Kenapa tidak boleh memberi obat sembarangan pada hewan peliharaan?
Memiliki hewan peliharaan merupakan salah satu tanggung jawab tambahan untuk kita pemiliknya. Bahkan faktanya memiliki hewan peliharaan memberikan beban tambahan secara financial untuk kita.
“Namun, harga tersebut bagi beberapa orang tidak ada artinya karena dengan memiliki hewan peliharaan, kita bisa mendapatkan stress relieve, hiburan serta teman hidup”
Budget untuk kesehatan pun ternyata tidak murah untuk hewan peliharaan kita, budget konsultasi dokter hewan, vaksin, pemeriksaan rutin, treatment penyakit, rawat inap, obat, dan lain sebagainya.
Ternyata memiliki hewan peliharaan itu mahal ya? Tapi, kalau sakit kan perlu dibawa ke dokter hewan. Atau cukup tanya kiri kanan berdasarkan pengalaman, memberikan obat yang biasa kita konsumsi dan hasilnya sembuh? Beruntung jika sembuh, jika malah jadi tersesat dan tambah parah?
Gejala klinis suatu penyakit memang semuanya sama awalnya,ketika ada infeksi tentu akan muncul kondisi demam yang diakibatkan respon tubuh untuk menghalau agen penyakit. Tapi apakah semua hewan aman diberikan obat penurun panas, apakah bisa tanpa pemeriksaan diberikan antibiotic? Ternyata tidak semua hewan bisa diberikan obat begitu saja tanpa diperiksa.
Lalu bagaimana dengan konsultasi online? Apakah juga bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan harga “murah”?
Konsultasi sebenarnya sah saja, namun tentu dokter memiliki kebijakan untuk menanggapi kasus per kasus. Meresepkan obat yang memang perlu pemeriksaan seksama tentu tidak akan sembarangan diberikan oleh dokter hewan.
Mengapa? Hal ini karena ada beberapa obat yang tidak bisa diberikan tanpa resep dokter, artinya obat tersebut restricted. Jika diberikan sembarangan akan memperparah kondisi dan memberikan hasil yang tidak baik. Tapi, sayangnya banyak pemilik yang masih mengesampingkan keselamatan hewannya dengan berbekal pengalaman. Akhirnya bukannya sembuh malah jadi lebih parah L
Berikut adalah obat yang tidak boleh diberikan sembarangan :
#1 Obat anti radang dan penurun panas untuk kucing dan anjing
Pemilik biasanya mengeluhkan hewannya lemah, tidak aktif, nafsu makan mneurun. Kadang juga ada yang mengatakan kucing atau anjingnya panas (demam) padahal belum diperiksa menggunakan thermometer. Demam biasanya memang lazim terjadi pada hewan peliharaan termasuk anjing kucing sebagai gejala dari infeksi. Obat yang dapat menurunkan panas termasuk pada obat anti radang maupun obat antinyeri (analgesic-antipiretik). Umumnya obat penurun panas yang banyak dipasaran yaitu paracetamol, aspirin. Namun ternyata pada anjing dan kucing memberikan obat anti radang dan penurun panas ini memiliki bahaya.
- Dosis nya jika tidak tepat dapat menyebabkan keracunan karena sangat tipis jarak antara dosis aman dan dosis berbahayanya. Oleh karenanya, pemberian obat ini tidak boleh sembarangan dan harus berdasarkan resep dokter hewan.
- Paracetamol sangat berbahaya untuk kucing. Kucing secara genetic tidak memiliki enzim yang dapat mengubah kandungan paracetamol menjadi kandungan yang lebih sederhana. Hal ini menyebabkan paracetamol akan terus mengalir dalam darah dan bersifat racun. Kematian akibat keracunan paracetamol ini disebabkan oleh kekurangan oksigen akibat kerusakan darah merah.
- Obat anti radang seperti aspirin, ibuprofen, dexamethasone dan lainnya sangat berbahaya untuk anjing maupun kucing. Biasanya obat antiradang ini diberikan untuk melakukan terapi pada anjing, namun harus dengan resep dokter hewan. Pemberian tanpa resep dokter hewan dan secara sembrono dapat menyebabkan kerusakan organ. Bahkan ada kasus anjing setelah konsumsi antiradang ibuprofen mengalami muntah darah akibat keracunan.
Contoh kasus keracunan paracetamol: Sumber gambar fanspage Praktek Hewan Kecil drh Yulia Erika
#2 Antibiotik untuk kucing dan anjing
Antibiotik merupakan obat yang bertujuan untuk menghentikan perkembangan bakteri maupun membunuh bakteri penyebab penyakit. Artinya, pemberian antibiotic ini tidak akan ampuh untuk menangani penyakit akibat virus maupun cacing. Antibiotic banyak golongannya, namun yang umum digunakan yaitu amoksilin karena spectrum (daya kerja) nya yang luas. Tak jarang pemberian antibiotic ini salah kaprah dan asal diberikan. Antibiotic untuk hewan peliharaan perlu disesuaikan dengan penyebabnya, berat badan, usia, dan riwayat penyakitnya. Alasan mengapa antibiotic tidak boleh diberikan sembarangan :
a. Antibiotic dapat menyebabkan resistensi mikroba
Resistensi mikroba maksudnya adalah mikroba atau bakteri kebal terhadap antibiotic, sehingga ketika diberikan antibiotic tidak akan memiliki daya kerja yang maksimal bahkan tidak mempan dengan antibiotic. Penyebabnya adalah pemberian antibiotic berlebihan, tidak tuntas menggunakan antibiotic (tidak menghabiskan antibiotic) sesuai resep dokter.
b. Antibiotic dapat mematikan bakteri baik pada usus
Penggunaan antibiotic bisa mematikan bakteri baik pada usus, hal ini akan menyebabkan ketidakseimbangan bakteri pada usus. Gejala yang terlihat biasanya adanya diare karena kondisi usus yang kurang baik.
c. Antibiotic menimbulkan berkembangnya jamur secara berlebih
Pemberian antibiotic terus menerus akan menyebabkan matinya bakteri dan akan menimbulkan masalah baru yaitu tumbuhnya jamur. Jamur yang mendominasi tubuh akan menimbulkan masalah baru bagi kondisi kesehatan.
d. Antibiotik dapat berbahaya bagi induk hamil maupun menyusui
Induk hamil maupun menyusui tidak boleh sembarangan meminum antibiotik. Beberapa antibiotic ada yang berbahaya bagi kehamilan sehingga perlu diperhatikan kandungannya. Tentunya antibiotic akan mengalir pada darah dan terdapat pada air susu sehingga perlu berhati-hati dalam pemberiannya.
e. Antibiotik dapat bersisa pada daging, susu, dan telur
Hewan produksi seperti sapi, kambing, domba, babi, ayam, setelah mengonsumsi antibiotic tidak boleh langsung dimakan hasil produksinya. Hal ini dikarenakan terdapat waktu henti obat (withdrawal time) pada tubuh, sehingga pada masa ini antibiotic masih dimetabolisme di tubuh. Jika kita mengonsumsi pangan yang mengandung antibiotic tentu akan berbahaya bagi tubuh.
#3 Ivermectine untuk tungau kucing dan anjing
Ivermectine sangat dikenal sebagai antiektoparasit yang baik, terutama dalam mengobati kasus infeksi tungau termasuk scabies. Namun, secara genetic terdapat hewan yang tidak bisa memetabolisme jenis obat ini. Efek sampingnya menyebabkan kejang dan keracunan. Anjing ras collie (righ collie, border collie), Shetland sheepdog (Sheltie), anjing ras collie campiran merupakan jenis anjing yang secara genetic tidak bisa memetabolisme ivermectine. Pemberian natiektoparasit lain seperti milbemycine, selamectine cukup aman untuk anjing jenis ini.
#4 Obat cacing (anthelmintic) untuk kucing dan anjing
Pemeberian obat anti cacing (anthelmintik) perlu berhati-hati terutama untuk anjing dan kucing bunting. Albendazole, fenbendazol, dapat menyebabkan kerusakan dan kecacatan pada janin. Sehingga penggunaannya perlu diperhatikan.
Pemeriksaan secara seksama sangat penting dilakukan untuk hewan yang sakit agar tidak mengalami kesalahan dalam pengobatan. Jika hewan tidak kunjung sembuh setelah diobati bukan berarti obat tidak bekerja dengan baik, namun kemungkinan ada faktor lain seperti kondisi tubuh yang kurang baik, atau adanya resistensi terhadap obat tersebut. Oleh karenanya, perlu pengobatan perlu disertai diet atau pakan yang baik sesuai dengan anjuran dokter. Pengobatan pada hewan peliharaan memang dibutuhkan kesabaran untuk mencapai kesembuhan.
Semoga bisa menjawab pertanyaan pet lovers semua ya tentang boleh tidaknya memberikan obat pada anjing dan kucing 🙂
*P.S Jika merasa artikel ini bermanfaat, mohon di share di Facebook ya supaya lebih banyak orang yang bisa baca 🙂
Regards
drh Puspasari Respatiningtyas