Hewan Peliharaan Eksotis yang Kian Marak Dipelihara
Trend memelihara hewan peliharaan saat ini sudah bergeser menjadi tren memelihara peliharaan yang tak lazim bagi beberapa kalangan. Masyarakat saat ini telah memiliki informasi yang luas termasuk mengenai hewan peliharaan yaitu hewan peliharaan eksotis.
Exotic animal atau hewan eksotis merupakan hewan yang bukan hewan domestik atau hewan peliharaan yang lazim dipelihara.
Pengertian lain yaitu hewan eksotis merupakan seluruh hewan yang bukan hewan domestickdan hewan yang khas pada suatu negara atau wilayah. Jenis hewan tersebut meliputi amfibi, reptile, burung, hamster, marmut, dan mamalia lainnya.
Hewan eksotis berasal dari alam liar kemudian ditangkap oleh manusia lalu dibudidayakan serta diperjual belikan serta dijadikan hewan peliharaan. Jenis hewan eksotis yang sering kita temui yaitu kelinci, hamster, marmut, landak mini, ular, iguana, blue tongue, gecko, sugar glider, kura-kura dan lain sebagainya.
Memelihara hewan eksotis masih menjadi pro kontra dalam kehidupan masyarakat.
Beberapa golongan menganggap bahwa hewan ini liar dan seharusnya di alam bebas, namun beberapa berpendapat bahwa hewan ini boleh dipelihara dengan mempertimbangkan aspek kesejahteraan hewannya.
Oleh karena itu kita sebagai pemilik yang bertanggung jawab perlu mengenal terlebih dahulu kebiasaan dan kebutuhan hewan di alam bebas agar hewan tidak mengalami kondisi stress yang akan menyebabkan kematian.
Hewan eksotis perlu diperhatikan jenis makanan, tempat tinggal, bebas untuk berekspresi, bebas untuk berkembang biak, bebas dari rasa takut dan stress, rasa tidak nyaman, serta bebas dari rasa sakit dan penyakit (prinsip 5 Freedom animal welfare / kesejahteraan hewan)
Seiring dengan perkembangan zaman maka trend memelihara hewan eksotis ini meningkat sehingga kontak antara manusia dan hewan pun menjadi lebih intens.
Oleh karenanya banyak penyakit yang bermunculan akibat kebiasaan ini. Sehingga dalam melakukan interaksi dengan hewan eksotis perlu diperhatikan pula kebersihan diri maupun lingkungan sehingga kesehatan dapat terjamin.
Penyakit yang mungkin muncul yaitu Salmonellosis yang disebabkan oleh bakteri Salmonella yang dapat menginfeksi akibat kontak dengan reptile dan amfibi.
Pada manusia penyakit ini akan menyebabkan infeksi pada saluran pencernaan yang ditandai dengan diare berlebihan. Penyakit lain yang berhubungan dengan burung eksotis yaitu Psittacosis yaitu penyakit bakteri yang disebabkan oleh Chlamydia psittaci yang akan menyebabkan demam serta pneumonia yang parah pada manusia akibat kontak intens antara manusia dan burung pelihara terutama parrot (kakatua).
Dokter hewan pun mulai concern terhadap kesehatan hewan eksotis ini karena dengan menjaga kesehatan hewan maka akan tercapai kesehatan manusia dan kesehatan lingkungan. Pengobatan hewan eksotis saat ini sangat berkembang dengan pesat seiring dengan peningkatan hobi memelihara hewan eksotis. Sehingga Anda tidak perlu khawatir untuk berkonsultasi pada dokter hewan.
Kenali dan pahami, baru memelihara . Be a wise and responsible pet owner ! 🙂
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Grooming is Fun, 5 tips grooming anjing dan kucing ini dapat Anda lakukan di rumah.
Akhir pekan merupakan waktu yang sangat tepat untuk menghabiskan waktu dengan anjing dan kucing Anda, salah satu kegiatan menyenangkan adalah melakukan grooming (memandikan). Grooming anjing dan kucing di rumah dapat dilakukan dengan mudah. Berikut adalah 5 tips grooming Anjing dan Kucing yang dapat Anda lakukan di rumah :
#1 Trim, brush and inspect
Trim: Memotong kuku anjing atau kucing, memotong rambut yang gimbal
Brush : Menyisir rambut anjing atau kucing
Inspect : Memeriksa kulit terhadap keberadaan caplak, pinjal, kutu, bahkan jamur.
#2 Clean and plug
Clean : Membersihkan telinga,
Plug : menyumpal telinga anjing atau kucing dengan kapas.
Bulatkan kapas secukupnya sesuai dengan lubang telinga anjing atau kucing. Kemudian dimasukkan sedalam mungkin, pastikan tidak terlepas lagi. Tidak perlu khawatir akan merusak organ dalam telinga karena bentuk telinga anjing dan kucing seperti huruf “L” sehingga organ dalam tidak akan terpengaruh. Jika telinga tidak ditutup maka khawatir air akan masuk dan menyebabkan infeksi.
#3 Yeayyy Water Time !!!
Menyiapkan air hangat (tidak terlalu panas, tidak terlalu dingin). Memandikan sebaiknya tidak menggunakan air dingin karena akan menyebabkan kedinginan pada anjing maupun kucing. Basahi semua rambut dan kulit, hindari membasahi daerah muka (wajah), dikhawatirkan akan menyebabkan masuknya air ke hidung, dan menyebabkan stress.Baca juga : 6 Kondisi Darurat pada Anjing dan Kucing serta Cara Menanganinya
#4 Yes, It’s Bubble Time !!!
Gunakan shampoo khusus untuk anjing atau kucing. Berikan shampoo secukupnya, kemudian dibilas, pastikan benar-benar bersih.
Setelah bersih dapat diberikan shampoo untuk terapi (medicated shampoo) untuk kasus jamuran atau membunuh parasit. Shampoo medicated bersifat cukup keras serta perlu didiamkan beberapa menit agar bahan aktif bekerja dengan benar.
Bilas kembali dan pastikan bersih.
#5 Drying
Keringkan dengan handuk, pastikan seluruh bagian terkena handuk.
Kemudian disimpan di kandang untuk di jemur dibawah sinar matahari sembari di hairdryer atau di blower.
Hair dryer tidak boleh terlalu dekat karena akan sangat panas.
Menjemur tidak boleh melewati jam 12 karena sangat panas dan dikhawatirkan hewan mengalami heat stroke.
Pastikan benar-benar kering karena jika tidak akan menyebabkan jamur pada kulit anjing dan kucing
Grooming merupakan hal yang mudah dilakukan dan sangat menyenangkan bagi Anda dan hewan peliharaan Anda. Grooming dapat dilakukan secara rutin minimal 2 minggu sekali tergantung dari jenis rambut dan kulit. Jika Anjing atau kucing Anda sudah kotor atau kumal dan mulai berbau karena senang bermain di taman atau pun pasir, grooming dapat dilakukan lebih sering dengan memperhatikan jenis shampoo yang lebih lembut.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Banyak Pemilik Hewan Tidak Tahu, 5 Hal ini Ternyata Bisa Menyakiti Anjing dan Kucing
Anjing dan kucing merupakan hewan yang sangat dekat dengan manusia, karena dijadikan hewan peliharaan dan kesayangan. Bagi beberapa orang hewan peliharaan menjadi penting sekali untuk kehidupannya, bisa mengisi kesendirian, hiburan, serta menurunkan tingkat stress nya.
Meskipun demikian, tidak jarang ditemui karena ketidaktahuan pemilik hewan memperlakukan kucing atau anjingnya dengan kurang baik atau seringkali menyakit anjing atau kucing yang dipelihara.
Nah berikut 5 hal ini mungkin pernah kita lakukan dan tidak sadar bisa menyakiti anjing dan kucing :
#1. Mengikat anjing dengan tali yang pendek
Demi keamanan dan kenyamanan beberapa pemilik anjing, memilih untuk mengikat anjingnya di depan rumah, maupun tempat lainnya. Alasannya bisa khawatir mengganggu orang yang melintas, kabur dari rumah, maupun alasan lainnya. Tapi, terkadang tidak sadar melakukannya seharian, tanpa disertai makanan, air minum, dan TALI YANG PENDEK. Hal ini menyebabkan anjing tidak bisa bebas untuk bergerak, tidak bisa menjangkau makanan, kesulitan untuk pup dan pipis.
Padahal, kondisi seperti ini sangat fatal bisa mengantarkan anjing pada kondisi dehidrasi, stress yang akan berakibat buruk pada kesehatannya. Oleh karena itu, jika ingin mengikat anjing perlu diperhatikan tali tidak terlalu pendek, anjing masih bisa bergerak untuk menjangkau air minum, makanan,berjalan jalan disekitar tempatnya diikat. TIDAK DIIKAT SEHARIAN, maksimal 8 jam sehari, setelah itu perlu dilepaskan dari ikatan.
#2. Membiarkan anjing dan kucing di dalam mobil
Sering terjadi ketika akan mengantarkan anjing dan kucing grooming, atau periksa ke dokter hewan, maupun bepergian. Biasanya karena menunggu antrian, tak jarang secara tidak sadar meninggalkan mereka di dalam mobil. Hal ini bisa sangat berbahaya karena suhu dalam mobil akan sangat panas. Pengaruhnya terhadap tubuh anjing kucing sangat signifikan karena mereka tidak memiliki kelenjar keringat yang tersebar di seluru tubuh. Sehingga, mereka tidak bisa berkeringat, mengeluarkan panas tubuhnya dengan panting maupun menjilati tubuhnya. Kondisi peningkatan suhu tubuh yang mendadak akan menyebabkan HEAT STROKE (kelumpuhan akibat panas). Hal ini dikarenakan, panas akan memacu kebutuhan oksigen berlebih dan jantung bekerja lebih keras memompa oksigen. Lama kelamaan, energy habis dan oksigen tidak tersalurkan (sel akan mati kehabisan oksigen), otak menjadi mati dan rusak akibat panas dan kurang oksigen. Akhirya mengalami kelemahan dan bisa berakibat pada kematian.
#3. Setelah grooming, disimpan ditempat panas terlalu lama
Maksud hati setelah grooming ingin mengeringkan rambut agar tidak lembab, tapi malah berakibat fatal. Biasanya secara tidak sengaja karena lupa, meninggalkan anjing dan kucing yang baru di grooming di tempat panas terlalu lama. Kondisi ini juga akan menyebabkan HEAT STROKE pada anjing dan kucing.
#4. Memakaikan karet, tali yang ketat pada anjing dan kucing
Kalau untuk kasus yang ini, antara jahil, tidak sengaja, ataupun memang “disengaja” ingin menyakiti. Memakaikan karet gelang ataupun menggunakan tali yang ketat bisa menyebabkan luka yang parah pada anjing maupun kucing. Kenapa bisa demikian? Karet ataupun tali, bisa menyebabkan terhambatnya aliran darah ke daerah yang diikat. Hal ini menyebabkan jaringan tidak mendapatkan oksigen sehingga lama kelamaan akan mati atau nekrosa atau busuk. Ciri luka yang khas akibat karet adalah daerah sekitarnya membiru, membusuk, bentuknya khas karet dan tali, lalu disertai luka yang terbuka karena jaringan sekitarnya mulai menciut akibat kematian sel. Kondisi infeksi yang parah akibat perlakuan ini sangat mungkin terjadi, sehingga perlu segera dilakukan perawatan dan pengobatan.
#5. Mengandangkan dan meninggalkan anjing dan kucing sendirian dalam waktu yang lama
tidak hanya manusia, anjing dan kucing pun bisa merasakan kesepian, perasaan cemas, dan sedih. Terkadang, karena padatnya aktifitas dan kelelahan membuat kita lupa untuk bermain dengan anjing dan kucing kita. Sehingga, kita membiarkannya terkurung di kandang seharian. Padahal kondisi ini bisa membuat anjing dan kucing merasa teracuhkan dan bisa menyebabkan stress jika terlalu lama. Sebaiknya maksimal hanya 8 jam sehari jika ingin mengandangkan anjing dan kucing. Sisa waktunya digunakan untuk bermain dan melakukan aktifitas lain diluar kandang.
Perlakuan yang baik dan santun pun perlu dilakukan terhadap hewan peliharaan kita. Tindakan semena mena yang dapat menyakiti tentu sangat tidak dianjurkan untuk dilakukan karena mereka pun perlu disayangi dan dihormati.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
“Dok, kucing saya flu udah lama banget, udah ke dokter beberapa kali, setiap obatnya habis flu nya kambuh lagi, gimana ya dok?”
“Dok, kucing saya sering bersin-bersin, flu kayaknya, terus panas badannya gak mau makan, obatnya apa ya dok?”
“Dok, kalo kucing flu, harus gimana ya, padahal saya udah kasih vitamin, obat flu khusus kucing, tapi tetep gak sembuh juga”
Pertanyaan di atas adalah tiga dari ratusan pertanyaan yang paling sering masuk ke berbagai channel tanyadokterhewan (facebook, website, instagram, line@).
Terkadang, pemilik hewan melakukan diagnosa atau menarik kesimpulan sendiri tanpa melakukan pemeriksaan di dokter hewan. Biasanya hanya dengan melihat gejala yang menyerupai flu pada manusia, pet lovers seringkali langsung bertanya “dok, kucing saya flu, bagaimana ya”.
Padahal tidak semua gejala mirip flu tersebut adalah flu, tapi beberapa penyakit memiliki gejala yang serupa dengan penyebab yang berbeda. Sehingga, sangat penting dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya, mendapatkan diagnosa yang tepat, serta treatment yang tepat.
Lalu, apakah sebenarnya cat flu (flu kucing)? Apakah kita perlu khawatir jika kucing kita mengalami gejala yang merujuk pada cat flu?
Cat flu atau flu kucing merupakan istilah untuk infeksi saluran pernapasan atas (upper respiratory tract infection / upper respiratory tract disease).
Infeksi saluran pernafasan atas berarti organ yang terinfeksi yaitu hidung, sinus hidung dan pangkal tenggorokan. Namun, tidak hanya itu, biasanya karena berkesinambungan sebagai sistem, maka organ lain seperti mulut, telinga, mata pun menjadi berkaitan dan turut terkena infeksi.
Saluran pernafasan, normalnya memiliki fungsi mengatur pertukaran udara. Pada anjing dan kucing termasuk hewan yang mengandalkan indra penciuman, sehingga saluran pernafasan pun berperan mengirimkan sinyal ke syaraf olfaktoris (syaraf penciuman) yang akan diteruskan ke otak dan diolah sebagai informasi.
Sehingga ketika ada infeksi di saluran pernafasan akan membuat indra penciuman terganggu, yang berakibat pada nafsu makan yang menurun danlebih menyukai makanan dengan aroma yang sangat menyengat.
Selain itu, radang pada saluran pernafasan akan menyebabkan peningkatan mukus atau lendir yang umumnya dikenal dengan ingus, pada kondisi parah akan menyebabkan sesak nafas akibat penumpukan lendir.
Gejala lain yang muncul akibat infeksi saluran pernafasan yaitu :
Lemah, lesu
Mata berair
Mata merah, Radang
Membran mata menutupi sebagian mata
Dehidrasi (kurang cairan)
Tidak mau makan
Aktifitas berkurang (hanya ingin berdiam diri )
Luka pada gigi, bibir
Mulut bau
Demam (suhu > 39.5°c)
Bersin
Kondisi seperti ini ditemui pada infeksi yang baru (akut), dan pada infeksi yang kronis (lama) biasanya nafsu makan tidak terganggu, tidak ada demam, dan tidak terlalu parah.
Selebihnya biasanya hanya terjadi saat kondisi imun atau daya tahan tubuh sedang menurun dan akan sembuh ketika daya tahan tubuhnya kembali membaik.
Pada kitten atau anak kucing, terjadinya infeksi saluran pernafasan yang akut bisa menyebabkan kematian. Hal ini dikarenakan saluran nafas yang terganggu sehingga pernafasan terhambat, juga mengalami dehidrasi akibat nafsu makan menurun.
Jadi apa yang yang menyebabkan cat flu atau flu pada kucing?
Flu pada kucing disebabkan oleh virus maupun bakteri. Virus yang umum menginfeksi yaitu feline rhinotracheitis, feline calicivirus. Bakteri bisa disebabkan oleh Bordetella bronchiseptica, Chlamidya (Chlamydophila felis).
Gejala nya sangat khas untuk infeksi calicivirus yaitu adanya luka di mulut (sariawan /stomatitis), air liur berlebihan. Infeksi rhinotracheitis atau feline herpesvirus selain gejala peradangan pada saluran nafas, juga akan terlihat adanya gejala pada mata (infeksi mata, mata merah, selaput mata menutupi 1/3 mata).
Gejala akibat infeksi chlamidya akan memperlihatkan infeksi parah pada mata, membuat mata tertutup, bengkak, dan banyak kotoran. Biasanya terjadi pada kitten atau anak kucing.
Mengobati kucing flu
Pengobatan yang bisa dilakukan untuk menangani infeksi saluran pernafasan atas yaitu,
Penggunaan nebulizer dan penguapan untuk meringankan ingus yang ada di hidung dan saluran nafas.
Menjemur kucing pada pagi hari selama 5-10 menit pun bisa dilakukan untuk mengurangi adanya ingus dan menjaga tubuh tidak lembab.
Pemberian pakan yang memiliki bau menyengat, rasa yang kuat (high palatable food) karena biasanya disertai dengan tidak nafsu makan, hal ini dilakukan untuk tetap mendapatkan asupan makanan.
Perlu dilakukan infus jika memang kondisinya cukup parah dan dehidrasi
Antibiotik, umumnya infeksi disertai juga dgn infeksi bakteri (ditandai dengan ingus warna hijau) oleh karena itu, antibiotik perlu diberikan. Pemberian antibiotik hanya berdasarkan pemeriksaan dan resep dokter.
Obat penurun panas dan pereda nyeri. Biasanya diresepkan oleh dokter melihat kondisinya yang cukup parah disertai demam.
Obat yang dapat meluruhkan ingus sehingga ingus tidak terlalu banyak. Membantu untuk melegakan saluran nafas, obat ini akan diberikan dokter jika langkah nebulizer masih menyisakan ingus yang cukup banyak.
Kucing dengan kondisi flu akut mungkin bisa mengalami rawat inap jika diperlukan, tergantung keparahannya. Namun bisa juga setelah proses penguapan dengan nebulizer dibolehkan rawat jalan dengan diberikan resep obat.
Kenapa sudah diobati masih tetap terkena flu ?
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, umumnya flu kucing disebabkan oleh virus, terutama feline herpes virus (feline rhinotracheitis). Sifay virus herpes ini setelah menginfeksi akan berada pada ganglion syaraf. Sehingga, kucing yang pernah terinfeksi akan selalu membawa virus dan memungkinkan menularkan virus. Virus akan kembali aktif ketika daya tahan tubuh menurun. Oleh karena itu, ketika sudah diobati, obat sudah habis, kondisi tubuh sedang tidak baik, imunitas menurun, cuaca tidak mendukung. Akan menyebabkan virus aktif kembali. Sehingga sangat penting menjaga kebersihan, menjaga kesehatan, dan kenyamanan kucing. Agar kucing tidak mengalami stress yang berakibat imunitas atau daya tahan tubuh menurun
Apakah bersin selalu flu?
Bersin atau sneezing merupakan salah satu usaha normal tubuh untuk mengeluarkan benda ataupun hal asing yang ada di saluran pernafasan. Bersin, terkadang diidentikkan dengan kondisi flu. Memang salah satu tanda adanya infeksi di saluran pernafasan adalah bersin. Mekanisme tubuh ini dilakukan karena ada ingus yang mengganggu di hidung. namun, ternyata tidak semua bersin berkaitan dengan flu.
Excessive sneezing atau bersin yang berlebihan bisa juga menandakan kucing sensitif dan alergi terhadap sesuatu. Atau mungkin ada sesuatu yang ada di dalam hidung yang membuat tidak nyaman. Tumor dan kanker merupakan salah satu yang bisa juga membuat bersin terus menerus. Polip merupakan salah satu kondisi pada hidung yang ditandai dengan adanya daging tumbuh di dalam hidung, hal ini pun membuat kucing selalu bersin. Tapi biasanya pada kondisi bersin ini tidak disertai dengan demam dan penurunan nafsu makan, tapi mungkin juga ada darah saat bersin.
Bisa juga kemasukan benda asing seperti rumput, debu, ataupun benda lainnya. Ini menyebabkan bersin pada kucing.
Nafsu makan baik, tidak demam, minum masih mau tapi flu? Apakah harus khawatir?
Selama asupan makanan tetap terjaga, tentu kita bisa sedikit bernafas lega. Artinya tidak ada tingkah laku yang berbeda dari kucing kita. Namun, perlu diperhatikan kualitas makanan yang diberikan saat kondisi ini. Bisa kita berikan makanan yang mengandung banyak protein seperti ikan, ayam, daging, ati ayam. Selain baunya yang menyengat, kandungan protein juga baik untuk mempercepat proses persembuhan, meningkatkan regenerasi sel, meningkatkan daya tahan tubuh. Suplemen pun sangat penting diberikan, banyak sekali suplemen yang mengandung vitamin dan mineral yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Konsumsi air minum juga perlu diperhatikan sehingga pada masa ini makan wet food lebih disarankan.
Pencegahan infeksi saluran pernafasan atas
Vaksinasi salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah infeksi ataupun mengurangi keparahan kondisi saat masuknya virus dan bakteri penyebab flu kucing.
Vaksinasi yang diberikan untuk mencegah infeksi feline rhinotracheitis, feline calici virus, dan chlamydia. Vaksin ini telah tersedia dalam satu kesatuan bersama dengan vaksin terhadap feline panleukopenia (feline distemper).
Kucing yang sakit dan memiliki gejala merujuk ke gejala flu perlu diisolasi dari kucing yang sehat. Hal ini dilakukan karena virus sangat mudah menular antar kucing
Kucing usahakan tetap di dalam rumah saat kondisi cuaca kurang menunjang seperti musim hujan. Krn kondisi hujan menyebabkan lembab dan dingin yang juga bisa membuat tidak nyaman, akhirnya kucing stress dan daya tahan tubuhnya menurun.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Muntah cacing merupakan gejala klinis muntah bisa berupa cairan maupun makanan yang disertai dengan cacing dewasa yang menginfeksi anjing dan kucing. Biasanya cacing yang dikeluarkan bersama muntah akan terlihat masih hidup (bergerak) dan dalam kondisi mati. Adanya cacing pada muntah menunjukkan infestasi cacing pada tubuh yang cukup parah.
Cacing yang menginfeksi dan menyebabkan muntah cacing pada anjing dan kucing adalah cacing gelang (roundworm). Cacing gelang berwarna putih dengan panjang berkisar 2-12 cm panjangnya. Spesies yang biasa menginfeksi anjing dan kucing, serta termasuk cacing gelang (roundworm) yaitu Toxocara canis, Toxascaris leonine, Toxocara cati.
Infeksi cacing gelang pada anjing dan kucing bisa terjadi pada berbagai kondisi, berikut kondisi yang menyebabkan muntah cacing pada kucing dan anjing.
#1 Belum pernah diberikan obat cacing
Obat cacing lazimnya diberikan sejak dini pada usia 5 minggu dan diulangi kembali setiap 4 minggu hingga usia 1 tahun. Setelah itu diulang setiap 2-3 bulan sekali untuk pencegahan terhadap infeksi cacing.
#2 Induk hamil dan menyusui yang belum pernah diberikan obat cacing
Saat kawin sebaiknya diberikan obat cacing untuk menghindari adanya infeksi cacing pada induk. Infeksi cacing pada induk bisa menular pada anak karena larva cacing bisa menembus pembuluh darah dan placenta (transplacental) sehingga bisa menginfeksi janin. Larva cacing gelang dapat terbawa di air susu sehingga menginfeksi kitten atau puppy yang menyusui induknya (transmammary).
Cacing gelang, penyebab muntah cacing pada kucing dan anjing
Cacing gelang berkembang ditubuh anjing dan kucing berlangsung sekitar 5 minggu, perkembangan dari telur hingga cacing dewasa. Kucing dan anjing bisa terinfeksi cacing dari lingkungan yang terkontamiansi telur infektif dari cacing. Kebiasaan anjing dan kucing yang menjilati telapak kaki nya menyebabkan masuknya telur infektif ke dalam tubuh. Telur cacing ini bisa berkembang menjadi larva dan akhirnya masuk ke usus halus dan berkembang menjadi cacing dewasa. Ketika anjing maupun kucing tidak dilakukan pengobatan anticacing maka cacing dewasa akan berkembang dan melakukan reproduksi. hal ini menyebabkan populasi cacing semakin bertambah. Semakin banyak cacing di saluran pencernaan tak jarang cacing ini pun bermigrasi ke organ lain dan terbawa ke saluran pencernaan bagian atas. Akhirnya menyebabkan reflek muntah pada anjing dan kucing. Selain pada muntah, cacing dewasa pun mungkin muncul pada feses ataupun kotoran. Feses maupun kotoran anjing dan kucing yang terinfeksi cacing pun ditemukan telur dari cacing gelang.
Gejala klinis yang muncul ketika anjing dan kucing terinfeksi cacing gelang yaitu:
Terdapat cacing dewasa pada muntah dan feses
Feses cair (diare) berkepanjangan, bisa disertai dengan darah
Berat badan tidak mengalami pertambahan
Perut buncit namun badan kurus dan mengalami malnutrisi karena penyerapan nutrisi yang tidak sempurna
Hewan lesu dan tidak aktif
Rambut dan kulit kusam
Pet owner biasanya memeriksakan anjing maupun kucing nya setelah didapati adanya cacing pada muntah maupun kotoran dan disertai kondisi feses (kotoran yang cair). Tak jarang juga dengan kondisi anjing dan kucing yang telah lesu dan lemah. Dokter akan melakukan pemeriksaan dengan memperbaiki kondisi tubuh jika memang terjadi dehidrasi, melakukan pemeriksaan feses (kotoran). Hasil positif pemeriksaan feses akan memperlihatkan adanya telur cacing yang bentuknya sangat khas. Ketika didapati hasil positif di feses disertai dengan cacing dewasa yang keluar bersama muntah maka dokter akan memberikan terapi anticacing (anthelminthik). Treatment dapat menggunakan anthelminthik yang mengandung praziquantel, pyrantel pamoat, dan febantel. Kombinasi zat aktif ini lazim ada pada obat cacing khusus anjing dan kucing dengan merk dagang Drontal, maupun Petderm.
Banyak klien yang telah menggunakan obat cacing khusus manusia seperti Combantrin. Namun, penggunaan obat cacing ini kurang tepat untuk anjing dan kucing akibatnya masih ada cacing ditemukan di hewan peliharaannya. Hal ini disebabkan oleh dosis yang tidak tepat dan kandungan bahan aktif dengan kombinasi yang kurang tepat untuk membasmi cacing pada anjing dan kucing. Jadi tetap disarankan memberikan obat cacing dengan rekomendasi dokter hewan dan khusus anjing dan kucing.
Cacing pada anjing dan kucing dapat menular ke manusia melalui telur yang terinfeksi yang mungkin beberada di lingkungan. Telur cacing yang infektif ini akan masuk dan berkembang di tubuh sehingga menyebabkan larva migran (larva yang berkembang di organ dan bermigrasi) .
? sumber : cdc.gov
Menjaga kebersihan diri (selalu mencuci tangan) dan tidak memakan daging mentah atau sesetengah matang, dan susu yang tidak dipasteurisasi, bisa mencegah penularan.
*P.S Jika ada yang ingin ditanyakan/didiskusikan jangan sungkan bertanya melalui komentar di bawah ini ya. Jangan lupa juga share artikel ini agar informasinya bisa bermanfaat bagi orang lain.