5 Penyebab Alergi Pada Anjing dan Kucing serta Cara Menanggulanginya – TANYA DOKTER HEWAN

5 Penyebab Alergi Pada Anjing dan Kucing serta Cara Menanggulanginya

5 Penyebab Alergi Pada Anjing dan Kucing serta Cara Menanggulanginya

Alergi? Buat kita, istilah alergi tentu sudah tidak asing lagi ya, pasti sering sekali mendengar kalau ada orang yang alergi udang, alergi dingin, alergi debu dan lain sebagainya. Lalu, apa sebenarnya alergi? Apakah hanya manusia saja yang bisa mengalami alergi? Anjing dan kucing apa bisa juga mengalami alergi?

Ternyata, alergi merupakan salah satu reaksi tubuh (sistem kekebalan tubuh/immune system) yang sangat sensitif (hipersensitifitas)  dalam merespon zat yang masuk ke dalam tubuh dari luar.  Jadi, setiap individu bisa memberikan respon berbeda begitu juga dengan anjing dan kucing.

Selain manusia, hewan lain seperti anjing dan kucing pun bisa mengalami alergi karena secara umum sistem kekebalan tubuhnya sama, jadi bisa juga merespon jika ada benda asing (belum dikenali sebelumnya) masuk ke dalam tubuh.

Apa saja yang menyebabkan alergi pada anjing dan kucing ?

Sama seperti manusia penyebab alergi bisa berasal dari lingkungan ataupun secara genetik memiliki daya tahan tubuh yang sangat sensitif terhadap keberadaan zat tertentu sehingga menimbulkan respon yang berlebihan.

Alergi pada anjing dan kucing bisa disebabkan oleh berbagai hal, berikut 5 Penyebab Alergi Pada Anjing dan Kucing :

1. Tungau rumah

Tungau rumah (dust mite) dan juga kutu busuk merupakan salah satu yang bisa menyebabkan alergi. Gigitannya pada kulit tidak hanya mengganggu manusia, tapi juga bisa menyebabkan gatal pada anjing dan kucing. Biasanya tungau dan kutu ini berada di karpet, sofa, tempat tidur, furnitur lain,  tempat tidur anjing dan kucing serta alas kandang.

2. Pinjal

Pinjal atau kutu loncat pada anjing dan kucing bisa juga menyebabkan alergi pada anjing dan kucing. Pada anjing dan kucing bisa timbul reaksi gatal yang berlebihan disertai dengan menjilati dan menggigit bagian yang digigit oleh pinjal atau kutu loncat. Kondisi yang parah bisa menyebabkan Flea allergy dermatitis (reaksi allergy yang menyebabkan peradangan kulit akibat gigitan pinjal).

Alergi pada kulit akibat gigitan pinjal (sumber : Hill’s atlas 2004)

3. Makanan

Alergi makanan berarti sistem kekebalan bereaksi terhadap kandungan pada makanan, cemilan, bahkan obat-obatan yang dikonsumsi. Menentukan jenis atau kandungan makanan apa yang menjadi pemicu membutuhkan waktu yang lama menggunakan uji laboratorium metode eliminasi makanan selama beberapa minggu.

Alergi pada makanan (food allergy) pada anjing dan kucing merupakan kondisi yang cukup sering terjadi. Biasanya akan terlihat ketika pemilik melakukan pergantian pakan secara tiba-tiba ataupun memberikan pakan dengan kandungan yang bisa menyebabkan alergi pada kucing maupun anjing.

Beberapa kandungan makanan yang bisa menyebabkan alergi diantaranya sumber protein nabati seperti kedelai, kacang-kacangan, telur, beberapa makanan laut seperti udang, ikan, nasi, gandum juga bisa menyebabkan alergi pada anjing dan kucing. Beberapa kandungan tersebut memang lazim ada di makanan komersial namun jika dikonsumsi oleh anjing dan kucing yang sensitif bisa juga menimbulkan reaksi berbeda.

Kondisi alergi akibat makanan juga bisa terjadi kalau anjing dan kucing diberi makanan yang sebelumnya belum pernah diberikan, sehingga tubuh memberikan reaksi berlebihan terhadap makanan tersebut.

4. Jamur

Jamur memang banyak ditemukan dilingkungan dan juga ada di kulit anjing dan kucing. Jamur yang bisa menyebabkan alergi pada anjing dan kucing bisa juga disebabkan oleh jamur yang ada di makanan (jika makanan dismpan terlalu lama pada tempat yang lembab) ataupun ada di benda-benda yang sudah lapuk.

5. Tanaman

Tidak semua bagian tanaman bisa menyebabkan alergi pada anjing dan kucing, biasanya yang menyebabkan alergi adalah pollen atau serbuk sari dari tanaman. Bentuknya yang kecil bisa terhirup dan masuk ke saluran pernafasan, pada anjing dan kucing yang sensitif bisa menimbulkan reaksi yang berlebihan terhadap tanaman tertentu.

Bagaimana anjing dan kucing yang mengalami alergi?

Gatal dan kemerahan karena alergi pada kulit karena gigitan pinjal (kutu loncat) (Sumber : Nuttall 2009)

Anjing dan kucing yang mengalami alergi bisa memperlihatkan beberapa gejala diantaranya :

1.Gatal terus menerus disertai kemerahan di kulit (bisa saja kulit menjadi bau dan terdapat nanah jika ada infeksi bakteri dari luka akibat gatal)

2. Rambut rontok (kerontokan akibat alergi bisa terlihat meluas dengan kulit mengalami penebalan dan kemerahan karena radang) 

3. Diare (Terutama jika anjing dan kucing sensitif dengan kandungan makanan tertentu)

4. Bersin dan ada lendir dihidung (alergi bisa juga menyebabkan gangguan di saluran nafas sehingga menyebabkan radang (rhinitis)

5. Muka bengkak atau moon face (bisa juga terjadi pada anjing yang alergi terhadap obat-obatan, maupun anjing dengan reaksi alergi yang berlebihan).

6. Infeksi telinga (otitis), bisa terjadi juga pada anjing dan kucing yang mengalami alergi karena gatal maupun produksi serumen (cairan telinga) berlebihan efek dari alergi.

Kucing yang mengalami alergi (sumber : http://dermvets.com/)

 

Apakah ada ras anjing  yang memiliki kecenderungan alergi?

Alergi pada anjing dan kucing bisa juga diakibatkan oleh faktor internal (dalam tubuh) salah satunya menurun secara genetik. Beberapa ras anjing yang cenderung mengalami alergi diantaranya Boxer, Akita, Boston Terrier, Golden retriever, German Shepherd, Cavalier king charles spaniel, Great Dane, Chinese Sharpei, Dalmatian, Pug, Rottweiller.

Beberapa anjing tersebut memperlihatkan gejala alergi di kulit, sehingga kulit mengalami dermatitis atopic (canine atopic dermatitis). Selain gatal dan kemerahan, anjing yang mengalami dermatitis atopic ini memperlihatkan adanya penebalan di beberapa daerah seperti groin (selangkangan), leher, bagian bawah tubuh. Penebalan ini diakibatkan oleh adanya jamur Malasezzia yang juga menginvasi kulit.

Penebalan pada kulit anjing akibat adanya perkembangan jamur di kulit bagian kaki (Sumber: Noli 2014)

Kenapa pada anjing maupun kucing yang alergi memperlihatkan gangguan kulit yang parah?

Kulit merupakan  barrier (penghalang) pertama tubuh dari gangguan terutama gangguan dari luar. Kulit kondisinya akan baik dan terawat jika kondisi tubuh baik, hidrasi nya cukup (cairan tubuh), tidak ada gangguan dari luar yang mengganggu integritas (merusak kulit). Jadi, ketika tubuh kehilangan keseimbangan maupun terdapat gangguan dari sistem daya tahan tubuh (imunitas), kulit akan memperlihatkan reaksi yang jelas.

Kondisi kulit akan lebih parah jika disertai dengan infeksi lanjutan seperti adanya infeksi bakteri dan infeksi jamur.

Selain kulit, apalagi bagian tubuh yang bisa merespon saat alergi?

Mukosa atau selaput lendir bisa juga memperlihatkan respon yang jelas saat alergen masuk ke tubuh.

Misalnya selaput mata, selaput hidung, dan selaput di saluran cerna.

Mukosa atau selaput lendir menghasilkan sekresi kelenjar pada kondisi normal tidak akan menghasilkan sekresi yang berlebih, namun pada kondisi mukosa (selaput lendir) mengalami gangguan akan menyebabkan kelenjar mensekresikan lendir berlebih untuk melindungi tubuh. Jadi akan memperlihatkan hidung yang cenderung berair, mata berair, bersin, serta mempengaruhi juga nafas menjadi sesak (akibat lendir berlebihan dan otot yang menebal di saluran nafas bagian dalam yaitu bronkhus).

Pada mukosa (selaput lendir) saluran cerna terutama usus, bisa juga menyebabkan sekresi lendir berlebih sehingga penyerapan makanan terganggu, keseimbangan suasana usus pun terganggu akibatnya anjing dan kucing mengalami diare.

Bagaimana mengatasi anjing dan kucing yang memperlihatkan gejala alergi ?

Anjing dan kucing yang mengalami alergi salah satunya memperlihatkan kondisi yang parah pada kulit. Pemilik akan tidak betah karena melihat anjing dan kucing yang gatal dan biasanya ada bau yang tidak sedap juga dari tubuhnya. Biasanya pemilik akan segera konsultasi ke dokter hewan untuk mengetahui penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Dokter akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh sesuai kondisinya. Dokter bisa juga memberikan treatment sesuai dengan gejala yang terlihat untuk mengurangi gatal, bau karena adanya infeksi bakteri, ataupun bisa memberikan saran lainnya seputar kondisi dan gejala yang terlihat.

Jika dokter merujuk pada alergi akibat makanan, bisa juga dokter menyarankan menggunakan terapi food trial (percobaan makanan), terapi ini cukup lama dilakukan karena dokter akan mengidentifikasi kandungan makanan apa yang bisa menyebabkan alergi.

Mengganti makanan kemasan ke makanan kemasan lain dengan merk berbeda, belum tentu dapat mengatasi alergi makanan karena yang menjadi pemicu adalah kandungannya.

Pencegahan yang bisa dilakukan dirumah untuk mengurangi resiko alergi diantaranya :

1. Teratur membersihkan kandang, alas kandang, karpet, maupun tempat bermain anjing dan kucing. Bisa dilakukan pencucian secara teratur maupun membersihkan dengan menggunakan vaccum cleaner dan dijemur. Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya debu dan tungau di rumah.

2. Jika melakukan pergantian makanan, sebaiknya dilakukan pencampuran terlebih dahulu. Perhatikan juga reaksi terhadap pergantian makanan.

3. Mandikan anjing secara teratur terutama yang berambut panjang 2 minggu sekali untuk mengurangi rambut dan kulit berminyak disertai lembab.

4. Berikan tetes antiektoparasit, bisa juga menggunakan shampoo untuk mengurangi infestasi pinjal yang menyebabkan gatal dan alergi pada kulit.

5. Jika memberikan makanan komersial yang kering pastikan kondisinya baik, tempat makanan tertutup rapat untuk menghindari adanya jamur yang mengkontaminasi makanan.

6. Setelah bermain diluar dan kontak dengan tanaman ataupun hewan lain perhatikan reaksinya apakah gatal, bersin atau tidak.

Anjing dan kucing yang mengalami alergi memang cukup sulit untuk diidentifikasi karena gejalanya mirip dengan penyakit infeksi maupun gangguan lainnya. Sehingga perlu dilakukan observasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter hewan untuk mengetahui kondisi alergi atau tidak.

 

Referensi :

Nuttal T, Harvey RG, McKeever PJ. 2009.A colour Handbook of skin disease of the dog and cat. Mason publishing:London

Noli C, Foster A, Rosenkrantz W.2014. Veterinary Allergy. WIley Blackwell

Bell JS, Cavanagh KE, Tilley LP, Smith FWK.2012. Veterinary medical guide to dog and cat breeds. Teton Newmedia

 

1 comments

Leave a Reply

*