4 tips melatih anak kucing agar buang kotoran menggunakan kotak pasir

4 tips melatih anak kucing agar buang kotoran menggunakan kotak pasir

Toilet training merupakan hal yang sangat penting karena dapat mempermudah kita dalam membersihkan kotoran dan kencing. Kucing sehat akan urinasi dan defekasi setiap hari, oleh karena itu perlu cara yang tepat agar rumah tidak terganggu oleh bau kencing maupun kotoran kucing. Penggunaan kotak pasir merupakan salah satu kebiasaan baik yang perlu dilatih dan ditanamkan pada kitten. Namun, pada dasarnya naluri kucing sudah mengerti dan mengetahui tempat membuang kotoran di tempat yang berpasir. Menggunakan kotak pasir akan mempermudah kita membersihkan kotoran, mengurangi pencemaran lingkungan akibat kotoran kucing sehingga lingkungan tetap bersih.

Berikut 4 tips melatih anak kucing agar buang kotoran menggunakan kotak pasir.

#1 Usia yang tepat

Anak kucing atau kitten dapat dilatih menggunakan kotak pasir pada usia 3 atau 4 minggu. Usia ini kitten memang sudah harus mandiri, biasanya induk akan secara otomatis mengajari anaknya kemudian anak mengikutinya.

4 tips melatih anak kucing agar buang kotoran menggunakan kotak pasir
4 tips melatih anak kucing agar buang kotoran menggunakan kotak pasir

#2 Letakkan kotak pasir ditempat yang mudah dijangkau

Kotak pasir dapat disimpan di dalam kandang atau pun ditempat lain, yang terpenting untuk kitten tidak terlalu jauh dari tempat bermain serta mudah dijangkau.

#3 Sesuaikan ukuran kotak pasir

Ukuran kotak pasir untuk kitten disesuaikan dengan ukuran tubuhnya. Perlu diketahui sebaiknya ukuran kotak pasir 1.5-2 kali ukuran tubuhnya.

#4 Jenis pasir

Biasakan kucing menggunakan jenis pasir yang tidak beraroma, hal ini untuk menghindari ketidakinginan kencing dan membuang kotoran ketika pasir diganti menjadi pasir yang tidak beraroma. Lebih baik menggunakan pasir yang tidak menggumpal untuk kucing kecil, untuk menghindari kebiasaan buruk lainnya yaitu memakan kotoran. Usia 3-4 minggu kucing masih senang observasi sehingga memungkinkan memakan apa saja.

Baca juga : Tips memilih pasir untuk kucing sesuai kebutuhan

Perlu diperhatikan, saat melatih anak kucing berikut hal yang tidak perlu dilakukan.

#Mengangkat kucing ke kotak pasir

Hal ini tidak perlu dilakukan untuk melatih kucing membiasakan diri di kotak pasir. Kucing akan tidak mandiri jika kita terlalu sering memanjakannya. Cukup kita dekatkan saja kotak pasirnya, kemudian biarkan dia mengobservasi dan menggunakannya. Oleh karena itu usahakan modifikasi kotak pasir tidak terlalu tinggi sehingga kucing bisa mudah masuk dan keluar kotak pasir.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Tips memilih pasir untuk kucing sesuai kebutuhan

Tips memilih pasir untuk kucing sesuai kebutuhan

Pasir termasuk hal yang tidak terlewatkan untuk dibeli di petshop bagi pemilik kucing. Pasir merupakan elemen penting yang wajib dimiliki untuk mempermudah membersihkan kotoran dan kencing kucing. Pasir memang media yang sangat tepat dan secara natural kucing akan membuang kotoran di pasir baik pasir alami maupun pasir yang telah dimodifikasi. Berikut jenis-jenis pasir untuk kucing beserta kelebihan dan kekurangan sebagai bahan pertimbangan Anda sebelum membeli pasir untuk kucing.

# Pasir alami

Jenis nya dapat berupa tanah, pasir pantai, pasir lembut (tidak ada batuan/telah diayak).

Kelebihan:

  • Natural sesuai dengan kebiasaan kucing di alam
  • Mudah didapatkan karena tersedia dengan bebas disekitar lingkunngan kita
  • Harganya murah

Kekurangan:

  • Tidak menyerap bau sehingga bau asam dari kotoran kucing masih dapat menyebar dilingkungan
  • Tidak dapat digunakan kembali : pasir alami ini tidak dapat dicuci dan dikeringkan, sehingga penggunaannya hanya sekali saja dan langsung dibuang.
  • Tidak menyerap dengan baik kencing : pasir jenis ini tidak ketika terkena kencing akan basah, sehingga perlu langsung dibersihkan

Baca juga : Cara membuat kotak pasir yang nyaman untuk kucing Anda

# Pasir zeolit

Zeolit merupakan bahan alami yang terdapat dilingkungan yang telah dimanfaatkan pada berbagai bidang termasuk hewan peliharaan sebagai pasir modifikasi. Zeolit terdapat berbagai ukuran yang menentukan tekstur zeolit kasar maupun halus. Kemampuan zeolit untuk menyerap bau dimanfaatkan sebagai pasir modifikasi.

Kelebihan:

  • Harganya murah
  • Cukup mudah didapatkan karena banyak tersedia di petshop
  • Cukup aman karena bersifat non toxic (tidak beracun)
  • Mudah menyerap bau termasuk bau ammonia yang terkandung di urin kucing
  • Menyerap cairan
  • Debu yang lebih sedikit
  • Dapat digunakan lebih dari sekali
  • Mudah dibersihkan

Kekurangan:

  • Tidak menggumpal
Pasir Zeloit untuk kucing
Pasir Zeloit untuk kucing

# Pasir gumpal

Pasir gumpal umumnya mengandung sodium bentonite. Pasir gumpal ini terdapat dua macam, pasir wnagi maupun yang tidak beraroma.

Kelebihan:

  • Sangat mudah untuk mengambil kotoran
  • Sangat mudah dibersihkan
  • Pasir selalu kering

Kekurangan:

  • Harga sedikit lebih mahal
  • Menimbulkan resiko feses (kotoran) termakan oleh kucing terutama kucing usia muda

# Pasir Kristal silica

Pasir Kristal silica berwarna putih dengan terdapat Kristal biru sebagai indikator kemampuan penyerapan. Ketika Kristal biru berubah menjadi putih berarti Kristal perlu diganti dengan yang baru.

Kelebihan:

  • Menyerap bau
  • Pasir selalu kering
  • Mudah saat mengambil kotoran
  • Berbentuk Kristal yang beresiko tertelan terutama untuk kitten

Kekurangan:

  • Harga lebih mahal drai pasir zeolit dan pasir gumpal bentonite
  • Silica dapat beresiko menyebabkan silikosis yang akan mengganggu saluran pernapasan

# Pasir organik

Pasir organik saat ini mulai dikembangkan, pasir ini terbuat dari bahan-bahan daur ulang seperti koran atau kertas bekas, serbuk kayu, jagung, gandum, dan bahan lainnya. Pasir organic pun sekarang sudah dijual dipasaran dengan bentuk seperti pellet.

Kelebihan:

  • Aman
  • Ramah lingkungan
  • Harga cukup murah
  • Tidak menimbulkan debu

Kekurangan:

  • Tidak dapat digunakan berkali-kali
  • Masih jarang yang menjual pasir ini

Namun, Anda tidak perlu khawatir untuk mendapatkan pasir organic Anda dapat membuatnya dari koran atau kertas bekas.

Bahan yang perlu disiapkan yaitu koran atau kertas bekas, air hangat, dan baking soda. Cara nya cukup mudah :

  • Potong-potong halus koran atau kertas bekas
  • Air hangat dicampurkan ke koran yang telah dipotong halus, tambahkan pula sedikit sabun cuci piring . air hangat secukupnya sehingga terbentuk bubur kertas
  • Saring hingga tersisa bubur kertasnya saja
  • Tambahkan baking soda, uleni hingga membentuk adonan
  • Adonan diremat remat sesuai ukuran yang anda inginkan
  • Keringkan dengan sinar matahari

*jangan khawatir dengan bau kotoran dan kencing cukup tambahkan karbon aktif sebagai penyerap bau, baking soda pun digunakan sebagai penyerap bau yang baik.

Memilih pasir berbagai jenis memang tergantung kebutuhan dan kegemaran Anda. Hal paling penting adalah kebersihan dari pasir yang Anda gunakan serta resiko kesehatan untuk Anda dan kucing Anda.

*saya pernah menggunakan hanya koran untuk mengalasi poop kucing saya. Hasilnya sangat memuaskan, kucing saya hanya poop di koran itu serta kandang dan kucing saya (robin) tidak kotor akibat poopnya.

Dengarkan juga Soundcloud jawaban dari pertanyaan : Apa saja yang harus disiapkan sebelum memelihara kucing?

 

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma

6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma

Toxoplasma merupakan parasit intraseluler yang termasuk protozoa yang dapat menular ke manusia dan hewan lainnya. Toxoplasma dapat menyebabkan toksoplasmosis yang diakibatkan kontak antara manusia atau hewan lainnya dengan feses kucing yang terdapat ookista infektif. Berikut 6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma.

6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma
6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma

#1 Jangan biarkan kucing menjadi pemburu tikus

Tikus dapat terinfeksi Toxoplasma dan parasit ini berkembang di daging (otot) dari tikus. Kucing yang memakan tikus yang terinfeksi Toxoplasma dapat menyebabkan parasit ini berkembang di usus halus kucing.

#2 Bersihkan feses atau kotoran di kotak pasir setiap hari

Ookista Toxoplasma akan berkembang menjadi infektif atau berpotensi menginfeksi pada 1-5 hari setelah kucing mengeluarkan feses atau kotoran.

Baca juga : 5 alasan kenapa kucing tidak mau pup di pasir

#3 Gunakan sarung tangan untuk menangani feses atau kotoran

Mengambil feses atau kotoran kucing selalu gunakan sarung tangan, walaupun sudah terdapat sekop untuk feses namun menggunakan sarung tangan akan membuat lebih aman.

Baca juga : Pentingnya Mengenali Feses Anjing dan Kucing Anda

#4 Hanya berikan kucing daging yang matang

Jangan berikan kucing daging yang mentah atau setengah matang karena dikhawatirkan terdapat Toxoplasma pada daging tersebut yang dapat menginfeksi kucing.

#5 Makan daging yang telah diproses matang

Daging yang dimasak dengan matang (suhu lebih dari 70oC) akan mematikan Toxoplasma.

#6 Budayakan cuci tangan dengan sabun

Cuci tangan dengan sabun merupakan kebiasaan yang perlu ditanamkan sejak dini. Mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, setelah menangani kotoran kucing, setelah bermain dengan kucing, dan aktivitas lainnya dapat menurunkan resiko terkena toksoplasmosis. Mencuci tangan dengan sbaun antiseptic pun dapat dilakukan setelah menangani kotoran kucing.

Stay healthy and keep clean. Jika kita menjaga kebersihan dan hewan kita sehat maka kita pun akan senantiasa sehat. Healthy pet healthy life.

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui

10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui

Banyak isu yang berkembang dan menyatakan bahwa wanita terutama wanita hamil tidak boleh memelihara kucing karena dapat menyebabkan kemandulan serta keguguran. Hal ini mendorong tingkah laku masyarakat yang senantiasa khawatir terhadap kucing dan mengaggap bahwa kucing adalah wabah. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada keberadaan parasit Toxoplasma yang menyebabkan toksoplasmosis pada manusia dan mamalia lainnya. Namun ternyata penularan Toxoplasma ini bukan dari kucing namun dari feses atau kotoran kucing. Berikut 10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui.

#1 Kucing yang sering memangsa tikus memiliki potensi menularkan Toxoplasma pada pemiliknya

Toksoplasmosis pada kucing salah satunya terjadi akibat kebiasaan kucing memburu tikus. Tikus yang dimakan oleh kucing terdapat Toxoplasma pada daging (otot) nya. Ketika kucing memakan tikus tersebut maka Toxoplasma akan berkembang di dalam usus halus, sehingga kotoran kucing akan mengandung ookista infektif Toxoplasma.

10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui
10 Fakta Toksoplasma yang mungkin belum Anda ketahui

#2 Toksoplasmosis bersifat zoonosis

Toksoplasmosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Toksoplasmosis bersifat zoonosis atau dapat menular dari hewan ke manusia.

Baca juga : 6 cara penting mencegah infeksi Toxoplasma

#3 Toxoplasma hanya dapat berkembang di keluarga Kucing

Semua jenis kucing adalah inang dari Toxoplasma, parasit ini hanya dapat berkembang menjadi organism yang menginfeksi di dalam tubuh kucing. Toxoplasma melakukan perkembangbiakan di dalam usus halus kucing.

#4 Kotoran kucing yang dapat menularkan Toxoplasma

Berdekatan dengan kucing, mengelus kucing, dan memelihara kucing tidak akan menyebabkan penularan toxoplasma. Toxoplasma hanya akan menular melalui kotoran kucing. Kotoran atau feses kucing yang mengandung ookista infektif yang dapat menularkan Toxoplasma.

Baca juga : Cara mencegah kucing buang air sembarangan

#5 Toxoplasma menyerang hampir semua mamalia

Toxoplasma dapat menginfeksi semua mamalia seperti tikus, dan termasuk hewan produksi seperti domba, sapi, dan babi. Hewan tersebut terkena Toxoplasma dari tanah atau tumbuhan yang terkontaminasi feses (kotoran) yang terdapat ookista infektif Toxoplasma.

#6 Toxoplasma berkembang di daging unggas dan mamalia

Toxoplasma yang menginfeksi unggas (ayam), mamalia (tikus, domba, sapi, dan babi) tidak akan menginfeksi hewan atau manusia melalui kotoran (feses) namun melalui daging (otot). Toxoplasma di mamalia ataupun unggas akan berkembang di daging (otot). Toxoplasma di hewan-hewan ini tidak akan menular ke manusia atau hewan lain kecuali dengan cara memakan daging mentah.

#7 Memakan daging mentah atau setengah matang meningkatkan resiko terinfeksi Toxoplasma

Toxoplasma yang berkembang di daging unggas (ayam) atau daging mamalia (domba, sapi, dan babi) dapat bertahan jika tidak dilakukan proses masak yang benar. Memasak daging dengan suhu lebih dari 70oC dapat mematikan Toxoplasma.

#8 Tidak hanya wanita, pria pun bisa terinfeksi Toksoplasma

Toxoplasma tidak pernah memilih gender saat menginfeksi individu. Pria pun dapat terinfeksi Toksoplasma. Toxoplasmosis kronis pada pria dapat menyebabkan penurunan fertilitas (kemandulan). Wanita yang terinfeksi toxoplasma terutama saat hamil akan menyebabkan keguguran, kematian janin, dan kelainan perkembangan janin.

# 9 Toxoplasma merupakan protozoa

Toxoplasma merupakan organisme sel tunggal yang termasuk kedalam golongan protozoa bukan virus, bakteri, ataupun kuman. Toxoplasma hidup didalam sel (intraselular) sebagai parasit. Spesies Toxoplasma yang menginfeksi yaitu Toxoplasma gondii.

#10 Berkebun dan memakan sayuran mentah dan tidak dicuci meningkatkan resiko terinfeksi Toxoplasma

Feses atau kotoran kucing yang mengandung ookista infektif Toxoplasma kemungkinan dapat mengkontaminasi tanah maupun sayuran. Berkebun tanpa menggunakan sarung tangan dapat meningkatkan resiko terkena toksoplasmosis, karena tanah yang kemungkinan terkontaminasi feses atau kotoran kucing yang terdapat ookista infektif Toxoplasma. Selain itu, tidak mencuci tangan dengan sabun setelah berkebun dapat meningkatkan resiko masuknya parasit Toxoplasma ke dalam tubuh. Memakan sayuran maupun buah mentah yang tidak dicuci dapat meningkatkan resiko terjadinysa toksoplasmosis terutama pada sayuran yang terkontaminasi ookista infektif Toxoplasma.

Jadi, jangan khawatir memelihara kucing ya Mommies karena bukan kucing yang menyebabkan toksoplasmosis namun feses atau kotoran kucing yang dapat menularkannya . Kunci yang paling penting adalah selalu menjaga kebersihan serta mencuci tangan dengan sabun setelah menangani feses kucing, berkebun, dan jangan makan daging mentah.

Dengarkan juga Soundcloud jawaban pertanyaan: Apakah memelihara kucing berbahaya bagi Ibu hamil?

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas

Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya

Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya

Memberikan obat memang bukan perkara yang mudah, terutama saat anjing atau kucings edang sakit. Kucing maupun anjing yang sedang sakit biasamya cenderung tak mau didekati dan menyendiri. Oleh karena itu cukup sulit untuk memberikan obatnya. Anjing atau kucing yang memiliki sifat penakut dan pemberontak pun cukup sulit diberikan obat walaupun yang memberikannya kita sebagai owner. Prinsip dasar pada pemberian obat adalah harus tepat memberikannya agar tepat sasaran dan hewan akan lekas sembuh.

Berikut merupakan Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya

Bentuk obat yang lazim diresepkan pada pemilik berbentuk tablet, kapsul, sirup, puyer maupun obat oles.

#1 Obat oles

Dokter meresepkan obet oles biasanya untuk kasus penyakit kulit. Memberikan obat secara oles terlihat mudah, namun pada kasus tertentu seperti kondisi hotspot dengan nanah yang cukup parah, atau luka melepuh. Kondisi ini akan sangat tidak nyaman dan menyenangkan untuk anjing maupun kucing karena akan sangat sakit saat disentuh. Sangat memungkinkan bagi anjing maupun kucing untuk memberontak saat dioleskan obat tersebut. Cara menanggulanginya adalah dengan menggunakan muzzle atau brongsong pada anjing, serta mengalihkan perhatiannya (misalnya terdapat luka di leher maka kita mengalihkan perhatian dengan menepuk nepuk bagian lain seperti perut). Pemberian obat oles ini perlu konsisten sesuai dengan petunjuk dokter.

Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya
Jenis obat pada anjing dan kucing dan cara memberikannya

#2 Obat berbentuk kapsul, tablet, pil

Obat dengan bentuk padat seperti ini memang cukup sulit diberikan, karena kita perlu membuka mulut anjing dan kucing untuk memasukkannya. Membuka mulut yang benar akan memudahkan masuknya obats erta mengurangi resiko tergigit. Cara membuka mulut anjing maupun kucing dengan meletakkan tangan di persendian antara rahang atas dan bawah. Membuka mulut kucing : satu tangan diletakkan antara persendian rahang atas dan bawah (jika kita tekan mulut secara reflex akan membuka), kemudian tangan lainnya memegang obat sembari membuka mulut dari bagian depan dengan menekan gigi seri, masukkan obat hingga pangkal lidah. Membuka mulut anjing dilakukan dengan cara yang sama. Kuncinya adalah kuat memegang daerah rahang untuk menghindari resiko tergigit. Jika sulit dan selalu memberontak dapat diberikan dengan cara memasukkan kedalam makanan basah, dapat juga dengan menggunakan pelontar pil (piller).

#3 Obat puyer dan obat sirup

Obat puyer perlu dicampurkan dengan air terlebih dahulu lalu diberikan pada anjing atau kucing. Biasanya obat puyer ini memiliki rasa pahit sehingga cukup traumatis untuk anjing maupun kucing. Obat sirup biasanya memiliki rasa lebih manis sehingga cukup mudah memberikannya bahkan biasanya kucing atau anjing senang menjilatinya. Cara memberikan obat jenis cair ini dengan menggunakan spuit (syringe/suntikan) yang bersih, steril dan telah dilepaskan jarumnya. Volume obat diberikan sesuai petunjuk dokter, pastikan volume obat benar dan tepat. Obat dapat dimasukkan dengan cara dicekokj melalui mulut bagian samping. Tangan kita diletakkan pada persendian antara rahang atas dan bawah dari anjing atau kucing, angkat rahang atas sedikit dari samping kemudian masukkan obat.

Memberikan obat melalui mulut memang cukup sulit karena anjing maupun kucing pandai menyembunyikan disamping lidah atau dibelakang lidah sehingga obat seakan-akan sudah tertelan. Oleh karena itu, setelah memberikan obat, mulut langsung ditutup rapat dan perhatikan gerakan menelan pada tenggorokan. Tanda obat berhasil masuk yaitu adanya gerakan menelan.

 

*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya.
Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.

Regards
drh Puspasari Respatiningtyas