Leher Kiri Kucing Bolong Pasca Abses, Diobati Pakai Antibiotik Malah Mencret

Website Tanya Jawab Dokter Hewan Terpopuler di IndonesiaCategory: KucingLeher Kiri Kucing Bolong Pasca Abses, Diobati Pakai Antibiotik Malah Mencret
Amalia Pramestiarini asked 7 years ago

Selamat Malam, Dokter.
Sejak Februari 2017 ada kucing liar yang suka mampir ke rumah. Jantan, gagah, tinggi, badannya lumayan panjang, usia sekitar 2 tahun (menurut perkiraan dokter di RSH), dan polanya marble. Saya tidak memeliharanya, hanya rutin memberi makan setiap datang ke rumah. Sampai akhirnya Juli 2017 lalu, sekembalinya dari mudik, tahu-tahu penampilannya sudah kurus sekali, leher kirinya berlubang, keluar nanah dan darah. Kasihan, akhirnya saya putuskan untuk memeliharanya dan tiga hari kemudian segera saya bawa ke RSH. Katanya kemungkinan besar abses. Lukanya dibersihkan, lalu saya diberi antibiotik serbuk (puyer) untuk diminumkan dua kali sehari dan salep (dari ekstrak plasenta sapi) untuk dioleskan dua kali sehari juga. Selama kurang-lebih seminggu saya bersihkan pakai Betadine, oleskan salep, lalu saya beri antibiotik sehabis makan. Saya perhatikan, kok, fesesnya mulai tidak berbentuk, tapi saya coba positive thinking saja. Ketika kembali kontrol ke RSH (dokter yang menangani berbeda dengan yang sebelumnya), saya diberi saran agar sebaiknya sebelum dibersihkan dengan Betadine, dibersihkan pakai Rivanol juga. Saya manut. Tapi belum ada seminggu kondisi kucingnya mulai menurun. Fesenya encer dan lebih sering tidur, nafsu makan jadi menurun, badan pun mulai mengurus. Akhirnya saya bawa lagi ke sana (dan ditangani oleh dokter yang berbeda lagi) dan diberitahu bahwa ia lemas karena kemunkinan infeksi dari lukanya. Dokter tersebut menyarankan agar sebaiknya tidak usah memakai salep dll karena memakan waktu lama dan luka malah semakin basah, takutnya jadi susah sembuh. Beliau juga menyarankan sebaiknya membersihkan lukanya pakai acid water (semacam Kangen Water) karena itu akan lebih cepat menutup luka. Saya manut juga. Saya sampai beli dua macam (model spray), yang pH 2,5 dan 6. Selain itu, saya juga diberi multivitamin Anabion untuk menambah nafsu makan. Alhamdulillah, sudah mulai mau makan, tetapi fesesnya masih encer. Iseng-iseng saya coba hentikan antibiotiknya dan fesesnya berangsur-angsur mulai kembali normal. Tetapi nanahnya malah jadi tidak berhenti keluar. Akhir Juli saya bawa lagi ke RSH (dan, lagi-lagi, ditangani oleh dokter yang berbeda). Saya ceritakan semuanya ke dokter tersebut, lalu dokter itu bilang untuk luka terbuka memang sebaiknya pemakaian antibiotik tidak dihentikan sampai sembuh. Dokter tersebut juga memberitahu bahwa pengolesan salepnya juga tidak boleh berhenti. Akhirnya, beliau mengganti antibiotiknya dengan dosis tertentu (yang lebih ringan katanya) agar tidak membuat si kucing mencret. Saya juga diberi kapsul vitamin E untuk membantu pertumbuhan jaringan kulit barunya, juga diberi saran membeli Megaderm untuk kesehatan kulit dan bulunya. Dokter juga menyarankan agar pemberian Anabion diteruskan saja melihat kondisi si kucing yang kurang nutrisi (kata dokter gusinya pink pucat). Beliau pun menambahkan tidak apa memakai acid water untuk membersihkan luka, asal jangan memakai Rivanol juga karena kalau terlalu banyak menggunakan macam-macam takut lukanya malah semakin susah kering. Sepulangnya dari RSH, saya sarankan semua perintah beliau. Saya bersihkan pakai acid water, saya teteskan Betadine, lalu saya oleskan salep. Sebelum makan saya beri Anabion, sesudah makan saya beri antibiotik dan vitamin E dengan jarak 30 menit. Hasilnya? Mencret lagi. Sekarang malah ditambah bulu mulai rontok dan kucing kembali lemas. Pusing saya. Akhirnya antibiotik kembali saya hentikan (termasuk kapsul vitamin E-nya. Saya nggak tahan pergelangan tangan saya dicakar-cakar setiap kali memasukkan kapsul tersebut ke mulutnya). Sekarang saya hanya membersihkan luka dengan acid water, ditetesi Betadine, tunggu hingga kering, lalu diolesi salep. Untuk vitamin saya tidak lagi menggunakan Anabion (nggak tega kucing saya tersiksa setiap kali harus menelan Anabion 2 ml dan ujung-ujungnya malah “dikepret-kepret” hingga cuma sedikit yang tertelan), tetapi saya ganti Nutri-plus gel (tertanggal 3 Agustus). Saya menggantinya karena ingat beberapa tahun lalu pernah memelihara kucing (liar juga) dan sempat lemas + nafsu makan menurun, lalu dibawa ke dokter dan disarankan memberi Nutri-plus gel seminggu sekali dengan dosis seujung jari saja. Sebelum memberi Nutri-plus gel saya beri Megaderm yang 4 ml (kucing saya beratnya 5 kg) sehari sekali (mulai tanggal 3 Agustus juga). Karena belum lama menggunakan Megaderm dan Nutri-plus gel, saya belum melihat hasilnya. Nah, yang saya ingin tanyakan adalah:

  1. Apakah langkah yang saya ambil sudah tepat?
  2. Jika sampai lebih dari dua minggu penggunaan Megaderm dan Nutri-gel plus tidak menunjukkan perkembangan (kucing masih lemas, nafsu makan rendah, dan feses encer) apa yang harus saya lakukan?
  3. Keluarga saya ada yang menyarankan agar lukanya ditaburi serbuk sulfanilamide untuk lukanya agar cepat kering dan menutup. Ada lagi yang menyarankan sebaiknya memakai Tarocilin. Bagaimana ini, Dokter? Saya bingung.

Sekian, Dok. Maaf kalau kepanjangan. Tolong banget, ya, Dok… saya sudah pusing sekali soalnya. Malas juga kalau bolak-balik RSH tapi tidak ada perkembangan yang signifikan, malah duit yang melayang.
Mohon segera dijawab, Dokter.
Terima kasih sebelumnya.

1 Answers
drh Winda Staff answered 7 years ago

Perawatan dan persembuhan luka memang membutuhkan waktu sehingga harus bersabar dan dirawat secara teratur ya. Untuk treatment luka memang harus diberi antibiotik (harus dengan resep dokter pastinya) untuk mencegah infeksi yg akan memperlama dan memperburuk kondisi luka, dan mencegah infeksi menyebar ke dalam tubuh. Sebaiknya tetap terus menggunakan antibiotik dalam treatmentnya (berdasarkan resep dokter hewan) dan mengikuti saran dan resep dari dokter hewan. Jaga kebersihan luka, sudah betul dapat menggunakan kangen water, dan cegah jangan sampai dihinggapi lalat. Sepengetahuan saya, nutri gel plus merupakan supplemen untuk menambah nafsu makan, sehingga boleh saja jika ingin diberikan, umumnya efektif membantu meningkatkan nafsu makan. Namun alangkah lebih baik, jika nantinya dapat dikonsultasikan kembali dengan dokter yg menangani. Saran saya memang lebih baik kontrol kembali erkait perkembangan lukanya. Semoga membantu. Sebagai tambahan informasi silakan membaca artikel ini
https://tanyadokterhewan.com/2017/03/13/6-cara-mengobati-luka-pada-kucing-dan-anjing/amp/