penggunaan microchip pada hewan kesayangan

Pernah dengar penggunaan microchip pada hewan kesayangan?

Pernah dengar penggunaan microchip pada hewan kesayangan?

Teknologi microchip pada hewan ini memungkinkan untuk menyimpan data pada lempengan kecil yang mudah dikenali dan diidentifikasi menggunakan alat pembaca microchip. Data yang terdapat di microchip biasanya berupa kode yang akan disinkronisasi dengan alat maupun individu yang dipasangi secara implant lempeng ini.

Microchip sudah banyak dikenali di hewan liar pada lembaga konservasi, hal ini untuk memudahkan identifikasi dan pelacakan hewan liar sehingga diketahui persebarannya. Teknik identifikasi menggunakan microchip ini pun telah berkembang di hewan kesayangan seperti anjing dan kucing. Beberapa klinik hewan di Indonesia terutama kota besar menyediakan microchip sebagai salah satu alat identifikasi. Microchip ini mirip fungsinya seperti KTP maupun tanda pengenal kita yang lainnya.

Mencari Kucing Hilang Kini Lebih Mudah dengan Microchip Pada Hewan
Mencari Kucing Hilang Kini Lebih Mudah dengan Microchip Pada Hewan

 

Penggunaan microchip pada anjing dan kucing bertujuan untuk

  1. Memudahkan identifikasi anjing dan kucing jika mengalami hilang terutama jika berpindah tangan ke orang yang tidak bertanggung jawab (penculikan, penjualan illegal).
  2. Negara maju telah mewajibkan hewan peliharaan dipasangi microchip untuk memudahkan identifikasi dan recording status kesehatan. Jika kita ingin membawa hewan peliharaan ke luar negeri, microchip merupakan salah satu persyaratan wajib untuk sistem identifikasi.
  3. Banyaknya ras anjing dan kucing membuat microchip sangat berguna

Ras anjing maupun ras kucing jumlahnya cukup banyak dan tentunya setiap ras memiliki kemiripan antara individu satu dan lainnya. Hal ini karena memang ras memiliki standar yang jelas. Microchip sangat membantu identifikasi karena memiliki kode yang unik sehingga jika hilang kita bisa mengklaim dengan menggunakan kode di microchip tersebut.

Cara memasang microchip pada hewan

Penggunaan microchip harus dilakukan oleh dokter hewan. Hal ini dikarenakan cara aplikasi microchip yang disuntikan daerah bawah kulit. Pemasangan microchip sangat cepat dan respon pada anjing dan kucing rata-rata tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah dilakukan pemasangan, dokter akan melakukan pengecekan menggunakan scanner microchip. Nomer yang tertera pada scanner dan label microchip harus sama. Menandakan microchip terpasang dengan tepat.  Pengetahuan anatomi yang telah dipelajari dokter hewan akan sangat membantu. Penempatan microchip yang tidak tepat dapat membuat microchip menjadi salah tempat dan tidak terbaca oleh alat.

penggunaan microchip pada hewan kesayangan
penggunaan microchip pada hewan kesayangan

Berapa biaya untuk memasang microchip pada hewan

Pemasangan microchip pada anjing maupun kucing bisa dilakukan kapan saja dan sebaiknya bersamaan dengan checkup rutin. Tarif yang diberikan untuk microchip hewan peliharaan bergantung dari jenis microchip yang digunakan, berkisar antara Rp.350.000-400.000 (2018) tentunya nilai ini tidak bisa menjadi patokan bisa lebih tinggi harganya. Bergantung pada kebijakan klinik masing-masing.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

6 Kondisi Tubuh Anjing dan Kucing yang Wajib di Cek Pemilik Hewan

Memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing saat ini tidak hanya menjadi trend. Namun telah menjadi bagian dari hidup, sehingga banyak dari pet owner yang menganggap anjing dan kucing sebagai keluarga. Terkadang saat terjadi perubahan perilaku dan menjadi sakit pet owner menjadi panik dan merasa kebingungan.

Tapi, kondisi hingga menjadi sakit pada anjing maupun kucing menandakan adanya ketidakseimbagan pada tubuh mereka. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Terkadang kucing dan anjing sangat pintar menyembunyikan kondisi sakitnya hingga diketemukan pada kondisi yang benar-benar buruk dan mereka tidak bisa menanggung nya lagi.

Kita sebagai pet owner perlu jeli memang menghadapi kasus seperti ini. Pengetahuan terhadap kondisi tubuh normal anjing dan kucing pun perlu kita ketahui. Hal ini penting untuk memudahkan kita melakukan tindakan dan kapan harus segera ke dokter hewan.

Pemeriksaan kondisi tubuh dapat dilakukan secara sederhana dan mudah di rumah. Berikut 4 kondisi tubuh anjing dan kucing yang wajib di cek Pemilik Hewan

#1 Memeriksa selaput lendir

Selaput lendir atau membran mukosa terdiri dari gusi, bibir,  kelopak mata bagian dalam, bagian putih mata (sclera). Kondisi normal selaput lendir berwarna pink cerah. Hal ini menandakan peredaran darah berjalan dengan baik. Kelainan yang mungkin terjadi pada membran mukosa :

  1. Pucat (kondisi anemis) : warna selaput lendir menjadi tidak pink cerah namun berubah menjadi pucat menuju putih. Hal ini menandakan adanya gangguan pada kondisi darah, biasanya merujuk pada kondisi anemia. Pada kondisi ini cukup berbahaya jika disertai dengan kondisi lemas.
  2. Kebiruan (cyanosis/sianosis) : warna selaput lendir berubah menjadi biru, bahkan biru kehitaman. Hal ini menandakan asupan oksigen yang diangkut oleh darah berkurang. Jaringan mengalami hipoksia (kekurangan oksigen). Hal ini dapat terjadi pada hewan yang mengalami keracunan, maupun adanya gangguan pengangkutan oksigen (sesak nafas). Pada kondisi ini tidak dapat menunggu lama, perlu langsung penanganan dokter.
  3. Kuning (jaundice/ikterus) : warna selaput lendir kuning. Kondisi ini menandakan adanya gangguan di fungsi hati. Biasanya ditandai dengan gejala lainnya seperti muntah. Penyebabnya bisa dikarenakan infeksi virus seperti Feline Infectious Peritonitis (FIP).
  4. Merah (pendarahan) : warna selaput lendir berubah menjadi merah seperti ada berkuan darah. Hal ini biasanya terjadi saat adanya benturan pada benda tumpul.
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing
Selaput Lendir Berwarna Kuning Pada Anjing

#2 Memeriksa Kulit Hewan

Kulit merupakan pelindung terluar dari tubuh. Kulit memiliki elastisitas yang menandakan tubuh terhidrasi dengan baik atau tidak. Kulit dapat mengalami kondisi yang buruk dan tidak elastis saat mengalami dehidrasi. Cara melakukan pemeriksaan kondisi kulit dengan mencubit kulit (tidak perlu khawatir kesakitan), jika saat dicubit cepat kembali ke kondisi semula maka kondisi kulit baik, namun jika tidak artinya hewan mengalami dehidrasi. Kondisi kulit yang lain diperhatikan pula ada memar, kebiruan, lepuh, scally (bersisik), dan kering.

#3 Memeriksa Suhu Hewan

Suhu atau temperatur merupakan salah satu parameter yang penting diketahui. Peningkatan suhu tubuh atau demam merupakan salah satu ciri adanya infeksi akut pada hewan. Peningkatan suhu tubuh juga dapat terjadi pada kondisi yang sangat panas. Atau mungkin terjadi pula hipotermia atau penurunan suhu tubuh pada kasus tertentu.  Suhu normal anjing dan kucing ada pada kisaran 37.5oC-39.5oC. Pengukuran dilakukan menggunakan termometer digital maupun termometer raksa.Termometer digital dengan ujung fleksibel lebih disarankan karena mudah penggunaannya dan nyaman.

Cara penggunaan termometer:

  1. Bersihkan termometer menggunakan tisu sebelum digunakan
  2. Handle kucing dengan memeluknya
  3. Termometer dimasukkan ke anus, usahakan termometer tidak ditengah tapi di dinding anus
  4. Tunggu hingga ada bunyi bip, lalu perhatikan angka yang tertera

 

#5 Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

Pengukuran frekuensi nadi bisa dilakukan dengan menekan pembuluh darah yang berada di kaki depan bagian bawah dan di daerah paha bagian dalam. Pengukuran dilakukan selama 15 detik, hasil perhitungan dikalikan dengan 4 sehingga mendapatkan frekuensi nadi/menit. Normalnya frekuensi nadi pada anjing kucing ada pada kisaran 60-120 kali/menit. Semakin besar anjing akan semakin kecil frekuensi nadinya.

Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan
Memeriksa Frekuensi Nadi Hewan

 

#6 Memeriksa Frekuensi napas Hewan

Pengukuran frekuensi napas akan valid ketika hewan kondisi istirahat. Tidak setelah melakukan exercise seperti berlari dan aktifitas lainnya. Pengukuran dapat dilakukan dengan melihat daerah perut. Pada daerah perut terdapat bagian yang melekuk dibelakang tulang rusuk. Pada daerah ini sangat jelas terlihat kembang kempisnya perut. Satu kali napas dihitung satu kali kembang kempis. Perhitungan dilakukan selama 60 detik atau 1 menit karena frekuensi nafas biasanya lambat. Normalnya pada najing dan kucing berkisar 20-30 kali/menit. Semakin kecil maka frekuensi napasnya semakin besar angkanya.

Cukup mudah kan, melakukan pengecekan kondisi untuk anjing dan kucing. Jangan lupa selalu beritahukan dokter hewan terkait kondisi pada anjing dan kucing. Hal ini akan sangat membantu dokter menentukan arah diagnosa.

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

 

Hewan Mengalami Sesak Napas

Wajib ke Dokter Hewan Kalau Kamu Ketemu 12 Kondisi ini Pada Hewan Kesayangan

Wajib ke Dokter Hewan Kalau Kamu Ketemu 12 Kondisi ini Pada Hewan Kesayangan

Dokter hewan memang profesi yang terbilang cukup kurang mendapat perhatian di Indonesia. Terutama untuk hewan peliharaan dibandingkan hewan produksi karena kaitannya dengan ekonomi.

Tapi, kalau masalah kesehatan anjing, kucing, dan hewan peliharaan lainnya masih banyak owner yang hanya ingin tanya kiri kanan dan tidak mau membawa ke dokter hewan. Sampai akhirnya sangat parah baru dibawa ke dokter deh, eh hewannya udah tidak bisa diselamatkan dan nyalahin dokter nya. #curhat 

Tapi, Visit ke dokter hewan merupakan salah satu hal yang tidak boleh terlewatkan untuk para pet owner ya. Walaupun visit ke dokter ini memang membuat stress owner dan pet nya, ownernya stress karena memikirkan biayanya, sedangkan pet nya stress karena memang tidak terbiasa bertemu dokter hewan.

Wajib ke Dokter Hewan Kalau Kamu Ketemu 12 Kondisi ini Pada Hewan Kesayangan
Wajib ke Dokter Hewan Kalau Kamu Ketemu 12 Kondisi ini Pada Hewan Kesayangan

Nah, ini 12 tips buat temen-temen yang bingung kapan aja kira-kira harus ke dokter hewan supaya ga telat kalo hewannya kenapa-kenapa ya!

 

#1 Pertama kali adopsi atau memiliki hewan peliharaan

Memiliki hewan peliharaan bisa berasal dari mana saja, bisa dari adopsi kucing liar, adopsi dari shelter, membeli, maupun adopsi dari kerabat. Sebaiknya, pada waktu-waktu ini penting dilakukan kunjungan ke dokter hewan terutama untuk pet owner pemula. Saat kunjungan, tentu akan diketahui data awal hewan peliharaan seperti berat badan, suhu, umur, dan kondisi tubuh keseluruhan. Dokter biasanya akan memberikan advice seputar kesehatan hewan, kondisinya secara umum, vaksinasi, dan juga pemberian obat cacing maupun obat antiparasit. Tentunya tujuannya untuk menjaga kesehatan pet kita sehingga kita sebagai owner juga nyaman dan aman. Usia yang tepat untuk puppy maupun kitten pertama kali ke dokter hewan yaitu pada usia 8 minggu atau 2 bulan.

#2 Hewan peliharaan kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan

Biasanya gejala ini muncul ketika terdapat serangan penyakit, owner baru menyadari ketika beberapa hari nafsu makan hewan peliharaannya menurun. Jika dibiarkan tidak makan, terutama pada kucing lebih dari 2 hari bisa menyebabkan kerusakan hati dna organ lainnya. Organ hati yang rusak biasanya ditandai dengan kondisi kulit berubah menjadi kuning.

Jika diteruskan tentu kondisi ini akan menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan. Kondisi ini sangat berbahaya untuk puppy maupun kitten, karena akan menyebabkan kondisi yang amat fatal. penurunan berat badan pun menandakan fungsi tubuh sangat buruk sehingga perlu penanganan lebih lanjut.

 

#3 Hewan dalam kondisi lemas dan amat lemah

Selain kehilangan nafsu makan, gejala lain yang mengiringi biasanya kondisi tubuh yang lemah. Hal ini diakibatkan kurangnya energi pada sel sehingga sel tidak dapat berfungsi dengan baik. Penanganan dengan terapi cairan mungkin dilakukan untuk menanggulangi kondisi ini, jika tidak dimungkinkan memberikan makanan untuk hewan peliharaan.

#4 Anjing mengalami batuk

Batuk merupakan salah satu respon tubuh untuk menandakan adanya iritasi maupun gangguan pada saluran pernapasan. Kennel cough merupakan salah satu batuk pada anjing yang sangat berbahaya, selain penularannya yang cepat, juga dapat berakibat fatal jika dibiarkan. Selain itu, batuk pada anjing terutama anjing tua bisa diindikasikan adanya penyakit jantung. Hal ini menyebabkan kondisi sesak pada dada yang diperlihatkan dengan respon batuk.

Batuk juga bisa menjadi respon jika anjing maupun kucing tersedak, sehingga perlu dipastikan dengan tepat kondisinya.

#5 Hewan mengalami Demam

Sangat umum sekali owner membawa hewan peliharaanya ke dokter ketika kondisi hewan sedang demam. Demam merupakan repson tubuh atas keberadaan penyakit. Hewan dikatakan demam untuk anjing dan kucing ketika suhu tubuhnya lebih dari 39.5oC. pengukuran suhu ini tentu tidak menggunakan perabaan saja. Namun perlu menggunakan alat beruta thermometer. Thermometer yang digunakan bisa thermometer raksa maupun thermometer digital. Penggunaan thermometer perlu diperhatikan dan sebaiknya diketahui oleh pet owner :

  • Thermometer bisa dibeli di apotik maupun toko alat kesehatan, bisa memilih thermometer digital maupun air raksa. Termometer digital lebih mudah penggunaannya.
  • Cari thermometer dengan tip atau ujung yang fleksibel dan tidak melukai. Hal ini dilakukan untuk menghindari trauma pada anjing maupun kucing.
  • Thermometer sebelum digunakan perlu dibersihkan, bisa menggunakan tisu basah maupun lap.
  • Thermometer dimasukkan ke bagian anus dari anjing maupun kucing.
  • Penggunaan thermometer harus ditempelkan ke sisi anus, bukan ditengah anus.jika mengukur ditengah anus kemungkinan akan terasa panas karena ada kotoran pada anus.
  • Hentikan pengukuran jika telah terdengar bunyi “bip” dari thermometer.

#6 Hewan Mengalami Sesak Napas

Kondisi sesak nafas bisa disebabkan oleh berbagai hal. Kondisi ini sangat berbahaya untuk anjing maupun kucing, ketika sesak nafas menandakan tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak namun salura menyempit ataupun terhambat. Oleh karena nya, jika oksigen ke dalam tubuh berkurang dapat menyebabkan kondisi yang fatal. Sesak nafas yang parah bisa menyebabkan kulit kebiruan dan pucat karena kekurangan oksigen, lama-lama bisa menyebabkan kematian.

Hewan Mengalami Sesak Napas
Hewan Mengalami Sesak Napas

#7 Kesulitan urinasi atau susah kencing

Kondisi ini bisa terjadi pada anjing maupun kucing kapan saja, namun lazimnya terjadi pada kucing maupun anjing usia lanjut. Kesulitan urinasi ini bisa disebabkan oleh adanya batu, penyempitan saluran urine, maupun infeksi pada saluran urine. Tanda hewan mengalami kesulitan urinasi yaitu:

  • Mengejan seperti ingin urinasi namun tidak ada urine yang keluar
  • Berkali-kali kembali ke kotak pasir namun tidak ada urine yang keluar
  • Terlihat kesakitan saat urinasi

Urin yang dibiarkan ada di dalam tubuh bisa meracuni organ lainnya, sehingga bisa menimbulkan kondisi lebih parah jka dibarkan.

#8 Hewan mengalami diare berdarah dan muntah

Diare dan muntah merupakan salah satu ciri adanya gangguan pada saluran pencernaan. Kondisi ini merupakan salah satu gejala penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, maupun parasit. Muntah dan diare yang berkepanjangan tentu akan membuat hewan menjadi dehidrasi dan sangat lemah. Jika sudah ada indikasi diare disertai darah maupun muntah yang disertai darah merupakan warning akan keberadaan penyakit yang lebih serius. Diare dan muntah berdarah bisa mengakibatkan anemia yang berakibat fatal.

#9 Hewan Menagalami Kejang

Penyebabnya bisa beragam namun kejang ini merupakan indikasi adanya gangguan pada syaraf dan otot. Keracunan bisa juga menyebabkan kejang, biasanya jika keracunan akan terlihat adanya muntah.

Jangan menunda membawa ke dokter hewan jika anjing atau kucing mengalami kejang.

 

#10 Hewan Mengalami Mata merah

Jangan abaikan kondisi mata merah dan tidak membawa pada dokter hewan. Kondisi mata merah menandakan adanya iritasi, penanganan yang sembarangan akan menyebabkan iritasi menjadi lebih parah. Bahkan jika menggunakan obat sembrono dapat menyebabkan kebutaan. Selain iritasi, mata merah yang menonjol juga bisa berbahaya jika dibiarkan, lama kelamaan bisa mengalami infeksi.

#11 Anjing tiba-tiba berguling dan terlihat kesakitan

Biasanya kondisi ini dihubungkan dengan kembung pada anjing. kembung atau bloat pada anjing terutama ras besar memiliki kecenderungan menyebabkan GDV (gastric volvulusdilatation) atau perputaran dari lambung. Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit yang teramat sangat dan menyebabkan kematian.

#12 Kucing atau anjing yang sulit melahirkan

Tidak perlu menunggu waktu lama untuk proses melahirkan yang normal. jarak kelahiran puppy maupun kitten biasanya tidak lebih dari 1 jam. Ketika induk terlihat masih mengejan namun tidak ada bayi yang keluar, maka perlu dibawa ke dokter. Hal ini untuk menghindari kondisi induk yang kelelahan dan bayi yang kehabisan oksigen.

Pentingnya memperhatikan kondisi hewan peliharaan secara seksama merupakan tanggung jawab keluarga. Deteksi dini terhadap perubahan yang terjadi bisa mengurangi resiko adanya kondisi fatal pada hewan peliharaan. So, keep in touch with your pet.

 

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Antibiotik untuk kucing dan anjing

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?

 

Memiliki hewan peliharaan merupakan salah satu tanggung jawab tambahan untuk kita pemiliknya. Bahkan faktanya memiliki hewan peliharaan memberikan beban tambahan secara financial untuk kita.

“Namun, harga tersebut bagi beberapa orang tidak ada artinya karena dengan memiliki hewan peliharaan, kita bisa mendapatkan stress relieve, hiburan serta teman hidup”

Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?
Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan? (Credit foto pada gambar)

Budget untuk kesehatan pun ternyata tidak murah untuk hewan peliharaan kita, budget konsultasi dokter hewan, vaksin, pemeriksaan rutin, treatment penyakit, rawat inap, obat, dan lain sebagainya.

Ternyata memiliki hewan peliharaan itu mahal ya? Tapi, kalau sakit kan perlu dibawa ke dokter hewan. Atau cukup tanya kiri kanan berdasarkan pengalaman, memberikan obat yang biasa kita konsumsi dan hasilnya sembuh? Beruntung jika sembuh, jika malah jadi tersesat dan tambah parah?

Gejala klinis suatu penyakit memang semuanya sama awalnya,ketika ada infeksi tentu akan muncul kondisi demam yang diakibatkan respon tubuh untuk menghalau agen penyakit. Tapi apakah semua hewan aman diberikan obat penurun panas, apakah bisa tanpa pemeriksaan diberikan antibiotic? Ternyata tidak semua hewan bisa diberikan obat begitu saja tanpa diperiksa.

Lalu bagaimana dengan konsultasi online? Apakah juga bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan harga “murah”?

 

Konsultasi sebenarnya sah saja, namun tentu dokter memiliki kebijakan untuk menanggapi kasus per kasus. Meresepkan obat yang memang perlu pemeriksaan seksama tentu tidak akan sembarangan diberikan oleh dokter hewan.

Konsultasi Dokter Hewan Gratis
Konsultasi Dokter Hewan Gratis

Mengapa? Hal ini karena ada beberapa obat yang tidak bisa diberikan tanpa resep dokter, artinya obat tersebut restricted. Jika diberikan sembarangan akan memperparah kondisi dan memberikan hasil yang tidak baik. Tapi, sayangnya banyak pemilik yang masih mengesampingkan keselamatan hewannya dengan berbekal pengalaman. Akhirnya bukannya sembuh malah jadi lebih parah L

Berikut adalah obat yang tidak boleh diberikan sembarangan :

#1 Obat anti radang dan penurun panas untuk kucing dan anjing

Pemilik biasanya mengeluhkan hewannya lemah, tidak aktif, nafsu makan mneurun. Kadang juga ada yang mengatakan kucing atau anjingnya panas (demam) padahal belum diperiksa menggunakan thermometer. Demam biasanya memang lazim terjadi pada hewan peliharaan termasuk anjing kucing sebagai gejala dari infeksi. Obat yang dapat menurunkan panas termasuk pada obat anti radang maupun obat antinyeri (analgesic-antipiretik). Umumnya obat penurun panas yang banyak dipasaran yaitu paracetamol, aspirin. Namun ternyata pada anjing dan kucing memberikan obat anti radang dan penurun panas ini memiliki bahaya.

  1. Dosis nya jika tidak tepat dapat menyebabkan keracunan karena sangat tipis jarak antara dosis aman dan dosis berbahayanya. Oleh karenanya, pemberian obat ini tidak boleh sembarangan dan harus berdasarkan resep dokter hewan.
  2. Paracetamol sangat berbahaya untuk kucing. Kucing secara genetic tidak memiliki enzim yang dapat mengubah kandungan paracetamol menjadi kandungan yang lebih sederhana. Hal ini menyebabkan paracetamol akan terus mengalir dalam darah dan bersifat racun. Kematian akibat keracunan paracetamol ini disebabkan oleh kekurangan oksigen akibat kerusakan darah merah.
  3. Obat anti radang seperti aspirin, ibuprofen, dexamethasone dan lainnya sangat berbahaya untuk anjing maupun kucing. Biasanya obat antiradang ini diberikan untuk melakukan terapi pada anjing, namun harus dengan resep dokter hewan. Pemberian tanpa resep dokter hewan dan secara sembrono dapat menyebabkan kerusakan organ. Bahkan ada kasus anjing setelah konsumsi antiradang ibuprofen mengalami muntah darah akibat keracunan.
Keracunan Paracetamol Pada Kucing
Keracunan Paracetamol Pada Kucing

Contoh kasus keracunan paracetamol: Sumber gambar fanspage Praktek Hewan Kecil drh Yulia Erika

#2 Antibiotik untuk kucing dan anjing

Antibiotik merupakan obat yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri maupun membunuh bakteri penyebab penyakit. Artinya, pemberian antibiotic ini tidak akan ampuh untuk menangani penyakit akibat virus maupun cacing. Antibiotic banyak golongannya, namun yang umum digunakan yaitu amoksilin karena spectrum (daya kerja) nya yang luas. Tak jarang pemberian antibiotic ini salah kaprah dan asal diberikan. Antibiotic untuk hewan peliharaan perlu disesuaikan dengan penyebabnya, berat badan, usia, dan riwayat penyakitnya. Alasan mengapa antibiotic tidak boleh diberikan sembarangan :

a. Antibiotic dapat menyebabkan resistensi mikroba

Resistensi mikroba maksudnya adalah mikroba atau bakteri kebal terhadap antibiotic, sehingga ketika diberikan antibiotic tidak akan memiliki daya kerja yang maksimal bahkan tidak mempan dengan antibiotic. Penyebabnya adalah pemberian antibiotic berlebihan, tidak tuntas menggunakan antibiotic (tidak menghabiskan antibiotic) sesuai resep dokter.

b. Antibiotic dapat mematikan bakteri baik pada usus

Penggunaan antibiotic bisa mematikan bakteri baik pada usus, hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri pada usus. Gejala yang terlihat biasanya adanya diare karena kondisi usus yang kurang baik.

c. Antibiotic menimbulkan berkembangnya jamur secara berlebih

Pemberian antibiotic terus menerus akan menyebabkan matinya bakteri dan akan menimbulkan masalah baru yaitu tumbuhnya jamur. Jamur yang mendominasi tubuh akan menimbulkan masalah baru bagi kondisi kesehatan.

d. Antibiotik dapat berbahaya bagi induk hamil maupun menyusui

Induk hamil maupun menyusui tidak boleh sembarangan meminum antibiotik. Beberapa antibiotic ada yang berbahaya bagi kehamilan sehingga perlu diperhatikan kandungannya. Tentunya antibiotic akan mengalir pada darah dan terdapat pada air susu sehingga perlu berhati-hati dalam pemberiannya.

e. Antibiotik dapat bersisa pada daging, susu, dan telur

Hewan produksi seperti sapi, kambing, domba, babi, ayam, setelah mengonsumsi antibiotic tidak boleh langsung dimakan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan terdapat waktu henti obat (withdrawal time) pada tubuh, sehingga pada masa ini antibiotic masih dimetabolisme di tubuh. Jika kita mengonsumsi pangan yang mengandung antibiotic tentu akan berbahaya bagi tubuh.

Antibiotik untuk kucing dan anjing
Antibiotik untuk kucing dan anjing

#3 Ivermectine untuk tungau kucing dan anjing

Ivermectine sangat dikenal sebagai antiektoparasit yang baik, terutama dalam mengobati kasus infeksi tungau termasuk scabies. Namun, secara genetic terdapat hewan yang tidak bisa memetabolisme jenis obat ini. Efek sampingnya menyebabkan kejang dan keracunan. Anjing ras collie (righ collie, border collie), Shetland sheepdog (Sheltie), anjing ras collie campiran merupakan jenis anjing yang secara genetic tidak bisa memetabolisme ivermectine. Pemberian natiektoparasit lain seperti milbemycine, selamectine cukup aman untuk anjing jenis ini.

 

#4 Obat cacing (anthelmintic) untuk kucing dan anjing

Pemeberian obat anti cacing (anthelmintik) perlu berhati-hati terutama untuk anjing dan kucing bunting. Albendazole, fenbendazol, dapat menyebabkan kerusakan dan kecacatan pada janin. Sehingga penggunaannya perlu diperhatikan.

Pemeriksaan secara seksama sangat penting dilakukan untuk hewan yang sakit agar tidak mengalami kesalahan dalam pengobatan. Jika hewan tidak kunjung sembuh setelah diobati bukan berarti obat tidak bekerja dengan baik, namun kemungkinan ada faktor lain seperti kondisi tubuh yang kurang baik, atau adanya resistensi terhadap obat tersebut. Oleh karenanya, perlu pengobatan perlu disertai diet atau pakan yang baik sesuai dengan anjuran dokter. Pengobatan pada hewan peliharaan memang dibutuhkan kesabaran untuk mencapai kesembuhan.

Contoh Obat Cacing untuk Kucing
Contoh Obat Cacing untuk Kucing

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang boleh tidaknya memberikan obat pada anjing dan kucing 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Penyebab Anjing atau Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Pernah melihat anjing dan kucing muntah? Pernah memperhatikan apa yang mereka muntahkan? Pastinya pernah dong ya, soalnya muntah kan bukan sesuatu yang normal terjadi pada keseharian mereka.

Jadi, jika Anjing dan kucing kita muntah apakah pasti sakit?

Muntah atau vomit merupakan usaha untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak seharusnya ada di dalam saluran pencernaan. Muntah merupakan gejala klinis dari suatu penyakit. Jadi, jika anjing dan kucing muntah bukan merupakan penyakit, hanya gejala yang menyertainya saja.

Penyebab Anjing atau Kucing Muntah
Penyebab Anjing dan Kucing Muntah

Muntah atau vomit ini dapat terjadi pada anjing dan kucing karena ada yang mengontrolnya yaitu otak tepatnya medulla oblongata. Saat masuknya benda (bisa bentuk cairan, padatan, bahkan berupa aroma) yang mengiritasi atau melukai saluran pencernaan ataupun merangsang keluarnya asam lambung, maka akan mengirimkan sinyal ke pusat muntah dan akhirnya terjadi proses muntah.

Muntah pada anjing dan kucing dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya :

  1. Obat-obatan
  2. Makanan
  3. Racun (tanaman, pestisida, disinfektan)
  4. Infeksi saluran pencernaan (kelainan hati, kantung empedu, pancreas)
  5. Hamil
  6. Perubahan hormon
  7. Infeksi virus (Feline infectious peritonitis, feline panleukopenia,canine distemper, canine parvo)
  8. Parasit (cacing)
  9. bakteri ( Salmonella, E.Coli, Clostridium)

Muntah bisa menjadi hal positif maupun hal negative untuk kucing dan anjing. Keracunan yang disebabkan oleh berbagai hal seperti tanaman, pestisida, maupun disinfektan biasanya menyebabkan muntah. Pada kondisi ini muntah dapat menjadi indikator adanya keracunan pada anjing dan kucing, muntah akibat keracunan biasanya disertai dengan gejala lain seperti mulut berbusa maupun kejang.

kucing menelan bola
kucing menelan bola

Muntah pun diperlukan saat anjing maupun kucing menelan benda yang tidak seharusnya maupun racun. Misalnya ada indikasi anjing dan kucing menelan bola, tali, maupun benda lainnya. Biasanya jika diperiksa dengan rontgen tidak ada kemungkinan melukai saluran pencernaan dan menghalangi saluran nafas, maka bisa dilakukan terapi muntah. Hal ini dilakukan dengan memberikan obat perangsang muntah untuk mengeluarkan racun maupun mengeluarkan benda asing.

Muntah pada anjing dan kucing terkadang membuat panic, karena memang bukan sesuatu yang normal pada anjing dan kucing.

Namun, saat anjing dan kucing mengalami muntah perlu diperhatikan beberapa hal :

#1. Bentuk muntah pada anjing dan kucing

Muntah yang keluar dari saluran pencernaan bisa berupa cairan, makanan yang sudah tercerna, muntah disertai cacing, muntah rambut (hair ball)

  • Muntah berupa cairan berwarna kuning biasanya maupun putih menandakan saluran pencernaan yang kosong dan asam lambung yang meningkat. Biasanya pada muntah cair kuning ini dialami pada kucing maupun anjing yang tidak mau makan selama lebih drai 2 hari, disertai dengan kondisi dehidrasi dan lemah. Muntah berwarna putih berbusa bisa menandakan adanya keracunan.
  • Muntah dengan makanan yang telah tercerna menandakan hewan mengalami muntah akibat adanya kelainan pada usus. Bisa juga terjadi pada anjing dan kucing yang akan melahirkan karena tekanan perut akibat janin sehingga saat ada kontraksi, perut tertekan dan akhirnya makanan pun termuntahkan.
  • Muntah disertai cacing, biasanya bisa cair maupun ada makanan. Ini menandakan adanya infeksi cacing pada tubuh, cacing yang keluar bisa dalam bentuk hidup maupun sudah mati.
  • Muntah rambut (hair ball), biasanya terjadi pada kucing karena kebiasannya melakukan self grooming sehingga ada rambut yang turut masuk ke saluran pencernaan. Namun, perlu diwaspadai ketika hairball ini terjadi terus menerus karena ini menandakan adanya penyimpangan perilaku pada kucing. Kucing mengalami overgrooming yang bisa disebabkan oleh stress maupun adanya perubahan pakan dan nutrisi yang tidak terpenuhi.
kucing muntah kucing
kucing muntah kucing

#2. Frekuensi muntah anjing dan kucing

Perhatikan jarak antara muntah pertama dan kedua, banyaknya muntahan, lalu seberapa sering muntah dalam satu hari.

#3. Perhatikan kemungkinan memakan benda ataupun makanan yang tidak biasa dikonsumsi

Hal ini penting untuk mengetahui kemungkinan penyebab muntah karena keracunan makanan, obat, tanaman, maupun zat yang mungkin dapat menjadi racun untuk kucing maupun anjing.

#4. Gejala yang menyertai muntah

Muntah bisa juga disertai dengan diare sehingga menyebabkan hewan dehidrasi dan lemah. Selain itu, muntah bisa juga disertai dengan kejang-kejang.

 

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat muntah sangat membantu dokter dalam melakukan pemeriksaan terhadap anjing dan kucing. Jika diperlukan, muntahan yang dimuntahkan dapat dibawa untuk diperiksa lebih lanjut oleh dokter.

Penanganan yang dilakukan untuk kondisi muntah tentunya memperbaiki kondisi tubuh terlebih dahulu. Keluhan muntah disertai dengan kondisi dehidrasi, anoreksia (tidak nafsu makan), dan lemah, maka dokter akan melakukan terapi pemulihan dengan menggunakan infus (terapi cairan). Hal ini dilakukan untuk mengembalikan kondisi tubuh ke kondisi normal, karena pada saat cairan dalam tubuh keluar banyak melalui muntah maka kondisi metabolik tubuh berubah menjadi lebih asam.

Pemeriksaan fisik keseluruhan disertai pemeriksaan darah biasanya dilakukan untuk mengetahui adanya kelainan pada organ maupun penyebab infeksi pada saluran pencernaan. Pemeriksaan penunjang seperti rontgen pun akan dilakukan dokter jika diperlukan.

Pemeriksaan pada anjing dan kucing
Pemeriksaan pada anjing dan kucing

Pengobatan tentunya akan berdasarkan penyebab muntah, namun biasanya dokter akan meresepkan obat antimuntah (antiemetic), obat yang menurunkan asam lambung. Antibiotic mungkin diberikan jika ada indikasi infeksi akibat bakteri pada saluran pencernaan. Anthelmintik (obat cacing) diberikan jika ada indikasi kecacingan pada anjing maupun kucing. Jika terdapat indikasi adanya infeksi virus, dokter akan memberikan terapi supportive dengan terapi cairan maupun suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

Terapi puasa pun dapat dilakukan untuk menghindari kerja berat dari usus sementara waktu (24 jam) dengan tetap diberikan air minum. Diet atau pakan yang baik setelah muntah yaitu pakan dengan tekstur yang lembut dan protein yang tinggi untuk merangsang persembuhan dan nafsu makan.

Mengobati anjing ataupun kucing yang mengalami muntah perlu dilakukan kesabaran untuk memulihkan kondisi dan nafsu makannya. Pemberian obat cacing dan vaksinasi dapat pula dilakukan untuk mencegah infeksi pada saluran pencernaan.

 

Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang muntah pada anjing dan kucing 🙂

*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas