Kucing hilang !

Nama kucing : voodoo

Jenis kelamin : jantan kastrasi

Ras : mix domestik sedikit persia

Berat 4 kg , perutnya gandul gandul karena gemuk banget

Rambut nya semilonghair warna abu

Karakter : pintar, manja, couch potato (seneng leyeh2), tidur sering telentang, very lovely. Good attitude and well behaved. Tidak pernah poop sembarangan, selalu di kotak pasir ataupun di wc.

Last seen :jumat 24 agustus 2018, di rawalumbu, tdh petshop, ayam mrothol rawalumbu. Atm bni mandiri. Sekitar magrib (18.00an) masih masui rumah buat pup, makan, minum dan keluar rumah lagi.

Jl gg masjid darul hikmah rawalumbu bekasi

Voodoo sudah bersama kami hampir 3 tahun (dr usia anak pertama 3 bulan sampai skrg 3 tahun) .

We’ve been through all the things together. Pindah rumah berkali2 selalu dibawa.

Sangat ramah sama orang dan anak kecil tidak pernah nyakar ataupun hissing.

Kalau stress, sakit, tdk nyaman akan rontok rambut, bersin2, jilat rambut sampai kulit merah.

Mohon jika ada yang melihat bisa menghubungi kami di instagram @tanyadokterhewan. Terimakasih sekali.

*Mohon doanya semoga voodoo ditangan orang baik, merawat dengan baik, sayang dengan tulus dan memberikan kebahagiaan untuk semua. Aamiin.

Update ! 5 Tips Memilih hewan kurban Idul adha 1439 H (2018)

Update ! 5 Tips Memilih hewan kurban Idul adha 1439 H (2018)

 Saya mengucapkan selamat hari raya idul adha bagi seluruh muslim dunia :).

Hari raya idul adha bagi umat muslim merupakan salah satu momentum penting untuk melakukan kegiatan berkurban. Umat muslim di seluruh dunia berlomba-lomba mengambil kesempatan berkurban, bagi mereka yang mampu tentu event ini sangat dinantikan.

Hewan yang digunakan untuk berkurban di Indonesia yaitu kambing, domba, sapi, dan kerbau.

Memilih hewan kurban termasuk salah satu hal yang penting bagi muslim yang akan berkurban. Hewan kurban yang gemuk, sehat tentu menjadi kunci yang utama untuk agar kurban lebih maksimal.

Memilih hewan kurban serta pelaksanaan pemotongan hewan kurban yang benar telah diatur di peraturan menteri pertanian republik Indonesia, lengkapnya bisa download disini : Permentan 114 tahun 2014  Tentang pemotongan hewan kurban

Baca juga : Ketahui 5 hal yang perlu dilakukan dan tidak dilakukan sebelum berqurban 

Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan saat memilih hewan qurban?

Berikut 5 tips untuk memilih hewan qurban:

1. Pilih hewan qurban yang sehat

Hewan kurban yang dipilih tentu diutamakan hewan yang sehat.

Bagaimana mengetahui hewan kurban yang sehat?

  1. Hewan kurban akan aktif, ketika didekati akan mundur dan menghindar
  2. Hewan kurban memperlihatkan mata yang jernih dan berbinar, tidak sayu, tidak ada kotoran mata
  3. Hewan kurban tidak ada ingus atau lendir dari hidungnya
  4. Kulit tidak ada keropeng
  5. Nafsu makan baik (biasanya saat disodori rumput atau daun akan merespon)
  6. Bersih bagian pantat (anus) karena kotoran tidak lembek atau cair

 

Jika menemukan hewan yang sakit sebaiknya tidak dipotong atau ditunda pemotongannya karena cukup berbahaya kalau ternyata sakitnya dikarenakan penyakit infeksius yang bisa juga menular ke manusia (zoonosis).

Baca juga : Kenapa hewan sakit tidak bisa dipotong? 

Akan lebih baik jika ada label sehat ataupun surat keterangan sehat dari dokter hewan.. Biasanya beberapa hari sebelum hari raya akan ada pemeriksaan oleh dokter hewan dari dinas peternakan setempat.

Hewan kurban yang telah diperiksa diberi cap sehat
(sumber : detik.com)

2. Pilih hewan kurban dengan massa otot yang cukup (tidak kurus)

Massa otot dikenal juga dengan daging, semakin banyak massa ototnya tentu akan semakin mahal harganya. Biasanya kita mengenal kondisi ini dengan kondisi gemuk, padahal hewan kurban yang dipilih tidak harus selalu gemuk namun bisa juga dipilih yang memiliki massa otot yang baik. Kalau patokannya gemuk, ada kambing yang memang secara genetik tubuhnya ramping karena tinggi sehingga tidak terlihat gemuk.

Yang perlu diperhatikan untuk mengetahui hewan dengan massa otot yang cukup yaitu :

  1. Penonjolan tulang punggung, hewan dengan massa otot yang baik tidak akan terlihat adanya penonjolan di tulang punggung nya. Pada domba dengan rambut yang tebal bisa dilakukan perabaan bagian punggung, saat diraba tidak langsung terasa tulang punggung, namun ada otot dan lemak yang melapisinya.
  2. Penonjolan pinggul , pada hewan yang kurus akan sangat terlihat jelas bagian pinggulnya. Pada hewan kurban dengan massa otot yang baik, tidak akan terlihat bagian pinggul, yang terlihat adalah bagian membundar dan tebal di pinggul.
  3. Tulang iga, pada hewan kurban yang memliki massa otot yang sedikit akan terlihat tulang iga nya, berupa garis-garis tulang di daerah dada.

Hewan kurban dengan massa otot yang cukup biasanya akan terlihat lebih bundar  dan padat bahasa awamnya “sekel”.

Kambing untuk kurban yang baik (sumber : agrinak.com)

3. Pilih hewan kurban yang cukup umur

Usia hewan kurban yang dipilih pada kambing dan domba diatas 1 atau 1.5 tahun, pada sapi dan kerbau diatas 2 tahun. Penentuan usia hewan kurban bisa dilihat dari bentuk gigi nya yang sudah tanggal dan berganti.

Gigi susu pada hewan kurban akan terlihat ukurannya serupa dengan warna lebih putih, sedangkan ketika sudah berganti bentuknya akan lebih besar dan berwarna lebih kuning.

Sapi cukup umur (lebih dari 2 tahun), gigi sudah berganti gigi permanen (Sumber : detik.com)

4. Pilih hewan jantan dengan testis yang turun sempurna

Hewan kurban yang dipilih sebaiknya hewan yang jantan dengan testis (buah zakar) yang turun sempurna. Pada hewan kurban jantan akan terlihat testis yang menggantung dengan bentuk yang simetris kiri dan kanan. Sebaiknya tidak memilih hewan kurban dengan testis yang tidak turun ataupun turun hanya satu testis karena termasuk kategori cacat.

5. Pilih hewan yang tidak cacat

Tentu kita ingin memberikan yang terbaik kan saat momen spesial? Jadi, usahakan pilih hewan kurban yang fisiknya baik dan sempurna, tidak mengalami kecacatan.

Cacat perlu dibedakan dengan cedera, karena beberapa kondisi bisa ditemukan kambing atau domba yang beradu menyebabkan patahnya tanduk. Pada kondisi ini perlu dipertimbangkan lagi karena bukan termasuk cacat tapi cedera, selama kondisi fisiknya baik dan sehat masih bisa dijadikan hewan kurban. Ada juga yang berpendapat makruh, sehingga tetap diutamakan yang fisiknya sempurna terlebih dahulu. Cacat yang dimaksud adalah cacat yang lama terjadi (bisa dari lahir) dan tidak sembuh selama waktu kurban. Misalnya mata kambing buta (bisa di cek saat dipegang matanya tidak ada respon kedip), kaki pincang sudah lama, bentuk kaki tidak sempurna, testis tidak turun dan tidak simetris, lumpuh tidak bisa berdiri.

 

Instagram @tanyadokterhewan

 

Jangan qurban dulu ya, sebelum liat video ini. hihi 🙂 tanyadokterhewan.com . . #1. Pilih hewan jantan, tidak kebiri, testis berjumlah 2 dan turun dengan sempurna . . #2. Pilih hewan cukup umur, kambing atau domba lebih dari 1 tahun, kerbau dan sapi lebih dari 2 tahun, ditandai dengan bergantinya gigi susu dan gigi dewasa (normalnya, gigi dewasa bentuknya besar, tdk beraturan, warna lebih kuning) . . #3. Pilih hewan sehat, aktif, tidak ada belek, tidak ada ingus, tidak ada luka di mulut dan lepuh di lidah . . #4. Pilih hewan tidak cacat, tidak buta, tidak pincang, . . #5. Jangan potong hewan sakit, jika melihat yang sakit, segera hubungi dinas peternakan setempat. biasanya dokter hewan di dinas mengontrol ke berbagai masjid dan tempat yg mengadakan pemotongan hewan qurban. . . Selamat berqurban . . Regards, drh. Puspasari Respatiningtyas . . #hewanqurban #eidadha #iduladha #holyday #holiday #kambing #domba #sapi #sheep #qurban #moslem #moslemholyday #family #saturday #familyfirst #dokterhewan #vet #tipsperawatantdh #tanyadokterhewan

A post shared by tanyadokterhewan (@tanyadokterhewan) on

 

Bagi muslim yang berkesempatan berkurban jangan sampai kesempatan ini berlalu begitu saja ya. Pilih hewan kurban yang terbaik sehingga penerima kurban pun senang.

 

 

 

 

Bagaimana Peran Dokter Hewan pada Asian Games 2018 Jakarta Palembang ?

Bagaimana peran dokter hewan pada asian games 2018 Jakarta Palembang ?

Seperti yang kita ketahui bulan Agustus 2018 ini kita menjadi tuan rumah asian games, salah satu perhelatan olah raga terbesar di Asia.

Beberapa cabang olahraga ditandingkan dengan membawa nama negara masing-masing. Tentunya ini menjadi kesempatan luar biasa bagi Indonesia untuk mengenalkan indonesia kepada asia dan dunia. Selain itu menunjukkan juga prestasi Atlit Indonesia yang luar biasa dan akan membanggakan bangsa Indonesia.

Tapi, karena banyak nya pergerakan masuk orang dan juga hewan (dalam hal ini kuda) ke dalam negeri tentunya event ini mendapat perhatian dan meningkatkan kewaspadaan dari berbagai pihak. Pergerakan masuk dan keluar orang maupun hewan meningkatkan resiko penularan penyakit di dalam negeri.

Pada ajang asian games, terdapat salah satu cabang olah raga yang dipertandingkan yaitu olah raga berkuda atau equestrian.
Kuda dari berbagai negara asia masuk ke indonesia. Tentu ini perlu menjadi perhatian agar kuda dari luar tidak membawa penyakit menular ke indonesia yang bisa merugikan negara kita. Maupun kuda dalam negeri yang juga berpotensi membawa penyakit ketika bertanding dan kontak dengan kuda lainnya.

Olahraga Berkuda
(sumber : www.askaboutsports.com)

Dalam hal ini, dokter hewan berperan penting menjaga kesehatan kuda dan menjamin tidak ada agen penyakit yang membahayakan. Dokter hewan karantina merupakan garda terdepan sebagai penjamin tidak masuknya agen penyakit yang dibawa kuda ke dalam negara.

Baca juga : Kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan 

Bagaimana peran dokter hewan pada asian games 2018 Jakarta Palembang ?

Dilansir dari halaman facebook resmi Badan Karantina Pertanian Indonesia, sejak tanggal 29 juli 2018 sudah tiba kuda dari Tiongkok yang akan ikut serta pada perhelatan ini. Disusul tanggal 11 Agustus 2018 kedatangan juga kuda dari Belgia. Tanggal 12 Agustus 2018 baru tiba juga kuda kontingen Korea.  

Setiap kuda yang datang akan dilakukan pengecekan mulai dari dokumen dan kesehatannya. Tindakan biosekuriti juga dilakukan dengan menggunakan footmat yang disirami disinfektan yang tujuannya meminimalisir dan mematikan agen penyakit yang menempel pada kaki kuda.

Kuda dari luar negeri  maupun dalam negeri akan dilakukan karantina di instalasi karantina hewan semnetara (IKHS) yang telah ditentukan yaitu di Arthayasa Stable.
Karantina dilakukan selama 14 hari, selanjutnya ketika sudah dipastikan sehat tidak ada penyakit apa pun yang menular akan ditempatkan di venue kegiatan yaitu di Pulomas JIEP (Jakarta International Equestrian Park).

Tindakan Karantina terhadap Kuda Perlombaan (Sumber : badan karantina pertanian)

Pemilihan venue kegiatan ini pun tidak sembarangan, sudah dipersiapkan sejak lama dengan standar EDFZ (Equine Disease Free Zone).

Tondakan karantina untuk hewan diatur di Permentan No 28 Tahun 2018 mengenai Tindakan Karantina hewan terhadap pemasukan dan pengeluaran kuda untuk perlombaan.

 

Pengecekan kesehatan kuda di Instalasi karantina oleh Tim Karantina (Sumber : Badan karantina Pertanian)

Sebelum karantina, selain dilakukan pengecekan kelengkapan dokumen dan sertifikat kesehatan. Pengecekan kesehatan saat itu juga dilakukan untuk mengetahui status kesehatannya, jika diperlukan juga dilakukan terapi cairan. Perjalanan yang panjang bisa menyebabkan kuda kelelahan dan dehidrasi, terapi cairan mungkin saja dibutuhkan.

Selama masa karantina maupun kegiatan seluruh kuda selalu diperhatikan kondisinya, kesehatannya oleh dokter hewan. Bahkan dokter hewan bergantian melakukan piket 24 jam.

Aktifitas kuda selama karantina pun cukup padat, tentu perlu dipastikan mendapatkan nutrisi yang sesuai dan cukup istirahat.

Pemeriksaan kesehatan kuda meliputi pemeriksaan identitas (microchip), rekam medis, catatan vaksinasi dan catatan lain yang didokumentasikan pada paspor dan sertifikat kesehatan dari negara asal. Pengambilan sampel darah juga dilakukan oleh dokter hewan untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan. Penyakit yang dikhawatirkan pada kuda karena bisa menular diantaranya glanders (penyakit saluran nafas), Dourine (Penyakit kelamin), EIA (Equine Infectious Anemia). Kuda yang datang wajib terbebas dari ketiga penyakit ini.

Kuda yang dipersiapkan untuk pertandingan tidak hanya dilatih skill nya saja, tentu perlu ditingkatkan performa kesehatannya. Kuda ini pun bukan kuda sembarangan, karena memiliki riwayat yang jelas dengan kualitas terbaik. Sehingga tak heran kuda tersebut memiliki harga yang fantastis debgan perawatan yang ekstra.

Peran dokter hewan untuk menjamin kesehatan kuda sangat penting sehingga performa kuda tetap terjaga. Dokter hewan juga diperlukan untuk menjamin tidak adanya penyakit dari kuda yang akan masuk ke indonesia melalui proses karantina.

 

Sumber tulisan dan gambar :

Fanspage Facebook Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia

 

 

Hewan peliharaan dan bencana alam : apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan?

Hewan peliharaan dan bencana alam : apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan?

Tulisan ini terispirasi dari pertanyaan yang disampaikan oleh salah satu pemilik hewan, berikut pertanyannya.

Menjawab pertanyaan di atas : Pada dasarnya membiarkan hewan di kandang ataupun menggunakan tali bisa membahayakan hewan karena ketika hewan panik, bisa melukai diri sendiri. Kalau dibiarkan lari, perlu siap dengan konsekuensi hilang atau bisa jadi juga hewan mengalami cedera. Tapi dengan membiarkan hewan lepas atau lari, hewan bisa memanfaatkan instingnya menyelamatkan diri dan mencari tempat berlindung. Penting untuk diusahakan yaitu tetap bersama hewan peliharaan kita, memastikannya aman. Menggunakan pet carrier bisa dilakukan untuk memudahkan.

Bencana alam memang fenomena alam yang tidak bisa ditebak kapan datangnya. Bencana alam juga salah satu proses seleksi alam bagi makhluk hidup di bumi. Sehingga tak jarang menimbulkan banyak korban jiwa dan kerugian.

Saat ini, negeri kita tercinta Indonesia sedang mengalami bencana yang cukup besar. Salah satunya gempa di lombok yang hingga sekarang telah memakan banyak korban jiwa. Sebelumnya ada juga bencana alam yang terjadi di berbagai tempat salah satunya gunung agung bali, gunung sinabung, dan lainnya

Evakuasi Anjing di Gunung Agung Bali

Kondisi bencana memang membuat kita panik, walau mungkin sebelumnya kita pernah mengikuti pelatihan penanggulangan bencana. Tapi pasti rasa panik itu muncul, akhirnya yang dipikirkan diri sendiri dan org terdekat (misal anak). Sementara untuk hewan peliharaan seperti anjing dan kucing tak jarang terlupakan.

Teringat saat hampir setahun lalu ada gempa yang berpusat di lebak banten, lalu daerah jakarta dan sekitarnya terasa juga getarannya. Saat itu yang saya pikirkan menyelamatkan saya dan menggendong langsung anak saya keluar rumah. Sama sekali tak terbersit untuk menyelamatkan kucing saya. Bahkan saya juga tidak ingat dimana kucing saya voodoo berada. Untungnya gempa saat itu hanya sebentar dan tidak berdampak.Bayangkan kalau bencana tersebut terjadi dengan sangat dahsyat. Kondisi ini terjadi karena kita tanpa persiapan, jadi refleks nya akan panik.

Dari beberapa literatur yang saya baca mengenai pet disaster preparedness, ternyata memang perlu dipersiapkan untuk kita dan hewan peliharaan kita terhadap kondisi bencana.

Pemilik hewan peliharaan dan anjingnya saat gempa di Jepang

 

Tapi memang saat kondisi bencana misalnya banjir atau gempa, kucing maupun anjing memiliki kepekaan lebih baik dari kita. Mereka memiliki insting bertahan, kondisi banjir misalnya banyak kucing terutama kucing liar yang sudah nersembunyi ditempat yang lebih tinggi di loteng misalnya.
Saat gempa, seharusnya kucing dan anjing juga akan memperlihatkan kondisi gelisah dan mencari tempat berlindung.

Namun, tidak semua pemilik tau dan peka terhadap perubahan perilaku hewan tersebut.

Perlu diketahui juga, respon hewan terhadap bencana berbeda. Karena panik ada juga hewan yang menjadi agresif, defensif, cenderung menggigit dan mencakar. Jadi, saat didekati akan tidak kooperatif, kabur mencari perlindungan. Jika hewan memperlihatkan kondisi agresif dan ingin kabur, sebaiknya dibiarkan saja (khawatir menggigit dan mencakar yang akan membahayakan kita juga), selain itu kondisi tersebut terjadi karena hewan panik mencari tempat berlindung.

Hewan peliharaan dan bencana alam : apa yang perlu dipersiapkan dan dilakukan?

 

Berikut adalah bebeberapa hal yang perlu dipersiapkan dan dilakukan :

Untuk diri sendiri :
1. Selalu tempatkan file-file penting di satu lemari dan tas. Saat kondisi genting bisa langsung dibawa (jika situasi memungkinkan dan tidak membahayakan).
2. Kalau ada program simulasi penanggulangan bencana, ikuti dengan sungguh sungguh.
3. Lindungi diri dan keluarga ,
Ketika gempa segera keluar rumah atau bangunan, bersembunyi dibawah meja. Ketika banjir, cari tempat yang lebih tinggi.

Lengkapnya bisa unduh disini : pedoman standar layanan kesiapan keluarga hadapi bencana 

Untuk yang memiliki hewan peliharaan seperti anjing dan kucing baiknya melakukan persiapan, diantaranya :
1. Memasukan hewan kedalam pet carrier jika memungkinkan. Ini memudahkan ketika akan dibawa dan melindungi hewan. Kalau tidak memungkinkan karena ukuran yang besar, maka bisa menggunakan leash dan tali.
2. Berusaha tidak panik (walau pada prakteknya kepanikan pasti terjadi, tapi harapannya bisa dikurangi tentu dengan persiapan yang matang )

3. Membawa perlengkapan darurat yang sudah dipersiapkan .
Bisa dicek disini peralatannya : perlengkapan darurat untuk kucing
4. Membawa makanan untuk hewan (jika memungkinkan)

Bencana alam merupakan salah satu fenomena yang tidak bisa dihindari, terjadi kapan saja dan dimana saja. Persiapan yang baik, bisa membuat kita lebih tidak panik termasuk untuk melindungi hewan peliharaan kita juga. Kalau memang ternyata saat evakuasi tidak bisa dibawa (seharusnya jika memungkinkan bisa dibawa), pastikan hewan dalam kondisi aman, sediakan makanan serta minuman yang cukup dan tentunya perlu kembali ke tempat kejadian setelah aman untuk meninjau hewan kesayangan kita.

Beberapa referensi yang bisa dibaca lebih lanjut :
Pet disaster preparedness
http://www.redcross.org/get-help/how-to-prepare-for-emergencies/pet-disaster-preparedness

http://m.humanesociety.org/issues/animal_rescue/tips/pets-disaster.html

Brosur persiapan penanggulangan bencana (dalam bahasa inggris)

Apakah diperbolehkan memelihara anjing dan kucing selama program hamil? 

Apakah diperbolehkan memelihara anjing dan kucing selama program hamil?

Jawabannya tentu boleh dong ! 🙂

Yuk cek alasannya

Kehamilan merupakan salah satu momen yang dinanti bagi pasangan yang sudah menikah. Usaha dan doa selalu dipanjatkan untuk memperoleh kehamilan yang sehat, sejahtera dan bahagia. Bagi beberapa orang memang ada yang perlu melakukan program khusus untuk hamil seperti menggunakan treatment obat, evaluasi status reproduksi, kombinasi diet dan gaya hidup sehat serta hal lainnya.
Tak jarang, banyak juga pemilik hewan atau mungkin yang ingin memiliki hewan peliharaan namun ragu karena kondisinya sedang hamil maupun sedang menjalankan program menuju hamil.
Berbagai kekhawatiran muncul, takut hewan yang dipelihara menularkan penyakit, mempengaruhi kesuburan dan lain sebagainya.

Belum lagi banyak rumor yang beredar mengenai kucing yang menyebabkan kemandulan pada wanita dan keguguran pada kehamilan, bahkan kecacatan janin.

Rumor ini didasari oleh adanya parasit yang memang hanya berkembang pada bangsa kucing saja yaitu Toxoplasma yang bisa menular ke manusia. Parasit ini menyebabkan Toxoplasmosis yang memang jika menginfeksi wanita terutama ibu hamil bisa menyebabkan perkembangan janin terganggu (toxoplasmosis kongenital)

Selanjutnya silahkan baca disini : fakta toxoplasma

Wanita, kucing, dan toxoplasma

Hal ini menyebabkan, banyak pemilik anjing yang juga menanyakan mengenai hal serupa. Diantaranya beberapa pertanyaan berikut:

Memelihara anjing saat hamil

Pemilik juga khawatir jika memelihara anjing bisa menyebabkan infeksi toxoplasma. Pada kucing penularannya terjadi jika ookista infektif yang berada di feses atau kotoran kucing termakan atau masuk ke tubuh melalui oral (melalui mulut), tentu secara tidak sengaja karena higiene dan sanitasi yang tidak terjaga salah satunya tidak cuci tangan setelah kontak atau memegang kotoran.

Pada hewan lain selain kucing, penularannya melalui daging atau otot hewan. Jadi menular tidak dari kotoranya (seperti yang terdapat pada kotoran kucing yang terinfeksi), tapi hanya terjadi kalau makan daging dari hewan tersebut terutama jika tidak dimasak dengan matang. Oleh karena itu pada ibu hamil disarankan makan daging matang.

Jadi, pada dasarnya memelihara hewan peliharaan baik kucing maupun anjing bagi wanita yang hamil, akan hamil atau sedang dalam program kehamilan tidak perlu khawatir dan tidak masalah.
Paling penting bagi kita untuk konsultasi kesehatan reproduksi kita jika memang ada kelainan ke dokter, menjaga gaya hidup yang baik, makan makanan yang berkualitas, baik, dan memiliki nilai gizi tinggi, olah raga, tetap bahagia dan tidak mudah stress. Jika merasa perlu melakukan pemeriksaan sebelum kehamilan bahkan sebelum menikah juga sangat disarankan.

Beberapa pertanyaan seputar kehamilan dan memelihara hewan peliharaan terutama kucing:
Bagaimana dengan melakukan tes Torch bagi wanita?

Sangat disarankan dilakukan untuk mengetahui status kesehatan tubuh thd infeksi Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpesvirus. Sehingga jika diketahui ada infeksi bisa segera ditangani.

Apakah terdapat screening untuk kucing terhadap Toxoplasma?

Pada beberapa klinik hewan sudah tersedia test kit untuk mengetahui status infeksi parasit Toxoplasma di kucing.

Apakah Toxoplasma terdapat vaksinnya?

Saat ini belum terdapat vaksin bagi manusia maupun kucing dan anjing terhadap penyakit toxoplasmosis. Pada kambing dan domba masih dikembangkan, beberapa penelitian menggunakan vaksin hidup untuk mengurangi resiko kematian janin pada domba dan kambing.

Pencegahan merupakan hal yang paling penting dilakukan selain tentunya menjaga kesehatan dan kebugaran ibu. Ibu yang menjalani program kehamilan hendaknya selalu berkonsultasi dengan dokter secara berkala, menjaga kebersihan serta menjaga hidup sehat secara fisik maupun psikis.

Memelihara hewan baik anjing maupun kucing selama kehamilan maupun sedang menjalankan program kehamilan tidak menjadi masalah.