10 Hal Penting Abses pada Anjing dan Kucing

10 Hal Penting Abses pada Anjing dan Kucing

Pernahkah pemilik menemukan anjing dan kucing nya mengalami bengkak dan disertai keluarnya nanah? Jika pernah, apakah sebelumnya anjing dan kucing pernah mendapatkan luka maupun gigitan dari hewan lainnya? Biasanya jika kondisi seperti itu, anjing dan kucing mengalami peradangan yang disertai nanah. Istilah radang lokal disertai nanah dikenal dengan abses.

Biasanya pemilik menemukan kucing dan anjing nya mengalami abses setelah melihat adanya nanah yang keluar dari luka bengkak. Pemilik baru menyadarinya karena letak abses yang tertutup rambut terutama pada anjing dan kucing dengan rambut panjang dan tebal.

Berikut 10 hal penting mengenai Abses pada anjing dan kucing yang perlu diketahui pemilik :

1.Abses merupakan radang lokal pada jaringan yang disertai nanah

Abses merupakan radang lokal pada jaringan yang disertai nanah . Abses bisa terjadi pada kulit, mata, gusi, hati, kelenjar susu, ekor, punggung, serta organ lain di dalam tubuh. Abses yang bisa terlihat jelas merupakan abses yang terjadi dibawah kulit atau subcutaneous abscess. Abses bisa terjadi pada semua anjing dan kucing.

Abses pada anjing (Sumber gambar : Hnilica dan Patterson 2017)

2. Abses di bawah kulit akan terlihat adanya benjolan dan bengkak pada daerah yang luka

Abses diiringi oleh radang, ciri khas nya bengkak, sakit saat disentuh, panas dan kemerahan pada daerah yang radang.

Abses terlihat seperti benjolan karena mengalami kebengkakan. Abses bisa pecah ataupun tidak, abses yang pecah akan mengeluarkan nanah serta bau yang tidak sedap. Biasanya jika sudah terbuka lebar akan terlihat bagian dalam kulit yang merah. Abses bisa juga tidak pecah, tapi berbentuk benjolan. Ketika dokter melakukan penusukan (pungsi/punctio) , baru akan terlihat keluarnya nanah.

Nanah saat abses dilakukan pungsi oleh dokter (Sumber gambar : Hnilica dan Patterson 2017)

3. Abses pada kulit umumnya disebabkan oleh gigitan

Abses pada anjing dan kucing umumnya terjadi akibat adanya trauma dan luka. Biasanya trauma akibat berkelahi dengan hewan lain yang menyebabkan luka gigitan yang dalam sering menyebabkan abses. Gigitan bisa menyebabkan abses karena liur hewan terdapat bakteri. Bakteri ini pun berkembang dengan baik pada jaringan luka dan menyebabkan radang serta infeksi.

Selain gigitan, trauma akibat suntikan juga bisa terjadi. Biasanya jika saat disuntik, hewan bergerak sehingga menyebabkan luka, radang, dan infeksi bakteri. Selain itu bisa juga karena penggunaan jarum suntik yang tidak steril.

Abses yang terjadi pada daerah muka, bisa saja dikarenakan adanya luka pada bagian gigi, atau infeksi daerah gigi yang menyebabkan juga benjolan pada bagian wajah.

Luka gigitan yang menyebabkan abses (Sumber gambar : Miller, Griffin, Campbell 2013)

4. Abses bisa menyebabkan kesakitan dan penurunan aktivitas

Anjing dan kucing yang mengalami perkelahian atau terdapat luka, biasanya baru muncul abses ketika luka sudah menutup. Biasanya owner akan melihat adanya perubahan aktivitas kucing dan anjing menjadi lebih diam, tidak nafsu makan, bahkan demam. Kalau abses terjadi pada daerah kaki, akan disertai kesulitan berjalan karena kesakitan. Tanda lainnya, saat disentuh bagian yang bengkak, kucing atau anjing akan merespon buruk dan lebih agresif karena kesakitan. Owner akan menemukan kebengkakan, bisa juga sudah terlihat adanya lubang yang mengeluarkan nanah, ataupun hanya benjolan saja. Kalau abses yang sudah pecah selain nanah, biasanya disertai dengan keluarnya darah.

5. Abses sebaiknya segera dilakukan penanganan dan tidak dibiarkan

Jika sudah ada nanah yang keluar, segera bersihkan luka dengan air hangat dan antiseptik. Setiap hari luka dibersihkan dengan air hangat. Jika letaknya mudah dijilat dan digaruk oleh kucing dan anjing, sebaiknya berikan collar agar luka tidak semakin lebar.

Baca juga : 6 Cara mengobati luka pada anjing dan kucing

Jika belum ada nanah yang keluar atau masih terlihat seperti benjolan, bisa dilakukan kompres dengan air hangat setiap hari sambil sedikiti ditekan. Biasanya memang anjing dan kucing akan kesakitan saat ditekan.

Sebaiknya, segera periksakan ke dokter hewan untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

6. Operasi untuk penanganan abses

Kasus abses dengan kebengkakan yang cukup besar, selain dilakukan penusukan, dokter juga bisa melakukan operasi untuk mengeluarkan nanahnya. Karena menyakitkan, tentu kucing dan anjing perlu dilakukan tindakan bius terlebih dahulu. Abses yang pecah juga bs dilakukan operasi penjahitan luka jika memang luka nya cukup lebar.

7. Abses yang tidak tangani dengan tepat bisa menyebabkan infeksi lebih lanjut

Kasus abses biasanya diberikan pengobatan oleh dokter dengan menggunakan antibiotik, antiradang, serta pembersihan luka dengan antiseptik dan salep luar antibiotik. Kalau abses tidak diberikan penanganan, selain menyebabkan kondisi tidak nyaman pada kucing dan anjing karena kondisi bengkak yang mengganggu aktivitas. Lama kelamaan bengkak yang semakin besar akan menekan otot dan syaraf, bisa juga menyebabkan gangguan syaraf sehingga otot tdk bisa lagi digerakkan. Selain itu, adanya infeksi bakteri dalam luka, bisa juga diakibatkan oleh bakteri yang menimbulkan toksin atau racun. Racun ini dikhawatirkan masuk ke pembuluh darah dan menyebabkan keracunan sistemik (toksemia) dan menyebabkan infeksi bakteri menyeluruh (sepsis).

8. Persembuhan Abses tergantung dari kondisi dan penanganan selama masa pengobatan

Proses persembuhan abses tergantung dari kondisi saat dilakukan pemeriksaan dan penanganan yang tepat. Yang terpenting bagi pemilik, tetap melaksanakan pemberian obat dan pembersihan luka sesuai saran dokter. Pemberian makanan pendukung bisa juga diberikan untuk mempercepat persembuhan karena biasanya nafsu makan menurun, jadi sebaiknya diberikan makanan dengan bau yg menyengat dan tekstur yang lembut.

9. Abses bisa Berulang

Kejadian abses bisa saja berulang jika penanganan tidak dilakukan dengan tepat. Selain itu, bisa juga berulang jika kucing dan anjing mengalami trauma yang serupa misalnya berkelahi lagi dan mendapatkan gigitan hewan lain. Kondisi abses yang tidak kunjung sembuh selama 1-2 minggu masa pengobatan sebaiknya dikonsultasikan kembali ke dokter, supaya dokter bisa melakukan evaluasi mengenai terapi. Jika diperlukan akan dilakukan kultur nanah agar bisa diberikan penanganan yang sesuai.

10. Abses bisa dicegah

Jika anjing dan kucing sering keluar rumah, perhatikan lebih intensif kemungkinan adanya luka. Jika ada luka segera bersihkan dengan air hangat dan antiseptik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko kontaminasi bakteri akibat gigitan.

Abses merupakan salah satu kondisi yang umum terjadi pada anjing dan kucing. Abses bisa menyerang berbagai organ, tapi yang terlihat yaitu abses yang berada di bawah kulit (subcutaneous abscess). Abses akan terlihat pecah mengeluarkan nanah maupun terlihat berupa benjolan. Sebaiknya jika menemukan adanya bengkak dan benjolan pada kulit anjing dan kucing segera konsultasikan ke dokter. Penanganan yang tepat akan sangat membantu persembuhan anjing dan kucing.

Sumber bacaan :

Miller WH, Griffin CE, Campbell KL.2013. Muller & Kirk’s Small Animal Dermatology 7th ed . Elsevier: Missouri

Hnilica KA, Patterson AP.2017. Small animal dermatology: A color atlas and therapeutic guide 4th edition. Elsevier : Missouri.

Bolehkah memberikan susu untuk anjing dan kucing?

Bolehkah memberikan susu untuk anjing dan kucing?

Pernah memberikan susu untuk anjing dan kucing? apa yang terjadi setelah pemberian susu? apakah anjing dan kucing menjadi mencret?

Pemberian susu pada anjing dan kucing sering kali dilakukan oleh pemilik hewan. Namun, biasanya setelah pemberian susu, pemilik memperhatikan adanya perubahan konsistensi kotoran menjadi lebih encer (mencret).

Susu yang diberikan tak jarang merupakan susu konsumsi kita baik susu uht, susu pasteurisasi, susu steril, maupun susu kondensasi (kental manis). Susu tersebut kebanyakan berasal dari susu sapi dengan kandungan laktosa yang cukup tinggi disertai dengan jumlah campuran gula yang juga tinggi.

Pada saluran cerna manusia pun, pemberian susu konsumsi bisa saja menjadi masalah karena adanya intoleransi laktosa. Artinya, ketika diberikan makanan maupun minuman yang mengandung laktosa tinggi, saluran cerna tidak bisa menerima, sehingga terjadi gangguan penyerapan nutrisi akibat kurangnya enzim laktase. Akibatnya, individu tersebut akan mengalami mencret, muntah, bahkan diare.

Apakah anjing dan kucing juga memiliki reaksi serupa?

Ternyata pada anjing dan kucing kondisi intoleransi laktosa pun bisa terjadi. Hal ini disebabkan enzim laktosa pada saluran cerna anjing maupun kucing akan berkurang jumlahnya pada usia lebih dari 2 bulan atau ketika disapih. Enzim laktase pada anak anjing jumlah paling banyak pada usia 5 hari sementara usia 29-61 hari akan mengalami penurunan jumlah enzim.

Enzim laktase dihasilkan di mukosa (permukaan) usus halus pada bagian mikrovili (brush border, tepian usus halus). Enzim laktase ini berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi karbohidrat lebih sederhana yaitu glukosa dan galaktosa. Kedua karbohidrat sederhana ini akan sangat mudah diserap oleh usus.

Namun, ketika jumlah enzim laktase ini sangat sedikit, tidak sesuai dengan jumlah laktosa yang akan dipecah maka banyak laktosa yang ada di usus. Kondisi ini menyebabkan perubahan suasana pada usus yang akan mempengaruhi fermentasi mikroba usus, gejala yang terlihat yaitu mencret (bahkan sampai diare), nyeri daerah perut, dan kembung.

Baca juga : Penyebab anjing dan kucing diare 

Jadi, kapan sebaiknya waktu yang tepat memberikan susu untuk kucing maupun anjing?

Rasa sayang pemilik yang besar pada anjing dan kucing peliharaannya, tak jarang menimbulkan keinginan untuk memberikan makanan yang dia makan kepada hewan peliharaan mereka. Padahal, tindakan tersbeut belum tentu tindakan yang tepat. Kadang juga merasa khawatir nutrisi kucing maupun anjingnya kurang terpenuhi kalau tidak dicampur susu.

Waktu yang tepat memberikan susu pada anjing dan kucing adalah usia anak (tidak lebih dari 2 bulan) itupun jika perlu saja. Misalnya anak kucing dan anjing terlantar dan tanpa induk, induk yang tidak bisa menyusui. Jika masih ada induknya dan aktif menyusui tidak perlu diberikan susu tambahan lain karena susu dari induk merupakan susu yang terbaik.

Baca juga : Ebook lengkap perawatan anak kucing (unduh gratis!) 

Pemberian susu saat kucing atau anjing bunting, tidak nafsu makan, ataupun lemas sebaiknya tidak diberikan. Pemberian susu saat kondisi sakit terutama jika ada gangguan saluran cerna akan memperburuk kondisinya. Sementara pemberian susu untuk induk bunting terutama selama masa kehamilan awal akan memberikan efek mencret atau diare sehingga rentan mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan, padahal kebutuhan cairan pada fase kebuntingan cukup banyak untuk memenuhi nutrisi induk dan janin.

Tapi saya pernah memberikan kucing dan anjing saya susu, mereka baik-baik saja. Kenapa bisa begitu ?

Banyak faktor yang menyebabkan kondisi ini, faktor internal (keberadaan enzim laktase, maupun kondisi saluran cerna), faktor external (kandungan gula pada susu,jumlah susu, serta sumber susu).

Kebanyakan memang pada kucing dan anjing usia dewasa keberadaan enzim laktase ini mengalami penurunan, namun sangat mungkin juga individu tersebut memiliki enzim laktase yang cukup untuk mencerna laktosa pada susu tersebut. Kucing atau anjing yang pernah mengalami infeksi di saluran cerna terutama usus halus, biasanya menyebabkan kerusakan pada permukaan usus. Kerusakan sel-sel di permukaan usus akan mengurangi keberadaan enzim dan kemampuan penyerapan.

Faktor lainnya yaitu jumlah susu, sumber serta kandungan gula pada susu. Perlu juga diperhatikan jumlah susu yang dikonsumsi semakin banyak jumlah yang dikonsumsi maka laktosa yang dikandung pun semakin banyak. Kandungan gula pun sangat mempengaruhi, terlalu banyak gula yang dikonsumsi akan menganggu penyerapan zat di usus. Sumber susu, susu sapi memiliki kandungan laktosa lebih tinggi dari susu kambing.

Lalu apa yang perlu diberikan jika anjing dan kucing mengalami mencret akibat konsumsi susu?

Anjing dan kucing dewasa sebaiknya memang tidak diberikan susu, namun jika sudah terlanjur diberikan dan menyebabkan mencret kita bisa melakukan beberapa hal yaitu :

  1. Segera hentikan pemberian susu
  2. Perhatikan jumlah (banyak atau sedikit) dan frekuensi mencret (sering atau tidak),
  3. perhatikan gejala lainnya misalnya lemas, sakit perut (cenderung melindungi perut), kembung
  4. berikan cairan yang cukup, misalnya secara perlahan diberikan makanan halus (wetfood) sedikit demi sedikit
  5. jika perlu berikan pengganti cairan elektrolit seperti larutan oralit ataupun pedialit (merk yang beredar di pasaran)
  6. berikan probiotik (yoghurt, kefir), probiotik berisi bakteri baik yang sangat baik untuk menyeimbangkan flora di usus. Maksimal 1-2 sdm sehari sekali
  7. jika kondisi anjing dan kucing tidak membaik dalam 24 jam sebaiknya segera periksakan ke dokter hewan terdekat.

Baca disini : Panduan memberi makanan anjing dan kucing 

Memberikan susu dan produk olahannya untuk beberapa kucing dan anjing terutama dewasa bisa saja memberikan masalah pada saluran pencernaannya. Pemberian susu kambing, produk olahan susu seperti yoghurt, kefir, keju, bisa saja diberikan dalam jumlah sedikit dan bukan menjadi bahan makanan utama, hanya menjadi camilan dalam jumlah yang wajar. Pemberian susu sapi sebaiknya dikurangi karena kandungan laktosa yang tinggi bisa mengganggu saluran cerna.  Oleh karena itu, pemilik tetap perlu memperhatikan setiap memberikan makanan pada anjing dan kucing. Pemilik juga perlu untuk segera memeriksakan ke dokter hewan jika anjing dan kucing mengalami gangguan di saluran pencernaan dalam waktu lebih dari 24 jam.

Referensi :

Rubin SI. Overview of digestive system. Merckveterinarymanual.com 

Jergens AE, May ER. 2008. Adverse Reactions to Food – Allergy versus Intolerance. Di dalam : small animal gastroenterology . Schlu?tersche

[NRC].2006. Nutrient requirements of dog and cat . Natonal academic press

Genetic home reference. LCT gene, Lactase. https://ghr.nlm.nih.gov/gene/LCT. (dikunjungi 7 februari 2018)

Wicaksono MA.2014. Intoleransi laktosa. Mandala of health 7(1) : 1-9.

Lomer MCE, ,Parkes GC, Sanderson JD. 2007. Review article: lactose intolerance in clinical practice – myths and realities . Aliment Pharmacol Ther 27, 93–103

 

Ketika hewan sakit, tidak punya biaya apa yang perlu dilakukan? 

Akhir-akhir ini saya sering sekali melihat pemilik hewan yang mengutarakan unek-uneknya di sosial media mengenai hewan peliharaannya yang sakit, lalu meminta bantuan untuk mengobati hewan peliharaannya. 

Padahal itu hewan peliharaannya yang telah dia rawat, bukan anjing/kucing stray yang terlantar. 

Sebaiknya, ketika kita memutuskan untuk memelihara anjing/kucing, kita perlu menyadari ada tanggungjawab lebih yang kita emban. Bukan hanya mencukupi makannya saja, namun perlu juga pemilik untuk peduli saat hewan peliharaannya sakit dan kesakitan. 

Memang betul, tidak bisa dipungkiri, kondisi masing-masing individu secara finansial tidak sama. Namun jika memang kita memiliki tekad untuk merawat, menyayangi, dan memelihara nya, apakah saat sakit akan dibiarkan begitu saja? 

Seharusnya tidak, karena kita sudah berkomitmen diawal untuk bertanggung jawab. 

Jangan sampai  ingin sekali dihibahkan kucing sampai mencari-cari kemana-mana. Tetapi, ketika sakit, jelek, tidak wangi lagi, tidak lucu lagi, malah ingin dibuang, diterlantarkan. 

Apakah kalau kita memiliki anak juga akan bertingkah setega itu? Tentu tidak kan? 

Jadi memiliki hewan peliharaan itu mahal ya? Betul, mahal karena banyak waktu dan uang yang kita perlu keluarkan. 

Tapi kan masalah biaya bisa dipersiapkan sebenarnya. Bisa kita menyisihkan sebagian harta untuk biaya perawatan dan kesehatan anjing dan kucing kita. Kalau dicicil semuanya akan ringan. 

Beberapa minggu yang lalu saya baru mendapati kasus, ibu yang datang dengan kucing nya korban kecelakaan motor. Ibu tersebut didampingi oleh pengendara motor yang menyebabkan kecelakaan. Sang pemilik tentu takut dan khawatir, namun karena ditempat kami merupakan tempat praktek dokter hewan mandiri (bukan klinik dan rumah sakit hewan).  Belum ada peralatan yang memadai untuk operasi besar, jadi tidak bisa melakukan operasi pada waktu itu.  Saat itu kondisi nya kucing masih sadar, namun mengalami patah rahang bawah, bagian kulit rahang dan tulang rahang sudah terkoyak dan terpisah. Pada saat itu saya langsung menyarankan pemilik ke klinik terdekat (hanya 15 menit dari tempat kami) yang lebih memadai untuk mendapatkan operasi segera. Lalu pemilik menanyakan biayanya, saya utarakan biayanya sekitar 1 juta rupiah bahkan bisa lebih. Nanti biaya bisa didiskusikan ke dokter. Yang terpenting sekarang diberikan penanganan dulu. Saat itu ibu merasa shock dengan biayanya, pengendara motor yang menabrak tadi pun bilang dengan entengnya “Ya sudah bu, bawa kesana saja. Tapi kalau mahal, nanti saya ganti kucingnya saja dengan uang 700.000, paling kucingnya juga harga segitu, daripada ibu repot kan ngurusnya juga”. 

Mendengar hal tersebut saya merasa terganggu,  coba bayangkan kalau anak, saudara, orang tua kita yang mengalami kondisi tersebut, apakah kita akan mengutarakan hal serupa? 

Tapi saya masih menghargai pengendara motor tsb mau bertanggung jawab membawa ke dokter dan tidak tabrak lari. 

Terkadang anjing dan kucing belum dianggap sebagai teman bahkan keluarga, jadi memang belum diprioritaskan. 

Tidak hanya disini saja, kalau saya mengamati dari forum-forum pecinta hewan diluar negeri pun banyak dari mereka yang hanya ingin memelihara saja tapi tidak bertanggung jawab. 

Lalu bagaimana dengan open donasi atau meminta ke donatur? 

Menurut saya hal ini boleh saja dilakukan, terutama untuk para pejuang stray cat, shelter. Karena mereka perlu menanggung beban yang sangat banyak untuk makan, pengobatan, dan perawatan lainnya. Mereka ini hebat sekali, sangat luar biasa. Saya sangat menghargai dan menghormati mereka.  Mereka meluangkan waktu, tenaga, pikiran, energi untuk merawat kucing yang bahkan dibuang oleh orang yang tidak bertanggung jawab, kucing terlantar yang bukan milik mereka. 

Kalau ingin egois, ya sudah dibiarkan saja. Tutup mata tutup telinga juga bisa kan? Tidak perlu diurus, tapi mereka memilih jalan lain yang luar biasa. 

Jika tidak ada dokter hewan apa yang harus dilakukan? 

Jujur kondisi ini menjadi pekerjaan rumah bagi profesi ini, karena memang persebaran profesi yang tidak merata. Tapi saat ini sudah banyak dokter hewan di daerah yang membuka praktek nya. Bahkan puskeswan juga sudah mulai dioperasikan. 

Jika memang aksesnya cukup sulit, bisa coba diberikan penanganan secara alami dengan menggunakan bahan-bahan herbal. Umumnya bahan-bahan herbal dan tanaman rimpang (kunyit, laos, jahe,temulawak) tidak memiliki efek samping untuk anjing dan kucing. Namun, jika memberikan rebusan air sirih ke mata juga sangat berbahaya, krn sifat air sirih yg asam bisa memperparah kondisi mata yang infeksi. Paling penting!  Tidak perlu mencoba memberikan obat warung untuk anjing dan kucing seperti panadol, bodrex, inzana, bahkan antibiotik seperti amoxilin karena jika dosisnya tdk sesuai akan menyebabkan keracunan bahkan kematian. Jadi memang sebaiknya jika ingin melakukan pengobatan, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter. 

Konsultasi secara online bisa saja dilakukan, namun pemeriksaan secara langsung ke dokter tetap perlu dilakukan. 

Yuk, sama-sama kita belajar menjadi pemilik hewan yang bertanggung jawab 🙂 

Heatstroke, kejutan suhu panas pada anjing dan kucing

Heatstroke, kejutan suhu panas pada anjing dan kucing

Anjing dan kucing, tidak seperti manusia yang bisa berkeringat ketika suhu sangat panas dan kondisi gerah. Anjing dan kucing tidak memiliki kelenjar keringat di seluruh permukaan tubuhnya, hanya pada bagian telapak kaki dan hidung saja. Oleh karena itu, saat mengalami kepanasan atau berada di lingkungan dengan suhu tubuh yang tinggi, anjing akan terlihat panting (nafas terengah-engah), kucing bisa menjulurkan lidah sembari menjilati tubuh berlebihan untuk mengurangi panas tubuhnya.

Jika dibiarkan terus menerus dalam lingkungan dengan suhu tinggi, akan menyebabkan kegagalan nafas, gagal jantung, hingga kehilangan kesadaran.

Pernah menemukan anjing yang mengalami heat stroke karena dibiarkan di dalam mobil dengan bukaan udara yang sedikit. Jenis anjing nya tidak berambut panjang campuran great dane dengan anjing lokal, setelah sekitar 45 menit berada di mobil dikarenakan pemilik sedang mendaftar ke klinik dan menunggu antrian. Anjing akhirnya keluar dari mobil dengan kondisi lemah, suhu lebih dari 40 C keluar kotoran berdarah dan bau cukup menyengat. Pada kondisi seperti ini anjing perlu segera dilakukan penanganan untuk mengatasi gejala heatstroke (kejutan panas) dengan memberikan terapi cairan agar keseimbangan cairan kembali, serta dilakuan kompres air dingin (jangan mendadak di siramkan air dingin atau es ke kepala, khawatir bisa menyebabkan shock). Beruntungnya anjing menjadi sehat kembali setelah sekitar 30 menit diberikan terapi cairan melalui infus.

Jadi, kondisi heatstroke ini tidak hanya terjadi pada anjing atau kucing dengan rambut panjang saja, rambut pendek pun bisa mengalaminya.

Lalu apa saja yang menyebabkan heatstroke (kejutan panas?)

Kondisi heatstroke pada anjing dan kucing tidak hanya terjadi karena dibiarkan lama di dalam mobil saja. Namun bisa juga diakibatkan hal lain diantaranya:

  1. Menjemur anjing dan kucing terlalu lama di bawah sinar matahari

Biasanya setelah melakukan grooming (memandikan) selain dilakukan pengeringan dengan blower maupun hair dryer, sering juga pemilik menjemur kucing maupun anjingnya secara langsung dibawah sinar matahari dalam waktu yang lama. Tak jarang pemilik terlalu asik dengan aktifitasnya lalu lupa dengan anjing dan kucingnya yang sedang dijemur. Akhirnya ditemukan anjingnya sudah lemas, bahkan ada yang berujung kematian. 

2. Berjalan jalan dengan anjing pada siang yang terik 

Kondisi ini pun bisa memicu kejutan panas pada anjing. Anjing yang berjalan jalan akan kelelahan serta cenderung mengalami panting (terengah-engah). Jika dilakukan pada kondisi panas, akan memperberat kondisinya. Tak jarang anjing sering collapse pada kondisi panas terik akibat terlalu panas dan kelelahan. .

3. Anjing dan kucing yang melakukan perjalanan jauh dengan ventilasi yang kurang

Kurangnya udara yang masuk saat melakukan perjalanan pada anjing dan kucing dengan moda trasportasi apapun bisa memicu kurangnya asupan oksigen, kondisi ini menyebabkan juga tubuh menjadi lebih panas dari kondisi normal. Sehingga bisa memicu kejutan panas, selain menyebabkan kekurangan oksigen (hipoksia) 
Kenapa panas bisa memicu kejutan panas (heatstroke) pada anjing dan kucing? 

Seperti yang telah disebutkan di awal, kucing dan anjing tidak memiliki kelenjar keringat yang menyebar diseluruh permukaan tubuh. Sehingga tidak bisa berkeringat seperti manusia, namun mengeluarkan panasnya dengan cara terengah engah (panting) maupun menjilati tubuhnya (biasanya pada kucing). 

Jika anjing dan kucing terpapar panas berlebihan, menyebabkan kekurangan cairan pada sel dan jaringan, kondisi dehidrasi menyebabkan juga asupan oksigen menurun ke sel. Mekanisme tubuh secara otomatis akan mencari jalan untuk meningkatkan asupan oksigen dengan mengambil nafas sebanyak banyak nya salah satunya dengan panting (nafas terengah engah). Pada kondisi ini berbagai organ bekerja lebih keras dari biasanya yaitu paru-paru dan jantung. Jantung akan bekerja lebih keras dengan memompa banyak darah ke paru-paru, ini akan meningkatkan tekanan darah pada semua jaringan. Tak jarang menyebabkan juga pecahnya beberapa pembuluh darah diawali dengab pecahnya pembuluh darah kapiler. Biasanya akan terlihat juga adanya pendarahan d saluran cerna bisa terlihat di feses (kotorannya). Selain itu, jantung yang bekerja lebih keras untuk memompa darah terutama ke otak, bisa juga menyebabkan resiko pecahnya pembuluh darah otak yang menyebabkan kelumpuhan, maupun resiko otak terlalu panas, kalau otak sampai panas bisa menyebabkan kerusakan protein di otak yang menyebabkan kematian otak (kondisi ini yang paling membahayakan). Kerja jantung berlebih pun bisa menjadi resiko kematian tinggi pada anjing atau kucing dgn gangguan jantung, misalnya terlaku gemuk (obesitas) jadi ada lemak di pembuluh darah daerah jantung yang bisa menyebabkan aliran darah terganggu akhirnya terjadi kematian memdadak. 

Apa yang harus dilakukan untuk menghindari kejadian heatstroke pada anjing dan kucing? 

1. Tidak membiarkan anjing dan kucing diletakkan ditempat yang panas salah satunya didalam mobil, kandang yang terkena sinar matahari. 

2. Pastikan selalu memberikan tempat yang teduh dan nyaman untuk kucing dan anjing terutama saat beraktifitas diluar. Misalnya berjalan d tempat teduh, waktu sorw hari supaya tidak terlalu panas. 

3. Sediakan air yang cukup setiap melakukan aktifitas

4. Sediakan handuk untuk persediaan mengompres anjing dan kucing yang mengalami heatstroke. 

Kondisi heatstroke merupakan kondisi yang mematikan bagi anjing dan kucing, namun bisa dicegah dengan mengurangi paparan panas langsung pada anjing dan kucing. Segera membawa ke dokter hewan jika anjing dan kucing mengalami gejala heatstroke. 

Demam pada kucing dan anjing

Bagaimana menangani anjing dan kucing demam ?

Bagi pemilik anjing dan kucing, kalau sudah melihat anjing dan kucing nya mulai diam, tidak beraktifitas, tidak nafsu makan, saat di sentuh badannya sedikit hangat (terutama bagian telinga dan bagian dalam paha) biasa nya sudah mulai khawatir. Tak jarang menyimpulkan kalau anjing dan kucing nya mengalami demam.

Nah, kalau sudah seperti ini pemilik geregetan untuk mencari bantuan, info kanan kiri, tanya ke teman, tanya ke pecinta hewan lain, ataupun melakukan tindakan mengobati sendirian dengan memberikan obat penurun panas bagi anak-anak ataupun bagi orang dewasa. Tentunya memberikan obat nya pun tidak sesuai dosisnya, biasanya dengan perkiraan saja secuil, sepotong, seperempat dan istilah lainnya.

Continue reading