itu kucing saya sudah agak mau keluar dari kamar dan terlihat mengendus wadah makanan dry food, saya pikir dia minta makan lalu saya berikan wet food yang sudah saya beli tapi tidak mau, kemudian saya coba berikan dry food di tangan saya lalu dia mau memakannya walaupun hanya sedikit. Sampai di malam hari dia terlihat memburuk lagi, lemas lagi dan selalu tidur, saya coba sediakan makan dan minum di tempatnya tapi tetap tidak mau di makan namun positivenya dia sudah tidak terlalu sering menggaruk telinganya.
Keesokan harinya saya pada tgl 12/5/2019 kucing saya kondisinya sangat terlihat semakin parah, saya suapi pun makanannya di muntahkan dan semakin sering poop. Saya semakin tidak tega melihat kondisinya yg seperti itu lalu saya bawa ke klinik hewan dengan dokter hewan yang berbeda. Ketika sampai, kucing saya di ukur suhu badannya 36 derajat celcius juga kucing saya terlihat poop lagi dan dokter mengambil fesesnya untuk di cek dan benar saja ada virus yang di diagnosa chlamydia virus. Saat itu kucing saya di suapi obat cair dan diberi obat melalui suntikan lagi. Saya meminta untuk kucing saya di rawat saja dan kucing saya di infus oleh dokter dan dokter mengatakan akan melalukan uji darah esok hari.
Pada hari ini, tgl 13/5/2019 dokter memberi tahu saya lewat whatsapp bahwa telah melalukan uji darah dan hasilnya kucing saya positif terinfeksi chlamydia virus, tahapan infeksinya sudah akut (berat) juga nilai sel darah putih (leukosit) jenis neutrofil & limfosit sudah turun drastis. Mendengar itu saya langsung tak kuasa menahan tangis, saya sangat tidak rela jika harus kehilangan kucing kesayangan saya yang selalu menemani saya tiap saat dan juga selalu menemani saya tidur. Sebelumnya memang saya baru memelihara sekitar 3 bulan yang lalu, saya mengadopsi kucing ini sekitar umur 2 bulan dan memang saya belum melalukan vaksinasi karna saya melihat kucing saya sehat, aktif dan ceria. Jujur saya sangat menyesal tidak melakukan vaksinasi dini pada kucing saya. Tapi saya sangat menyayangi kucing saya dok, langkah apa yang saya harus saya lakukan demi kesembuhan kucing saya?apakah kucing saya perlu dilakukan transfusi darah dok?
Sebelumnya terimakasih dok, sedikit informasi apapun sangat berguna bagi saya & kucing saya. God bless?

2 Answers
drh. Puspasari Respatiningtyas Staff answered 5 years ago

turut prihatin atas kejadian yang menimpa, membawa ke dokter merupakan hal yang sangat baik. selanjutnya bisa melakukan komunikasi secara intensif dengan dokter, usia yang masih sangat muda memang rentan sekali terkena infeksi. ketika sudah terinfeksi virus maupun bakteri, yang dilakukan adalah melakukan tindakan supportive seperti pemberian infus, pakan, dan lainnya yang memgurangi nyeri dan berhubungan dengan gejalanya.chlamidya termasuk bakteri, jadi biasanya diberikan terapi antibiotik, umumnya bisa juga disertai infeksi virus. jadi sebaiknya tetap diskusikan dengan dokter yang melakukan pemeriksaan, tindakan lanjutan akan disesuaikan dengan kondisinya. umumnya transfusi darah pada kasus ini, tidak dilakukan, kecuali mmg ada indikasi shock ataupun anemia dan bleeding internal. 

drh. Puspasari Respatiningtyas Staff answered 5 years ago

turut prihatin atas kejadian yang menimpa, membawa ke dokter merupakan hal yang sangat baik. selanjutnya bisa melakukan komunikasi secara intensif dengan dokter, usia yang masih sangat muda memang rentan sekali terkena infeksi. ketika sudah terinfeksi virus maupun bakteri, yang dilakukan adalah melakukan tindakan supportive seperti pemberian infus, pakan, dan lainnya yang memgurangi nyeri dan berhubungan dengan gejalanya.chlamidya termasuk bakteri, jadi biasanya diberikan terapi antibiotik, umumnya bisa juga disertai infeksi virus. jadi sebaiknya tetap diskusikan dengan dokter yang melakukan pemeriksaan, tindakan lanjutan akan disesuaikan dengan kondisinya. umumnya transfusi darah pada kasus ini, tidak dilakukan, kecuali mmg ada indikasi shock ataupun anemia dan bleeding internal.