Toxoplasma merupakan parasit intraseluler yang termasuk protozoa yang dapat menular ke manusia dan hewan lainnya. Toxoplasma dapat menyebabkan toksoplasmosis yang diakibatkan kontak antara manusia atau hewan lainnya dengan feses kucing yang terdapat ookista infektif. Berikut 6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma.
#1 Jangan biarkan kucing menjadi pemburu tikus
Tikus dapat terinfeksi Toxoplasma dan parasit ini berkembang di daging (otot) dari tikus. Kucing yang memakan tikus yang terinfeksi Toxoplasma dapat menyebabkan parasit ini berkembang di usus halus kucing.
#2 Bersihkan feses atau kotoran di kotak pasir setiap hari
Ookista Toxoplasma akan berkembang menjadi infektif atau berpotensi menginfeksi pada 1-5 hari setelah kucing mengeluarkan feses atau kotoran.
#3 Gunakan sarung tangan untuk menangani feses atau kotoran
Mengambil feses atau kotoran kucing selalu gunakan sarung tangan, walaupun sudah terdapat sekop untuk feses namun menggunakan sarung tangan akan membuat lebih aman.
Jangan berikan kucing daging yang mentah atau setengah matang karena dikhawatirkan terdapat Toxoplasma pada daging tersebut yang dapat menginfeksi kucing.
#5 Makan daging yang telah diproses matang
Daging yang dimasak dengan matang (suhu lebih dari 70oC) akan mematikan Toxoplasma.
#6 Budayakan cuci tangan dengan sabun
Cuci tangan dengan sabun merupakan kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak dini. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah menangani kotoran kucing, setelah bermain dengan kucing, dan aktivitas lainnya dapat menurunkan resiko terkena toksoplasmosis. Mencuci tangan dengan sbaun antiseptic pun dapat dilakukan setelah menangani kotoran kucing.
Stay healthy and keep clean. Jika kita menjaga kebersihan dan hewan kita sehat maka kita pun akan senantiasa sehat. Healthy pet healthy life.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui
Banyak isu yang berkembang dan menyatakan bahwa wanita terutama wanita hamil tidak boleh memelihara kucing karena dapat menyebabkan kemandulan serta keguguran. Hal ini mendorong tingkah laku masyarakat yang senantiasa khawatir terhadap kucing dan mengaggap bahwa kucing adalah wabah. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada keberadaan parasit Toxoplasma yang menyebabkan toksoplasmosis pada manusia dan mamalia lainnya. Namun ternyata penularan Toxoplasma ini bukan dari kucing namun dari feses atau kotoran kucing. Berikut 10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui.
#1 Kucing yang sering memangsa tikus memiliki potensi menularkan Toxoplasma pada pemiliknya
Toksoplasmosis pada kucing salah satunya terjadi akibat kebiasaan kucing memburu tikus. Tikus yang dimakan oleh kucing terdapat Toxoplasma pada daging (otot) nya. Ketika kucing memakan tikus tersebut maka Toxoplasma akan berkembang di dalam usus halus, sehingga kotoran kucing akan mengandung ookista infektif Toxoplasma.
#2 Toksoplasmosis bersifat zoonosis
Toksoplasmosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Toksoplasmosis bersifat zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia.
#3 Toxoplasma hanya dapat berkembang di keluarga Kucing
Semua jenis kucing adalah inang dari Toxoplasma, parasit ini hanya dapat berkembang menjadi organism yang menginfeksi di dalam tubuh kucing. Toxoplasma melakukan perkembangbiakan di dalam usus halus kucing.
#4 Kotoran kucing yang dapat menularkan Toxoplasma
Berdekatan dengan kucing, mengelus kucing, dan memelihara kucing tidak akan menyebabkan penularan toxoplasma. Toxoplasma hanya akan menular melalui kotoran kucing. Kotoran atau feses kucing yang mengandung ookista infektif yang dapat menularkan Toxoplasma.
Toxoplasma dapat menginfeksi semua mamalia seperti tikus, dan termasuk hewan produksi seperti domba, sapi, dan babi. Hewan tersebut terkena Toxoplasma dari tanah atau tumbuhan yang terkontaminasi feses (kotoran) yang terdapat ookista infektif Toxoplasma.
#6 Toxoplasma berkembang di daging unggas dan mamalia
Toxoplasma yang menginfeksi unggas (ayam), mamalia (tikus, domba, sapi, dan babi) tidak akan menginfeksi hewan atau manusia melalui kotoran (feses) namun melalui daging (otot). Toxoplasma di mamalia ataupun unggas akan berkembang di daging (otot). Toxoplasma di hewan-hewan ini tidak akan menular ke manusia atau hewan lain kecuali dengan cara memakan daging mentah.
#7 Memakan daging mentah atau setengah matang meningkatkan resiko terinfeksi Toxoplasma
Toxoplasma yang berkembang di daging unggas (ayam) atau daging mamalia (domba, sapi, dan babi) dapat bertahan jika tidak dilakukan proses masak yang benar. Memasak daging dengan suhu lebih dari 70oC dapat mematikan Toxoplasma.
#8 Tidak hanya wanita, pria pun bisa terinfeksi Toksoplasma
Toxoplasma tidak pernah memilih gender saat menginfeksi individu. Pria pun dapat terinfeksi Toksoplasma. Toxoplasmosis kronis pada pria dapat menyebabkan penurunan fertilitas (kemandulan). Wanita yang terinfeksi toxoplasma terutama saat hamil akan menyebabkan keguguran, kematian janin, dan kelainan perkembangan janin.
# 9 Toxoplasma merupakan protozoa
Toxoplasma merupakan organisme sel tunggal yang termasuk kedalam golongan protozoa bukan virus, bakteri, ataupun kuman. Toxoplasma hidup didalam sel (intraselular) sebagai parasit. Spesies Toxoplasma yang menginfeksi yaitu Toxoplasma gondii.
#10 Berkebun dan memakan sayuran mentah dan tidak dicuci meningkatkan resiko terinfeksi Toxoplasma
Feses atau kotoran kucing yang mengandung ookista infektif Toxoplasma kemungkinan dapat mengkontaminasi tanah maupun sayuran. Berkebun tanpa menggunakan sarung tangan dapat meningkatkan resiko terkena toksoplasmosis, karena tanah yang kemungkinan terkontaminasi feses atau kotoran kucing yang terdapat ookista infektif Toxoplasma. Selain itu, tidak mencuci tangan dengan sabun setelah berkebun dapat meningkatkan resiko masuknya parasit Toxoplasma ke dalam tubuh. Memakan sayuran maupun buah mentah yang tidak dicuci dapat meningkatkan resiko terjadinysa toksoplasmosis terutama pada sayuran yang terkontaminasi ookista infektif Toxoplasma.
Jadi, jangan khawatir memelihara kucing ya Mommies karena bukan kucing yang menyebabkan toksoplasmosis namun feses atau kotoran kucing yang dapat menularkannya . Kunci yang paling penting adalah selalu menjaga kebersihan serta mencuci tangan dengan sabun setelah menangani feses kucing, berkebun, dan jangan makan daging mentah.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya
Memberikan obat memang bukan perkara yang mudah, terutama saat anjing atau kucings edang sakit. Kucing maupun anjing yang sedang sakit biasamya cenderung tak mau didekati dan menyendiri. Oleh karena itu cukup sulit untuk memberikan obatnya. Anjing atau kucing yang memiliki sifat penakut dan pemberontak pun cukup sulit diberikan obat walaupun yang memberikannya kita sebagai owner. Prinsip dasar pada pemberian obat adalah harus tepat memberikannya agar tepat sasaran dan hewan akan lekas sembuh.
Berikut merupakan Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya
Bentuk obat yang lazim diresepkan pada pemilik berbentuk tablet, kapsul, sirup, puyer maupun obat oles.
#1 Obat oles
Dokter meresepkan obet oles biasanya untuk kasus penyakit kulit. Memberikan obat secara oles terlihat mudah, namun pada kasus tertentu seperti kondisi hotspot dengan nanah yang cukup parah, atau luka melepuh. Kondisi ini akan sangat tidak nyaman dan menyenangkan untuk anjing maupun kucing karena akan sangat sakit saat disentuh. Sangat memungkinkan bagi anjing maupun kucing untuk memberontak saat dioleskan obat tersebut. Cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan muzzle atau brongsong pada anjing, serta mengalihkan perhatiannya (misalnya terdapat luka di leher maka kita mengalihkan perhatian dengan menepuk nepuk bagian lain seperti perut). Pemberian obat oles ini perlu konsisten sesuai dengan petunjuk dokter.
#2 Obat berbentuk kapsul, tablet, pil
Obat dengan bentuk padat seperti ini memang cukup sulit diberikan, karena kita perlu membuka mulut anjing dan kucing untuk memasukkannya. Membuka mulut yang benar akan memudahkan masuknya obats erta mengurangi resiko tergigit. Cara membuka mulut anjing maupun kucing dengan meletakkan tangan di persendian antara rahang atas dan bawah. Membuka mulut kucing : satu tangan diletakkan antara persendian rahang atas dan bawah (jika kita tekan mulut secara reflex akan membuka), kemudian tangan lainnya memegang obat sembari membuka mulut dari bagian depan dengan menekan gigi seri, masukkan obat hingga pangkal lidah. Membuka mulut anjing dilakukan dengan cara yang sama. Kuncinya adalah kuat memegang daerah rahang untuk menghindari resiko tergigit. Jika sulit dan selalu memberontak dapat diberikan dengan cara memasukkan kedalam makanan basah, dapat juga dengan menggunakan pelontar pil (piller).
#3 Obat puyer dan obat sirup
Obat puyer perlu dicampurkan dengan air terlebih dahulu lalu diberikan pada anjing atau kucing. Biasanya obat puyer ini memiliki rasa pahit sehingga cukup traumatis untuk anjing maupun kucing. Obat sirup biasanya memiliki rasa lebih manis sehingga cukup mudah memberikannya bahkan biasanya kucing atau anjing senang menjilatinya. Cara memberikan obat jenis cair ini dengan menggunakan spuit (syringe/suntikan) yang bersih, steril dan telah dilepaskan jarumnya. Volume obat diberikan sesuai petunjuk dokter, pastikan volume obat benar dan tepat. Obat dapat dimasukkan dengan cara dicekokj melalui mulut bagian samping. Tangan kita diletakkan pada persendian antara rahang atas dan bawah dari anjing atau kucing, angkat rahang atas sedikit dari samping kemudian masukkan obat.
Memberikan obat melalui mulut memang cukup sulit karena anjing maupun kucing pandai menyembunyikan disamping lidah atau dibelakang lidah sehingga obat seakan-akan sudah tertelan. Oleh karena itu, setelah memberikan obat, mulut langsung ditutup rapat dan perhatikan gerakan menelan pada tenggorokan. Tanda obat berhasil masuk yaitu adanya gerakan menelan.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Cara membuat kotak pasir yang nyaman untuk kucing Anda
Kotak pasir atau litter box memang banyak bentuk dan macamnya. Litter box atau kotak pasir modern bahkan saat ini tersedia self cleaning litter box (kotak pasir yang bisa membersihkan secara otomatis). Bentuk kotak pasir pun bermacam-macam ada bentuk yang terbuka, bentuk yang tertutup. Bukaan kotak pasir di atas (top side) ataupun bukaan kotak pasir didepan. Ukuran regular kotak pasir sekitar 56 x 38 x 14 cm, namun Anda bisa sesuaikan dengan ukuran kucing Ands. Bigger is better for litter box, jangan terlalu kecil karena akan membuat kucing tidak nyaman. Pernahkah terfikir membuat kotak pasir sendiri ?
Berikut cara membuat kotak pasir yang nyaman untuk kucing Anda
# kotak pasir dari kayu
Anda memiliki kayu yang sudah tidak terpakai? Anda dapat gunakan sebagai kotak pasir kucing Anda.
Bentuknya cukup sederhana saja berbentuk kotak dengan sisi yang tidak tajam tentunya.
Ukurannya disesuaikan dengan kucing Anda kurang lebih 1.5 kali panjang kucing Anda.
Sediakan kayu sesuai dengan ukuran kucing : Kayu dapat digunakan sebagai pinggiran, alas dapat menggunakan triplek atau kayu yang lebih tipis
Berikan pintu masuk untuk kucing, cukup potong kayu bagian depan dengan membentuk lekukan huruf “U” sehingga memudahkan kucing untuk masuk
Dapat ditambahkan kayu untuk menutupi bagian atasnya agar privasi kucing tetap terjaga
Kelebihannya
Kotak pasir lebih ramah lingkungan dari bahan daur ulang dan organic
Terlihat lebih menarik
Kekurangan
Jika basah, akan menyebabkan lembab dan mudah terkena jamur
Kurang portable sehingga cukup sulit dipindahkan
# kotak pasir dari baskom plastik
Kotak pasir dari baskom plastic ini sangat banyak digunakan karena lebih mudah didapatkan serta lebih murah. Anda cukup membeli di tempat menjual peralatan rumah tangga, ukuran pun bervariasi, warnanya pun sangat beragam. Modifikasi dapat anda lakukan dengan membuat lekukan bentuk “U” sebagai jalan masuk kucing agar lebih mudah
Kelebihan
Mudah didapatkan
Murah
Ukuran bervariasi
Mudah dipindahkan dan dibawa (portable)
# kotak pasir dari container box
Kontainer box sering digunakan untuk menyimpan baju, perlengkapan makanan, buku, dan lain sebagainya. Container box ini dapat Anda gunakan pula sebagai kotak pasir yang lebih privasi untuk kucing Anda karena terdapat tutup box nya. Cukup modifikasi container box yang sesuai dengan ukuran kucing Anda dengan membuat pintu masuk untuk kucing Anda, dengan lekukan bentuk huruf “U”.
Kelebihan
Kucing memiliki privasi yang terjaga
Lebih menarik
Mudah dipindahkan dan dibawa
Kekurangan
Harga container box sedikit lebih mahal
Membuat kotak pasir sendiri memang membutuhkan waktu ekstra, namun tentunya dapat menghemat pengeluaran Anda dan kepuasan tersendiri untuk Anda. Modifikasi kotak pasir atau litter box pun dapat disesuaikan dengan kebutuhkan kuicng Anda. Kunci terpenting yaitu ukuran dan kebersihan kotak pasir untuk kucing Anda.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Pernah melihat kucing Anda buang air besar (BAB/poop/defekasi) dan urinasi disembarang tempat ? hal ini tentu akan sangat wajar ketika terjadi pada kucing usia muda (kitten). Namun, sangat tidak wajar ketika terjadi pada kucing usia dewasa yang Anda tahu betul bahwa kucing Anda sudah dilatih menggunakan litter box sejak kecil.
House soiling atau melakukan urinasi dan defekasi di luar kotak pasir (litter box) merupakan perilaku yang cukup buruk. Kondisi ini dapat terjadi pada kucing mana pun termasuk kucing yang telah terlatih. Pada dasarnya kucing merupakan hewan yang bersih dan menyukai kebersihan serta secara natural akan melakukan urinasi dan defekasi pada daerah yang berpasir.
Berikut 5 alasan kenapa kucing tidak mau pup di pasir.
#1 : Kotak pasir terlalu kecil
Kucing sangat memperhatikan hal-hal detail. Ukuran kotak pasir yang kecil dapat menjadi masalah karena kucing tidak bebas untuk defekasi dan kucing tidak suka jika tubuhnya terkena poop nya sendiri, sehingga kotak pasir yang cukup besar itu sangat penting. Idealnya kotak pasir berukuran 1.5 – 2 kali panjang tubuhnya. Penelitian terbaru oleh Guy (2014) menunjukkan bahwa kucing lebih menyukai kotak pasir ukuran besar (86 x 39 x 14) cm, dibandingkan dengan kotak pasir umumnya yang berukuran (56 x 38 x 14) cm.
Anda memiliki kucing lebih dari 1? Lebih baik memiliki kotak pasir sesuai dengan jumlah kucing Anda bahkan Anda perlu memiliki ekstra kotak pasir. Kucing tidak suka apabila kotak pasirnya dimasuki kucing lain, bukan hanya masalah territorial namun kucing pun perlu privasi.
#3 : Kotak pasir sulit dijangkau
Letakkan kotak pasir ditempat yang mudah dijangkau dan bentuk kotak pasir yang tidak terlalu tinggi (lebih dari 14 cm ketinggiannya). Jika kucing Anda dilepas di dalam rumah, maka tempatkan kotak pasir di berbagai tempat yang dia sering lewati. Namun bukan tempat yang terlalu ramai dan tidak dekat dengan tempat makan dan minumnya.
Kucing yang stress akan bertingkah laku aneh bahkan diluar kebiasaan. Kondisi stress ini dapat dipicu oleh keberadaan kucing lain, kondisi rumah yang terlalu ramai, terlalu dieksploitasi oleh anak-anak, serta mungkin kucing Anda telah mengalami kondisi traumatis (berkelahi).
#5 Kucing mengalami gangguan kesehatan
Kesehatan sangat mempengaruhi kebiasaan kucing. Gangguan kesehatan yang dialami oleh kucing dapat pula mengganggu proses urinasi maupun defekasi. Kucing dengan infeksi saluran kemih seperti radang kantung kemih (cystitis), gangguan ginjal, serta diabetes akan mengalami peningkatan frekuensi urinasi. Hal ini menyebabkan kucing tidak urinasi di kotak pasir. Arthritis atau radang sendi terutama pada kucing senior pun menyebabkan sulit masuk ke kotak pasir karena untuk mengangkat kaki sedikit kesulitan dan nyeri.
Faktanya sebanyak 42 % pemilik kucing akan melakukan penelantaran bahkan melakukan eutanasi pada kuicng akibat perilaku house soiling ini. Oleh karena itum pahami terlebih dahulu kucing Anda jangan langsung mengabaikannya dan menelantarkan jika mereka melakukan tindakan house soiling.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.