Tidak hanya cacing, kedua parasit ini juga bisa menyebabkan diare pada anjing dan kucing loh!
Cukup sering saya mendapatkan curhat dari pemilik anjing maupun kucing mengenai anjing dan kucing mereka yang mencret terus menerus bahkan hingga diare dan menyebabkan lemas, padahal mereka telah memberikan obat cacing bagi anjing dan kucing nya.
Lalu, apa benar penyebab diare itu hanya cacing saja? Tentu saja permasalahan saluran cerna seperti diare penyebabnya tidak hanya cacing.
Pada artikel sebelumnya, saya pernah juga membahas mengenai diare bisa cek disini ya : Diare pada anjing dan kucing
Nah, setelah baca artikel sebelumnya, sudah tau kan kemungkinan penyebab diare?
Jadi penyebab diare itu beragam sekali, untuk mengetahui nya perlu dilakukan observasi lebih lanjut, mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan diare.
Sebaiknya memang diperiksakan juga ke dokter hewan, karena dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut misalnya dengan melakukan pemeriksaan feses (kotoran) dengan menggunakan mikroskop.
Jika penyebabnya sudah diketahui, maka akan diberikan penanganan yang tepat sesuai kondisinya.
Salah satu penyebab diare yang bisa menyerang anjing dan kucing yaitu protozoa (parasit internal, biasanya hidup di dalam sel).
Protozoa yang bisa menyebabkan diare pada anjing dan kucing diantaranya yaitu Giardia sp. dan Coccidia.
Protozoa bukan virus, bukan juga bakteri, mereka adalah organisme sel satu yang hidup dalam sel atau diantara sel.
Parasit ini dalam kondisi yang normal dan keberadaannya terkontrol tidak akan memberikan efek dan gangguan pada anjing maupun kucing. Namun, jika terpapar dalam jumlah yang banyak misalnya minum dan makan dari tempat yang terkontaminasi protozoa ini, akan mungkin sekali parasit berkembang dengan cepat dan menyebabkan gangguan, terlebih jika kondisi tubuh sedang kurang baik.
Bagaimana protozoa Giardia dan Coccidia menginfeksi anjing dan kucing ?
Giardia merupakan protozoa yang memilik 2 bentuk yang ada pada anjing dan kucing. Bentuk yang pertama adalah trophozoit , bentuk trophozoit yang aktif dan terdapat di saluran cerna (tidak bisa bertahan di luar tubuh anjing dan kucing, hanya ada di saluran cerna). Bentuknya seperti bulatan kecil tidak sempurna dengan mata hidung mulut dan ekor kecil. Pada fase hidup ini, tidak bisa menginfeksi anjing maupun kucing, tapi bisa ditemukan di feses.
.Bentuk kedua berupa kista yang menginfeksi, bisa bertahan di lingkungan terutama air.
Sehingga anjing dan kucing yang terkena parasit ini kemungkinan besar terkontaminasi dari air yang kotor.
Jadi, penularan giardia terjadi secara oral (masuk melalui mulut), kucing dan anjing minum dan makan dari tempat yang air nya terkontaminasi parasit ini. Selain makanan, bisa juga terkontaminasi dari tempat (kandang) dan peralatan bekas hewan yang terinfeksi namun tidak dibersihkan, karena bentuk kista infektif bisa bertahan di lingkungan.
Penjelasan gambar di atas :
- Kista dan ookista coccidia masuk melalui kotor-kotoran atau binatang kecil yang dimakan/diminum oleh hewan
- Saat sampai di saluran cerna, berubah menjadi bentuk trophozoite dan bentuk sporulasi, sporozoite
- Tophozoite akan menempel pada mukosa pencernaan dan menyerap sari-sari makanan, sedangkan bentuk sporozoite selain menyerap makanan, akan menggali dinding usus sebagai tempat pematangan
- Tophozoite juga akan berkembang biak dengan cara membelah diri
- Setelah membelah diri akan terbentuk kista (enkistasi) pada usus besar, dan ookista dari coccidium terbentuk di usus halus
- Kista giardia dan ookista coccidium akan keluar menempel bersama kotoran hewan.
Coccidia yang menyerang anjing dan kucing yaitu Isospora canis, Isospora felis.
Parasit ini bisa menginfeksi anjing dan kucing melalui rute oral (masuk ke mulut). Biasanya penularan terjadi dari induk ke anak melalui fesesnya. Feses (kotoran) yang mengandung kista infektif dari parasit ini akan masuk ke kitten maupun puppies jika tidak sengaja menelan dengan menjilat bagian yang terkontaminasi.
Sama seperti Gardia, Coccidia memiliki 2 bentuk dalam fase hidup nya yaitu bentuk yang telah terspora, sporozoite, yang akan menjadi matang didalam dinding usus dan menyebabkan gangguan di saluran cerna.
Bentuk yang kedua yaitu Ookista, bentuk yang belum dewasa sebagai pertahanan yang yang dapat bertahan dilngkungan, bisa perlengkapan, makanan, minuman yang terkontaminasi.
Jika anjing dan kucing makan jeroan mentah terutama usus dari ayam, sapi, domba yang terinfeksi, maupun hewan liar yang terinfeksi (tikus) bisa juga terinfeksi coccidia melalui makanan ini.
Bagaimana gejala anjing dan kucing yang terkena infeksi ini?
Anjing dan kucing yang mengalami infeksi akan memperlihatkan gejala diare, pada infeksi coccidia kemungkinan mengalami diare berdarah. Diare selain berdarah bisa juga bercampur dengan lendir dan berwarna pucat.
Kondisi infeksi pada anjing dan kucing yang berlangsung lama atau kronis, bisa juga mengakibatkan gangguan penyerapan nutrisi sehingaa anjing dan kucing akan terlihat kurus, lemas, disertai diare yang berkepanjangan.
Apa yang perlu dilakukan jika anjing dan kucing terinfeksi parasit ini?
Jika hewan diare lebih dari 3 hari, periksakan ke dokter hewan.
Semakin lama tertunda, hewan akan dehidrasi dan akan semakin sulit disembuhkan. Dokter hewan akan memeriksa kotorannya dan melihat tanda-tanda infeksi parasit.
Setelah itu biasanya akan diberikan anti parasit (jika memang diketahui positif dan telah dilakukan observasi lebih lanjut) dan vitamin untuk pemulihan.
Dokter akan memberikan obat sesuai dengan kondisinya, antibiotik bisa juga diberikan untuk membasmi protozoa. Pemberian obat harus berdasarkan resep dan saran dokter hewan.
Tips lain yang bisa dilakukan untuk mempercepat persembuhan yaitu:
- Berikan makanan yang lembut. Infeksi parasit membuat saluran pencernaan terluka dan perut akan sakit. Makanan yang lembut memudahkan hewan untuk mencerna makanan.
- Berikan air putih yang bersih, layak minum, sebaiknya yang matang.
- Berikan tempat yang nyaman
- Jangan lupa minumkan obat sesuai dengan anjuran dokter hewan
Apakah Giardiasis dan coccidiasis dapat menular ke manusia?
Penularan dari anjing dan kucing ke manusia kemungkinan nya kecil karena berbeda spesies yang menginfeksi. Namun, mencuci tangan setelah kontak dengan kotoran anjing dan kucing yang sakit dan terinfeksi sangat penting.
Penting juga untuk mencuci tangan sebelum memegang kucing atau anjing lainnya dan sebelum makan.
Jika memang ada anjing dan kucing yang sakit, pastikan perlengkapan nya dibersihkan dengan menggunakan disinfektan sebelum digunakan oleh kucing lainnya.
Protozoa ini memang menyerang saluran cerna terutama usus sehingga akan memperlihatkan mencret bahkan diare. Penanganan yang tepat dan menjaga kebersihan lingkungan bisa mengurangi resiko infeksi. Berikan air dari sumber yang bersih untuk mengurangi kontaminasi.
Referensi:
Greene, C. Infectious disease of dogs and cats fourth edition. 2012. Missouri: Elsevier
Blackburn BL, Dryden MW.2000. Pfizer atlas of veterinary clinical parasitology.pfizer anmal health