Cara Mengobati Diare pada anjing dan kucing
Sering sekali saya mendapatkan “curhatan” dari pemilik hewan peliharaan mengenai kondisi anjing maupun kucingnya yang diare. Biasanya pertanyaannya merujuk langsung pada bagaimana menanganinya, apa yang harus dilakukan. Jarang ada pertanyaan mengapa diare bisa terjadi pada anjing dan kucing saya??
Sangat penting bagi kita mengetahui penyebab diare, hal ini membantu dalam melakukan penanganan terhadap diare. Perlu bantuan dokter hewan ya tentu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Diare merupakan gejala klinis dari gangguan saluran pencernaan, ditandai dengan konsistensi atau bentuk feses atau pup yang encer (mencret). Diare pada anjing dan kucing terjadi ketika mencret dalam sehari frekuensinya sering, waktunya berdekatan. Jadi, diare beda dengan mencret ya. Kalau mencret belum tentu diare, kalau diare pasti mencret.
Diare bisa terjadi secara akut maupun kronis. Diare akut merupakan diare yang baru terjadi, waktunya sebentar. Sedangkan diare kronis terjadi dalam waktu yang lama dan terus menerus (menahun).
Diare umumnya terjadi karena adanya gangguan penyerapan air di usus, gangguan pergerakan usus menjadi lebih cepat (hipermotilitas). Penyebabnya sangat beragam, yaitu :
- Infeksi saluran pencernaan karena bakteri, virus,
- Infeksi saluran pencernaan karena cacing
- Infeksi karena protozoa (parasite dalam sel)
- Keracunan
- Memakan makanan yang tidak seharusnya
- Pergantian makanan secara mendadak
- Stress
- Alergi makanan
Diare bisa berbahaya untuk anjing dan kucing, karena diare dapat menyebabkan dehidrasi akibat keluarnya cairan berlebihan dari tubuh.
Diare terjadi terus menerus bisa disertai darah ataupun tidak. Diare berdarah menandakan adanya iritasi atau luka pada bagian usus yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasite (cacing, protozoa).
Diare berdarah perlu mendapat perhatian, selain menyebabkan dehidrasi, juga menyebabkan anemia akibat kekurangan darah. Diare berdarah disertai muntah pada anjing dan kucing usia puppy dan kitten, belum divaksinasi, merujuk pada infeksi akibat virus Parvo. Infeksi virus parvo pada kucing ini dikenal dengan distemper (feline panleukopenia), pada anjing dikenal dengan Parvo.
Selain diare berdarah, ada juga diare yang disertai dengan keluarnya cacing. Tentu penyebabnya jelas ada infestasi cacing yang cukup parah sehingga cacing memenuhi saluran pencernaan.
#Bagaimana jika hewan peliharaan saya diare?
Saat hewan peliharaan kita diare, kita perlu mengobservasi terlebih dahulu kira-kira penyebab terjadi diare nya.
Biasanya diare disertai dengan muntah, tidak nafsu makan, dan demam. Jika kondisi ini berlangsung lebih dari dua hari sebaiknya segera langsung diperiksakan ke dokter hewan terdekat. Hal ini dikarenakan diare bisa menyebabkan dehidrasi atau kekurangan cairan.
#Apa yang akan dilakukan dokter ketika hewan peliharaan kita diare?
Dokter biasanya akan menanyakan riwayat pemberian obat cacing, vaksinasi, pergantian pakan, dan pertanyaan lain yang berhubungan dengan kondisi diare.
Jika diperlukan, dokter akan melakukan pemeriksaan darah dan pemeriksaan feses atau kotoran.
Jika diketahui kondisi nya sudah dehidrasi, maka dokter akan langsung melakukan terapi cairan atau infus.
#Apakah kita bisa memberikan pertolongan pertama pada hewan diare?
Penanganan di rumah untuk hewan diare bisa dilakukan dengan berusaha memperbaiki nafsu makan dan mendapatkan cairan :
- usahakan makan disuapi dengan menggunakan spuit, makanan yg diberikan adalah makanan yang teksturnya lembut agar mudah tercerna. Makanan basah atau puding ikan bisa diberikan.
- frekuensi minum pun bisa ditingkatkan dengan pemberian kaldu ayam, maupun kaldu lainnya.
- jika memang penyebabnya adalah pergantian pakan, maka sebaiknya pemberian pakan perlu dihentikan secara perlahan. Lalu berganti ke makanan sebelumnya dengan bertahap.
#Pengobatan apa yang bisa dilakukan untuk hewan diare?
Setelah dokter mengetahui penyebab diare, dokter akan memberikan terapi yang sesuai dengan penyebabnya.
Pengobatan yang lazim dilakukan pada hewan diare diantara nya:
- terapi cairan (infus) jika terjadi dehidrasi parahBiasanya dilakukan pada infeksi virus, karena infeksi nya yang cepat dan menyebabkan dehidrasi yang cukup parah.
- antibiotik jika ada indikasi infeksi karena bakteri dan protozoa
- probiotik sebagai terapi penunjang
- obat cacing jika ada indikasi infeksi karena cacing
- karbon aktif jika ada indikasi keracunan
- antidiare universal yang bekerja mengurangi pergerakan usus dan menyerap toksin dari bakteri seperti kaolin pectat, loperamide,
#Bagaimana mengetahui hewan dehidrasi akibat diare?
Dehidrasi bisa terjadi pada hewan yang diare, terutama jika diare disertai dengan muntah yang menyebabkan cairan banyak keluar dari tubuh melalui kotoran yang cair.
Akibat diare dan muntah yang berkepanjangan lebih dari satu hari, akan menyebabkan hewan tidak nafsu makan, aktifitas berkurang bahkan sangat lemas.
Lemas merupakan salah satu ciri dehidrasi, ciri lain dehidrasi yaitu :
- mukosa atau selaput lendir seperti gusi, kelopak mata menjadi pucat
- kulit elastisitasnya berkurang
- mata menjadi lebih cekung
- hidung kering
- pada kucing akan terlihat ada penonjolan dari membrana niktitan atau selaput mata putih dari ujung mata
Kondisi dehidrasi perlu segera diberikan terapi, karena jika dibiarkan maka tubuh akan lemas karena cairan penting sebagai salah satu penunjang melakukan metabolisme tubuh. Kurangnya cairan di tubuh menyebabkan darah mengangkut oksigen dalam jumlah sedikit, nutrisi dan energi tidak tersampaikan ke sel, bahkan kondisi yang paling membayakan yaitu berkurangnya jumlah asupan oksigen ke otak yang bisa menyebabkan kondisi fatal hingga kematian.
Penanganan diare perlu dilakukan segera, karena diare bisa menyebabkan dehidrasi yang berakibat fatal bagi hewan peliharaan kita.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Drh Puspasari Respatiningtyas.